twitter


Kamis, 8 September 2011
TUING..TUING..!!
            Hari ini aku terbangun dengan tuing..tuing.. sebuah jerawat nongol diatas bibirku, mengalahkan tahi lalat yang dihidungku.. hohoho.. jerawatnya sakit banget… Duh.. entahlah kok aku ngomongin tentang jerawat sih.. gak penting banget kan.. tapi hari ini sebenarnya aku lagi punya masalah besar (menurutku) yang aku gak bisa ceritakan di sini, cukup hanya aku dan Allah saja yang tau, aku hanya bisa menceritakan keluh kesahku kepada Allah. Aku yakin Allah mampu memberikan perhatiannya padaku. Aku yakin Allah mampu memberikan kekuatan padaku. Aku yakin Allah mampu memberikan kebahagiaan padaku. Aku hanya tak ingin lepas darimu ya Allah.

            Hanya itu yang bisa aku tulis hari ini tak sanggup berkata-kata lagi karena lagi sedih. Ya Allah semoga kesedihanku ini bisa menghidupkan hati dan jiwaku.
***


01.01 WIB
Kuterjaga dalam malam-Mu. Pagi ini mataku benar-benar sulit terpejam. Aku pun memanggil kawan untuk menemani dini hariku lewat SMS. Dia sekarang ada di perjalanan menuju rumah. Tapi, karena bus yang akan ditumpanginya tak kunjung datang, maka dia pun terpaksa menginap di loket bus. Ketika kutanya lama perjalanannya, dia menjawab 2x12 jam. Masya Allah, lama nian ya.

Aku sedikit khawatir dengannya. Meskipun dia sering bepergian, tapi kondisi fisiknya sama sepertiku, tak pernah bisa capek. Pikiranku melayang setinggi awan. Oh, Kawan! Aku tahu kamu tak sendiri di sana. Tapi aku tetap khawatir sehingga kata demi kata kurangkai melalui SMS untuk menemani perjalananmu. Innallaaha ma'anaa,,,

07.00 WIB
"Katanya ngeronda, kok malah molor,,,"
Begitulah SMS pertama yang bertandang di Sony-ku. Dini hari aku memang ronda keliling kampung, tapi hanya sekejap mata. Hehe.

Pagi ini aku ditemani oleh nasi berbalut telur. Hmmm, nikmat banget! Makanan ini yang sering kulahap hingga butir terakhir. Nanti siang giliran tahu tek yang akan menemani piringku.

Hari pertama masuk sekolah bagi yang sekolah. Tapi aku masih berkutat di kamar. Masuk kuliah masih lama, tanggal 19 September 2011. Ingin rasanya segera balik ke kampus untuk memantau kondisi fakultasku. Hari ini pun aku wajib keluar rumah rumah untuk memantau jalan raya yang tak pernah sepi. Tapi, mandi dulu biar seger. So, don't go anywhere...


Dear Diary...
Entah mengapa rasa rinduku menjadi sebuah kebimbangan...
Apakah karena jarak??? Ataukah hanya sebuah cobaan hati???
Hari ini benar-benar menguras energi untuk beradu argumen dengan hati...
Tetapi, arisanku naik membuat raga tak begitu lelah dengan buku baru yang kubeli...
Berharap hati tak lagi berdebat rasa...


Aku selalu ragu jika hendak berkomentar tentang pujian yang kauberikan, karena kutahu bahwa tak selamanya rasa dan pendapat itu sama, selain kutahu bahwa diri ini tak berarti apa-apa tanpa kehendak-Nya. Aku hanya percaya, bahwa faktor keberuntungan itu yang paling menentukan. Aku selalu ingat kata-kata sahabatku yang pernah memenangkan sebuah lomba tingkat nasional, bahwa kemenangan hanyalah selera juri, yang sama-sama manusia. Jadi, tetaplah mencoba dan berharap kemenangan pasti menjadi milik kita. Terimakasih Tuhan, Kau masih menyayangiku, meski diri ini hanyalah seonggok daging yang masih saja lalai dengan perintah-Mu.....


 Tadi pagi aku juga sempat baca statusnya Dwi Suwiknyo....

"Hai penulis, atau yang suka nulis: ada proyek jadi co-writer buat naskah non-fiksi nih. Buat yang tertarik bisa kirim CV-profil dan contoh tulisan kamu ke email: redaksigrafikata@gmail.com. Kabari temen lainnya ya, sip! *Salam Kreatif!"

Habis baca itu jadi tertarik pengin ikutan....

***


Beberapa hari ini  saya jadi susah tidur malam, ini gara-gara keseringan tidur sore yang akhirnya kebablasan sampai tengah malam.   Jadinya kayak gini nih, bangun jam 1 malam , celingak-celinguk sendirian, mengendap-endap ke dapur cari makanan persis kayak kucing kelaparan.  Dan sialnya tidak ada makanan satupun dikulkas! yang ada nasi dan lauk yang masih tersaji di meja.   Masa iya aku makan tengah malam? gimana sama program dietnya?

