12 September 2011
Ruang Penat Kontrakan
Aku "MALAS"
Terasa penat.... Malas yang luar biasa, ditambah lagi dengan suara cacing-cacing dalam perutku yang minta diperhatikan. Belum ada nasi yangg masuk dalam perutku sejak pagi. Bukan semata-mata karena aku tak punya uang, namun karena sebuah kata "malas". Aku memang tak membawa sepeserpun uang di dompet, tapi bisa saja aku pinjam ke temanku dulu jika aku mau. Tapi itu tak pernah ku lakukan, lagi-lagi hanya karena alasan "malas". Lama aku sudah ingin tobat lahir batin, aku juga telah berjanji pada orang tua dan kekasihku, bahwa aku akan makan tepat waktu, namun "malas" ini mengalahkan segalanya.
Ya Rabb.... Berilah sedikit kekuatan padaku untuk melawan rasa ini. Melawan "malas" yang semakin lama semakin betah bersarang di benakku. Pesan-pesan dari kekasihku bergantian terngiang di telingaku. Sebuah ucapan yang selalu aku ingat : "Aku selalu malas untuk malas, sehingga tak ada kata malas dalam kamus hidupku". Andai aku bisa sepertinya, andai aku bisa membuang rasa malas ini. Malas ini bahkan membuatku tak peduli pada diriku. Bisa saja kambungku terinfeksi lagi, bisa saja besok aku terbaring di rumah sakit, dan semua itu cuma karena sebuah rasa "malas".
Aku berharap "malas" ini segera pergi. Aku berharap, setelah matahari terbit esok, tak aku temui lagi kata "malas" dalam kamus hidupku. Aku pun berharap slogan kekasihku dapat pula aku lakukan. "Aku MALAS untuk MALAS".
Aku berharap "malas" ini segera pergi. Aku berharap, setelah matahari terbit esok, tak aku temui lagi kata "malas" dalam kamus hidupku. Aku pun berharap slogan kekasihku dapat pula aku lakukan. "Aku MALAS untuk MALAS".