twitter


Harapan
Friday – Sept 16, 2011 8.53 pm


“Jangan gantungkan harapan itu pada manusia karena sesungguh’a manusia adalah makhluk yang lemah.”

Untuk beberapa saat kata-kata itu terus terngiang di pikiranku. Ya, memang benar adanya. Manusia memang makhluk yang penuh dengan kekurangan. Jangankan untuk menerima atau menopang pengharapan orang lain, dirinya sendiri masih selalu meminta dan mengandalkan belas kasih Sang Pencipta.

Berharap pada manusia sering membuat kecewa, namun bila harapan itu qta gantungkan padaNya, insya Allah akan membuat diri mampu menerima setiap ketentuanNya karena qta menyadari bahwa apa yang Allah berikan pastilah yang terbaik ada’a.

*Semoga hati bisa menjadi tenang karena menempatkan pengharapan pada Dzat tempat semua makhluk berharap. Biarkan Ia yang menentukan jalanNya. Tugasku hanya berikhtiar dan berdoa.


Hmm, tadi siang orang Tv datang... Tapi aku sedang kuliah. Orang TV selalu datang dadakan. Apa mereka nggak sempat telepon dan bikin janji dulu?
Terakhir kali yang kuingat, aku masuk channel TV daerah sewaktu aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Saat itu aku punya banyak sekali prestasi akademik dan non akademik. Saat itu aku merasa memiliki semua yang aku butuhkan, dan yang kuinginkan. Bahkan yang tak terlalu aku butuhkan pun juga aku miliki. Semuanyaaa....Pacar yang selalu mengerti aku sibuk dengan berbagai tugas OSIS, kepanitiaan dan kompetisi. Sahabat-sahabat yang sudah paham kebiasaan burukku dan tidak menjadikan semua itu sebagai masalah besar. Mereka selalu mempercayaiku, selalu ada untuk menghiburku. Aku juga punya guru-guru yang sangat mencintaiku. Mereka sering kali membangga-banggakan aku di depan adik kelas dan itu begitu membuatku tersanjung. Aku merasa kerja kerasku diberi reward. Itu sangat berharga untuk membangun kepercayaan diriku. Aku selalu yakin semuanya akan baik-baik saja, meskipun aku melakukan kesalahan konyol saat menjawab pertanyaan di depan kelas, saat kerja kelompok, saat pelajaran olah raga, aku selalu tampil apa adanya dan begitu berani. Orang tuaku tak kalah perhatian. Mereka menghadiahkan motor baru, laptop baru, sepeda baru, kamar baru, ruang belajar baru. Aku merasa seperti ada dalam dongeng tidurku.
Tapi semua itu nyata. Mimpi yang benar-benar terealisasikan. Aku selalu mendapat juara 1 umum selama 6 semester. Aku berhasil membuktikan diriku di hadapan semua orang yang dulu pernah mencibirku. Jika harus kuingat-ingat lagi saat itu, sungguh berat dan serius perjuanganku. Pulang sekolah aku sudah harus les pelajaran di sekolah sampai sore jam 4. Dari jam 4 sampai jam lima aku istirahat. Dari jam 5 sampai jam 6, aku makan~mandi~sembahyang. Setelah itu, waktuku kuhabiskan untuk belajar sampai jam 9 malam. Tanpa godaan acara-acara televisi. Aku khusuk sekali belajarnya. Jam 5 pagi aku sudah harus bangun membantu nenekku berjualan sembako dan ikan di warung kami. Jam 6 pagi aku mandi, sarapan, dan akhirnya berangkat ke sekolah. Sampai di sekolah aku mesti bersih-bersih halaman. Melelahkan memang, tapi aku menjalaninya dnegan suka cita sambil bersenandung dengan kawan-kawanku. Semua beban itu tak terasa lagi...
Dulu sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, aku adalah anak yang sangat terbelakang. Aku lamban, malas, manja, dan pelupa. Sempat aku berpikir, ini adalah efek kecelakaan yang kuperoleh ketika masih bayi. Ibuku membiarkan aku tidur di atas kasur sendiri, akhirnya tubuhku yang masih sangat rapuh itu jatuh ke lantai. Suatu mukjizat waktu itu aku baik-baik saja, seperti tak terjadi apa-apa. Tapi seiring bertambahnya usia, aku yakin ada yang salah dengan diriku karena peristiwa itu. Dan akibat prasangka buruk sekaligus dipanas-panasi orang, aku jadi sering menyalahkan ibuku. Aku membenci hidupku. Bagaimana tidak? Nenekku selalu membanding-bandingkan aku dengan sepupuku yang usianya beda sebulan denganku. Sepupuku yang pandai bersempoa, menyanyi, dan selalu meraih ranking 1 di kelasnya. Nenek juga sering berceloteh, kenapa ia bisa punya cucu berkulit hitam, tinggi, dan kurus sepertiku.
Hal yang membuatku paling tersinggung adalah ketika aku pulang ke kampung halaman. Aku sudah lama tak berkunjung. Dan betapa kagetnya aku ketika seseorang menarik pembantuku dan memanggilnya dengan sebutan \"Gunggek\". Gunggek adalah sebutan untuk putri kaum bangsawan Bali. Dan jujur aku merasa terhina begitu mendengar orang lain tidak mengenaliku. Mungkin karena fisikku yang tidak terduga adalah seorang putri kaum bangsawan. Pembantuku diam saja dipanggil seperti itu, ia sama sekali tidak mengklarifikasi. Aku benar-benar emosi. Aku mengamuk agar orang itu disingkirkan dari hadapanku. Tapi nenekku sudah sangat dekat dengannya dan menjadikan ia sebagai orang kepercayaan. Pembantuku, umurnya tak jauh beda denganku. Diusia yang semuda itu ia sudah harus jadi pembantu. Aku tidak bermaksud membuatnya kehilangan pekerjaan, tapi aku benar-benar ingin memecatnya karena ia tidak mengerti betapa tersinggungnya aku.
Aku tahu secara fisik mungkin aku kurang. Tapi coba tanyakan orang-orang yang sudah lama mengenalku, mereka tahu segala tentangku. Mereka menerimaku. Mereka tahu ada sesuatu yang bisa dibanggakan dari diriku. Pengakuan itulah yang membuatku bisa bertahan hingga saat ini. Aku tak lagi cemas, gelisah, malu, menutup diri, dan menunjukkan ketersinggunganku secara menggebu-gebu. Mungkin semua gadis seusiaku bermimpi menjadi putri sekolah yang populer, dikejar-kejar banyak cowok, mempesona, berkuasa. Terlalu banyak mimpi-mimpi muluk. Sementara aku sendiri punya satu keyakinan, jika aku tampil dengan penuh percaya diri, santun, dan ramah, maka dengan sendirinya aku akan terlihat hebat, menarik, mempesona, dan dicintai semua orang…
Itulah yang kuyakini… Aku akan bertahan, walau bagaimana pun penilaian orang terhadapku. Aku bangga dengan diriku.