Akhirnya aku balik ke kamar , manyun sambil membawa secangkir kopi lalu OL dah...

Begini dan begini setiap malam.. :( yah, siapa tahu badanku bisa kecil sendirinya hahah..


Lelahku tak tertahankan, tapi semangatku tak pernah pudar

Setelah seharian melakukan aktivitas, tubuhku kelelahan
........


Aku menyukai dunia tulis menulis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Tapi penghargaan akan hobiku itu kurasa sangat kurang. Baik dari diriku sendiri maupun orang lain. Bagi orang tua, yang penting adalah sekolah dan prestasi akademik. Aku memang kemudian berhasil mewujudkan impian orang tuaku. Belajar rajin, selalu peringkat satu secara akademis sejak SD sampai SMP, lalu masuk SMA favorit di kotaku, bekerja sebagai PNS di usia belia, 19 tahun, kemudian tugas belajas S-1 atas biaya kantor , menikah dengan orang yang sesuai dengan harapan orang tua *mapan secara ekonomi, sholeh,  menerima keluargaku apa adanya bla bla bla*, dan terakhir tugas belajas S2 di Belanda atas biaya Pemerintah Belanda. Lengkap sudah semuanya. Tapi ada satu hal yang membuatku terasa hampa, aku tidak pernah benar-benar menekuni dunia tulis-menulis yang menjadi hobiku sejak kecil, hobi yang membuatku merasa ‘sangat berguna’ dan ‘eksistensiku’ diakui.  Alasannya sederhana, aku terlalu focus pada satu tujuan, belajar, karena  itu amanah orang tua. Dan kedua, aku tidak pernah sungguh-sungguh memperjuangkannya seperti memanajemen waktu dengan lebih baik sehingga dalam kesibukan belajar aku masih bisa menulis.

Tanpa bermaksud menyalahkan siapa-siapa, kini kusadari bahwa bisa menulis itu adalah nikmat dan karunia Allah SWT yang harus disyukuri. Karena tidak semua orang mendapatkannya. Ada yang memiliki waktu tapi merasa tidak memiliki ide atau keterampilan yang memadai. Ada yang bisa menulis dalam arti memiliki keterampilan untuk itu, namun tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya. Kelihatanannya alasan tidak ada  waktu sangat klise. Tapi begitulah adanya. Karena aku mengalaminya saat ini. Mengurus bayi adalah cita-citaku sejak menikah. Namun rupanya Allah SWT memberikannya sekarang setelah satu windu menunggu. Dan pada saat yang sama semangatku untuk menulis berkobar kembali tanpa bisa kukendalikan. Passion yang selama ini mengendap dan meminta haknya untuk diungkapkan . Aku merasa sangat sedikit waktu yang kupunya. Sisanya telah kucurahkan untuk buah hatiku. Sekarang terasa sekali betapa waktu satu menit yang berhasil kusisihkan untuk sekedar berimajinasi tentang sesuatu yang akan kutulis sangatlah berarti. Termasuk ketika aku berhasil menyisihkan waktu beberapa menit untuk menuliskan hal ini *yang detik ini tengah Anda baca*, rasanya seperti menemukan oase di Padang Pasir. Bersyukurlah bagi siapapun Anda yang punya banyak kesempatan untuk menulis saat ini. Karena banyak di luar sana orang-orang yang dihimpit kesibukan sehingga tidak mampu melakukannya. Teruslah menulis dan biarkan dunia tahu isi hati dan pikiranmu. Siapa tahu engkaulah si pengubah dunia itu. *Salam Pena*


Kita adalah raja dan ratu bagi tulisan kita sendiri.

Memo, 8 September 2011

Mencoba menyiapkan 2 event terpenting sepanjang hidupku, sungguh membutuhkan persiapan yang sangat matang dan agak rumit, baru kali ini aku mengambil tantangan untuk bekerja sendiri, sebagai panitia, editor, juri sekaligus dan penyelenggara, persiapan Solo Novelet dan duo Novelet Hylla dalam Episode, di samping membikin solo kumcer Surealisme lumayan menguras otak. Tapi pasti ada hikmah dan kebahagiaan tersendiri saat  buku-buku itu terbit nantinya.

Rasanya aku agak terbengkalai juga di Novel dan Artikel yang hingga detik ini pun belum kesentuh. Pingin bisa lebih memanage waktu dan mulai serius juga di Artikel dan Novel. Beberapa hari yang lalu beberapa Abang menekankan aku harus lebih Focus dan menulis lebih enjoy, mencoba membuat lebih draft jangan perdulikan dulu nasib tulisan itu dan genrenya apa? Yang terpenting melakukan lebih banyak pengendapan. Menulis dgn tidak terpatok deadline melainkan menulis, menulis dan terus menulis. Baru kita memetak-metakkannya dan menerbitkannya satu persatu. Kita adalah Raja dan Ratu untuk tulisan kita sendiri.