Do'a

16 September 2011


Tanpa kusadari, aku masih sangat lemah
Berulang kali aku melawannya

Namun, apa yang kudapat?
Selalu saja menyerang tanpa ada yang tahu
Ingin rasanya kuteriak
Tapi, aku sadar
Semuanya harus dicoba
; Kimiawi, herbal hingga terapi
Sejak kini tetap tidak ada perubahan
Aku ingin menangis

Dua hari yang lalu badan terserang sakit. Berharap hari ini pun bisa sehat. Ternyata, prediksiku salah. Justru, demam kembali menyerang.
Namun, di lain pihak aku sudah membuat janji dengan teman-teman FLP Cab. Palembang untuk mengfix-all tugas sebagai PJ Acara. Sebagai PJ aku gak ingin mengecewakan teman-teman.
“Bismillah, aku berangkat ke Masjid IAIN.”

Dengan kondisi yang lemah, aku terus melangkah. Tak peduli terik mentari membakar.
Sesampainya di sana, aku kembali duduk terpekur. Duduk seorang diri sambil menunggu teman-teman yang datang. Sejenak, bayanganku kembali melanglangbuana.
Di rumah Allah, aku memohon kepada-Nya. Agar aku kembali seperti dulu. Aku gak ingin menyusahkan kedua orangtuaku. Aku berharap Allah mendengar do’a kesembuhanku. Amin.
Tak berapa lama kemudian,  teman-teman FLP pun hadir. Sebagai PJ aku segera menyampaikan susunan acara yang telah kubuat. Alhamdulilah, semuanya fix.


16 Sepetember 2011 (18:10 WIB)

Tanpa disadari

            Manusia?
            Terkadang menakutkan, meresahkan melebihi kewajibannya kepada Tuhannya. Walau tak tahu seberapa ketakutan itu. Terkadang menimbulkan kecemasan tersendiri. Bila dicari, mungkin sering hal itu terjadi dikala usia dini maupun sekarang. Terjadi pada seorang yang ingin ataupun tidak untuk memahami arti hidup, alhasil jadi bumerang untuknya yang berpikir lemah (negative). Walau logika mengatakan tidak, tetapi hal mustahil.
            Mengapa Allah menciptakan manusia beribu karakter?
            Seperti ilalang yang tumbuh di tanaman, seperti itulah manusia kebanyakan. Tidak sedikit manusia mengambil pelajaran dari orang lain. Mengerti untuk bisa memahami apa itu sebuah kegundahan.
            Bisakah dibayangkan!


Jumat, 16 September 2011 pukul 0:05

SAAT TIDAK BAHAGIA

Apa yang harus kulakukan ketika ku sedang tidak bahagia? Menghibur diri hingga airmata berhenti mengalir? Atau tidur? Ah, itu jelas tak akan bisa. Aku tak mengerti dengan hari kemarin, rasa bahagia ketika mendapat SMS dari orang yang kusukai, berbarengan dengan rasa tidak bahagia ketika membaca tulisan yang tak aku sukai. Aku ingin melupakan rasa yang tak bahagia, namun tetap saja airmata ini tak mau diajak kompromi. Aku juga ingin mengabadikan rasa bahagia yang tengah hadir, tapi tak sebanding dengan sakit hati yang tengah mendera. Kadang aku ingin menyerah, tapi aku sudah terlanjur melangkah, dan ini sudah menjadi mimpiku. Bagaimanapun aku harus jadi pemenang kehidupan, bukan pecundang yang hanya pandai bermimpi.

Tuhan, aku hanya pasrah dan berharap pada-Mu.... Pada saatnya nanti, akan kubuktikan bahwa aku bisa berdiri meski banyak onak dan duri menghadang langkahku. Jika ku tak mampu, setidaknya aku pernah bermimpi, dan sebagian mimpi itu sudah pernah kuraih.

Wahai malam, tidurkan aku barang sejenak. Selimuti aku dengan mimpi-mimpi indah layaknya Cinderella..... Kutahu, engkau tak pernah sepi dari harapan-harapan indah pengagum malam. Terimakasih Tuhan.... Kau masih mengingatkanku akan keberadaan-Mu, keagungan-Mu, dan kasih sayang-Mu. Tubuh sehat dan akal sehat yang Kau-anugerahkan padaku, sudah lebih dari cukup untuk membuatku bahagia dan mensyukuri kebesaran-Mu. Ingatkan aku bahwa Kau akan selalu bersamaku.... Amin.

***


16 September 2011

Hari ini, tepatnya tadi pagi aku benar-benar merasakan pertolongan itu datang secara tak terduga. Seperti biasa, setiap pagi aku menggunakan jasa angkutan umum untuk menuju lokasi kerja. Ketika tempat yang kutuju hampir sampai, aku membuka dan hendak mengambil dompet. Betapa terkejutnya aku, dompetku tak kutemukan di dalam tas. Aku merogohnya dalam-dalam, membongkar semua isinya, namun tetap tak kujumpai. Aku berharap ada yang terselip di saku-saku tasku dan ternyata selembar pun tak ada. Aku memberanikan diri, meminjam ke orang lain. Adik itu memakai baju pramuka dan dia seorang muslimah. Dia sepertinya merasakan kegelisahanku dan dengan senyuman dia memberi uang sebesar lima ribu rupiah. Aku meminta nomor ponselnya dan akan berjanji akan membayarnya, namun adik itu menolak. Ya Rabb hari ini sangat Engkau permudah jalanku, semoga adik itu dipermudah juga urusannya dan semoga kalau kami berjumpa lagi agar dapat menjalin silaturahim ^_^


Sudah seminngu aku tak meng_update BBHB dan dua hari tidak berkunjung ke kampung WR dan kampung semangka tercinta. Rasanya ada kerinduan yang mendalam. On line via ponsel membuat dongkol karena sinyal yang rada lemot. Ketimbang senewon dan ambeyen akhirnya puasa fb. Secara, buka profil saja, loading-nya sampai 30 menit. Setelah amunisi modem terisi, segera log in fb. Subhanallah, notification lebih dari 100. Prioritas yang kubaca adalah info dari WR dan teman-teman yang tergabung dalam WR 02 tepatnya di kampung semangka. Hati ini sudah tertambat di WR padahal banyak yang nyapa di grup lain. Mereka tak kuhiraukan.

Tadi hampir mau nangis karena dokumen BBHB-ku tak kelihatan. Setelah mengobrak-abrik dokumen WR, betapa riang gembiranya hati ini. BBHB milik imuz nan imut masih bertahan. BBHB-ku tertutup oleh BBHB yang lain. Sungguh apresiasi yang tinggi dari warga WR. Malam ini rencananya aku mau melanjutkan menulis naskah novel dan mencari ide buat FF Narsis yang diadakan WR. Mengingat-ngingat momen dimana aku terjebak dalam situasi narsis. Sambil mendengar lagu dari Mas Maher Zein, Duo Edcoustic,Maidany Nasheed, Ost Naruto membuat suasana semangat, syahdu nan romantis yang membuka pikiran untuk membantu melanjutkan karya.

Hari ini aku senang karena berhasil membuat sahabat karibku tersenyum. Hari ini aku menyerahkan kado ulang tahunnya yang seharusnya diberi saat 4 September 201. Tapi karena masih suasana lebaran dan baru pulang mudik, aku tak sempat membelinya. Dua hari yang lalu, kusempatkan singgah ke toko buku langganan kami. Aku sempat bingung, mau beli baju atau sepatu kawatir dia tidak suka. Karena kami punya selera yang beda. Kami pernah mau beli gamis/gaun panjang. Aku lebih suka motif berbunga tapi dia malah suka yang polos. Sepatu, aku suka yang berpita dan ada mutiaranya serta sedikit bertumit, sedangkan dia suka yang tak banyak aseksoris yang menempel di sepatu dan tak suka yang bertumit. Walau terkadang kami menerima saran masing-masing saat berbelanja. Dia pernah juga membeli sepatu yang ada pita dan sedikit bertumit. Aku membeli sepatu yang belang-belang dan tak bertumit. Ada bagusnya juga saling memberi masukan, membuat variasi baru di hidupmu dan kau akan  merasakan sesuatu yang menyenangkan.

Teringatlah, saat Ramadhan kami membeli parfum untuk hadiah door prize untuk peserta pesantren kilat. Dia menunjukkan sebuah buku baru dan mengucapkan kata "kepengen" secara tak sadar.Buku itu berjudul "Mereka Yang Telah Pergi" by Abdullah Al'Aqil. Aku segera menangkap sinyal omongannya dan radar hati langsung meniatkan akan membelinya ketika ada rezeki lebih.

Setelah menimbang dan memutuskan, sepertinya pas momennya untuk membeli dan menjadikannya sebagai kado di hari ulang tahunnya. Sebenarnya aku telah memberi kado spesial pas di hari ultahnya. Sebuah puisi ringkas. Dia adalah sahabat terbaik yang dikirim Allah untuk selalu menguatkanku di kala sedih dan mengingatkanku di kala suka. Kami sama-sama berjuang demi mencapai cita dan cinta yang tentunya hanya demi Allah ta'ala. Hanya satu yang kumau, dia selalu sehat, tetap istiqomah dan ingin melihat senyumnya mengembang di saat waktu yang tepat, waktu yang dinantinya dan yang kunanti.

My little room, 12:10 Am

070911

Pagi tadi tepat pukul o6:00 aku mendapat penggilan cinta dari seseorang yang kusayangi. Ponsel miniku berdering melantunkan shalawat nabi. Segera kuraih dari balik bantal dan melihat layar monitornya. Betapa senangnya hati, kalau layar tersebut memantulkan nama Mbak WR Yully. Subhanallah, akhirnya si peri ungu muncul dihadapanku walau dalam bentuk suara lembut. Pertama seperti berbisik, ternyata baru tahulah aku bahwa si peri ungu terkena sakit tenggorokan, walau begitu dia masih mau meneleponku, jadi terharu :'). Obrolan yang asyik tiba-tiba terputus, ntah kenapa? Coba kusms tapi failed, ini kesekian kalinya diriku mengirim sms tapi selalu failed. Mau menelepon pulsa tak mencukupi, maklum kami terpisah benua ^_^. Salam hangatmu tadi membuat diriku menjadi semangat, kuharap dirimu disana juga merasakan hal yang sama denganku dan kuberdoa agar Sang Maha Peyembuh meniupkan obat mujarab ketubuhmu agar engkau kembali fit dan ceria kembali. Teruntuk mbak honeyq Yully Riswati


16 September 2011
09.52 AM


Pagiku hari ini kujalani dengan keadaan yang tak seperti biasanya. Entah apa yang kurasakan pagi ini sama seperti yang dia rasakan atau tidak. Perasaanku seolah tak secerah mentari pagi hari ini. Padahal kemarin hariku kujalani dengan perasaan enjoy dan nikmat. Semalam tiba- tiba kurasakan dari gayanya membalas Chating sangat beda dari ketika awal aku mulai menyapanya. Sampai pagi ini aku belum tahu apa yang sebenarnya ada di pikirannya. Hingga pagi ini aku menanti alasan apa sebenarnya salahku padanya? Kalau memang aku salah, aku berharap dia mau memaafkan kesalahanku.


Jumat, 16 September 2011 pukul 22.00
Akhirnya Datang
Pukul 21.00, Mamaku berpesan padaku agar memberitahu padanya jika kayu datang. Sudah lama sekali karyawan Mamaku tidak bekerja di rumah. Kira-kira semenjak awal bulan Juli, bertepatan dengan adanya pameran AGRO EXPO SOROPADAN sampai bulan September ini belum datang lagi kayu potongnya. Pameran di desaku ini rutin setiap setahun sekali jatuh pada bulan Juli. Pameran AGRO EXPO SOROPADAN  ini pernah pesertanya dari propinsi-propinsi yang tersebar di bumi Nusantara. Tetapi sudah beberapa tahun ini hanya dari propinsi Jawa Tengah saja.
Beberapa menit kemudian, suara Truk terdengar itu tandanya kayu telah datang di rumah kami. Dalam hatiku, berarti besuk pagi karyawan pada kerja lagi di rumah. Kira-kira ada delapan karyawan yang bekerja pada Mamaku. Di rumah ada usaha kecil-kecilan untuk menyambung hidup. Aku sangat senang jika ada karyawan Mama yang bekerja karena suasananya jadi ramai suasananya.

Jumat, 16 September 2011 pukul 23.00
Leher Sakit sekali
Malam ini, pukul 23.00, leherku sakit sekali. Entah kenapa aku tidak tahu. Mungkin karena banyak di depan komputer jadi leherku yang sakit. Aku gerakkan leherku agar tidak kaku. Karena sudah kelelahan dan tidak kuat menahan sakit aku berangkat tidur karena sudah larut malam.


16 September 2011

TRY TO DO IT

Senja kali ini kembali menyentuh ragaku dalam setumpuk rutinitas yang bertaburan. Tak ada waktu yang terlewat dalam menjalani tugasku sebagai operator warnet. Melayani client yang sifat dan  sikapnya tak sama. Ada detak bahagia bila diantaranya bisa menjadi teman bahkan sahabat, namun ada pula yang terkadang membuat kesal di hati saat sikap mereka menunjukkan hal yang tak semestinya. Kesabaran menjadi hal yang tak boleh surut dari hati. Senyum dan sikap keramah tamahan juga semestinya tak boleh lepas di sepanjang waktu.

Namun kali ini ada yang berbeda, sejak usaha baru berupa Loket Pembayaran Resmi kami geluti. Ya kali ini kami bukan hanya melayani pelanggan warnet, tapi juga masyarakat yang dominannya ibu atau bapak-bapak. Maka dari itu senyum mesti selalu terkembang dalam melayani kebutuhan mereka dalam bertransaksi.
Dan kali ini, aku merasa melakukan kesalahan atau memang orang tersebut yang terlalu perhitungan akan transaksi yang harus ia keluarkan. Saat kuserahkan kuitansi pembayaran, dengan seksama ia mengecek hasil dari kuitansi tersebut. Dan sama sekali tak disangka hanya karena kembaliannya yang kurang sebesar Rp. 400, ia memarahiku. Tak bisakah berkata lebih lembut lagi untuk memintanya. Aku yang tak pernah diperlakukan kasar bahkan dari kedua orang tuaku, merasakan sesak di dada. Aku hanya mampu mengelus dada, dan berharap hal ini takkan terulang lagi. Ah..manusia…memang tak pernah sama dalam hal karakter. Sebab itu, memahami karakter seseorang adalah penting. So…try do it…


BBHB_Yully Riswati

16 September 2011
Orangtua Wajib Belajar

Ruh, tadi siang aku menghubungi keluargaku. Seperti biasanya, aku kangen cerita tentang Bintangku. Ah, kangen setiap waktu.

Bintang mengeluhkan mata pelajarannya di sekolah yang semakin sulit. Terutama Matematika dan Bhs. Inggris. Sedangkan Ayahnya hanya bisa sekedar membantunya belajar sebisanya. Maklum, kurikulum dahulu dengan sekarang jauh berbeda.

Mendengar cerita versi Bintang juga Ayahnya, aku senyum-senyum sendiri. Bagamana tidak senyum, Ruh… Mereka saling adu argumentasi. Si anak menyalahkan ayahnya, dan si ayah tidak mau disalahkan tentunya. Sedangkan aku berusaha menjadi penengah yang mendamaikan mereka berdua. Dilema rumah tangga tanpa kehadiran isteri dan ibu di sisi.

Ada pertanyaan Bintangku yang menggelitikku: “Emangnya orangtua tidak wajib belajar, ya, Bu? Kenapa anak-anak saja yang harus belajar? Kenapa Ayah tidak selalu bisa membantuku belajar jika aku kesulitan? Apa dulu Ayah waktu seumurku tidak belajar?” Bayangkan, Ruh… Aku harus menjawabnya satu-satu dengan hati-hati. Bintangku benar-benar kritis, Ruh. Seringkali pertanyaannya terlalu banyak, ciri khas anak cerdas yang seringkali dianggap kenakalan oleh sebagaian orang.

Ruh, menjadi orangtua itu ternyata memang wajib belajar terus menerus. Belajar banyak hal. Termasuk belajar mengerti dan memahami anak-anaknya. Aku hanya bisa bilang pada suamiku, agar dia bersabar menghadapi Bintang. Aku juga menyarankan suamiku untuk mempelajari buku-buku anaknya, agar ketika anaknya bertanya bisa sedikit membantu.

Ah, Ruh… aku ingin pulang!

Ruang Ungu Hatiku
23:00Pm


16 September 2011
Terakhir OSPEK. Aku ingat aku harus jadi MP (Mahasiswa Pendamping) jam 06.00 WIB harus datang dikampus untuk mengecek resitasi yang mereka bawa. Aku catat di alam fikiran. Jam 03.00 WIB aku bangun. Jam 06.00 itu masih lama fikirku. Aku bergegas untuk sholat tahajud setelah itu tarik selimut lagi. Bangun-bangun sudah jam 05.15.
“Ya Ampun, bagaimana ini?”
Langsung tancap gas, shalat subuh. Ya Allah, aku mohon ampun. Shalat subuh kesiangan. Langsung menuju kamar mandi.
  “Aduh biyung, airnya menipis.”
Lihat jam sudah jam 06.20. Sesampainya di kampus. Instruksi buat MP yang terlambat harap memisahkan diri dengan MP yang datang tepat waktu. Kulihat di Hpku ada sms dari adik Maru binaanku.
Mbak, MP yang terlambat dapat hukuman lo. Mbak kenapa belum dateng?
“Alamak, telat sekali langsung suruh buat barisan terpisah. Dapat hukuman lagi.”
MP yang terlambat dapat hukuman untuk maju di depan barisan mahasiswa baru (Maru). Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas keterlambatan yang sudah dilakukan.
“Alhamdulillah, masa menegangkan dan menebarkan dapat teratasi juga.”
***
            Jam 07.00 berkumpul dengan adik Maru binaan. Mengecek resitasi yang mereka bawa. Sudah memenuhi syarat atau belum. Kumulai mengecek resitasi yang mereka bawa. Resitasi pakaian mulai dari cocard, baju, celana, sepatu, kaos kaki, kaos ospek memenuhi ketentuan. Dilanjutkan dengan mengecek resitasi makanan, nasi goreng dibungkus  kardus putih diberi logo IAIN bawa semua, Lauk telur rajang, air sirup 1 botol 350 ml,  makanan jenis gorengan yang mengandung karbohidrat, buah jeruk kuning 1 buah semua pada bawa. Resitasi tanaman, sansevera, airpast dan palem merah tinggi 1 meter.  Semua lengkap.
            “Tanda tangan dikumpulkan. Mau saya cek satu persatu. Hafalannya tiga orang, tiga orang menghadap kesaya.”
            “Tidak usah dikumpulkan aja Mbak, kemarin-kemarin juga tidak dikumpulkan.”
            “Hari ini kan terakhir, makanya dikumpulkan.”
            “Ah, Mbak gak asyik. Mbak kenapa sih? Kemarin-kemarin Mbak gak seribet ini.”
            “Rosyid, Fikri, Evi, Wulan, Ana dan Diyah karena tandatangan panitia belum lengkap, kena hukuman untuk menampilkan pertunjukkan ke kelompok lain”
            “Mbak, gak usah aja. Mbak kan baik hati. Biasanya Mbak gak pernah ngasih sanksi sama kita-kita.”
“Mbak kesambet angin apa to? Tumben-tumbenan gak seramah hari biasanya.”       “Mbak aja hari ini telat kena hukuman. Kalian gak tertib gak dapat hukuman. Gak adil dong. ”
“Kok balasnya kekita-kita sih Mbak.”
“Kan biar senasib. Sama-sama dihukum. Lagian siapa suruh kalian gak tertib.”       


BBHB 12
16 Sep. 11
IMPIAN MODERN

Seharian ngintipin CHSP tapi nggak nungul-nungul tulisan yang ku upload semalam jatah tanggal 15. au ah helap, gara-gara up load langsung di blog cuma 1x24 jam kali, bbbrrr...

Sebenarnya capai banget hari ini, tapi pingin ngintipin kampung. Biasanya jumat ada yang punya gawe bagi-bagi sedekah ilmu. bener aja pas buka ada bedah cerpen, yo wis lihat sik sekalian jalan-jalan jawil teman pakai jempol dulu. upload  bbhbnya nanti dulu saja masih lemoot.

Banyak banget yang bisa kutulis hari ini sebenarnya, tapi gimana nulisnya ya ... tanganku cuma dua, bener-bener gak kebagian waktu. O, ya tapi yang paling menyentuh hari ini aduan si kecil ponakanku yang memelas. jam tiga sore pulang sekolah langsung ngibrit kayak kutu loncat ngilang, sebentar kemudian dicari tetangga berangkat les pura-puranya, sampai hampir maghrib. Tiba-tiba mau magrib mewek ngadu ke umminya, katanya di sekolah dikatain teman-temannya item. duh kasian juga, siapa sih yang mau otem, wong aku juga item kok. hihi, keturunan dong berarti. ah orang-orang belum tau aja, orang item kan seksi-seksi hatinya wixixixi, punya kharisma gitu, bbbbrrrrr lebbbayyyyy. tapi boleh dong punya mimpi.
----------------------
wuuzzzzzzzzzzzzzz
jiahahaha.... sumpah deh, makin hari aku makin parah. Bangun-bangun jam tiga kurang seperempat, bbhb ku belum selesai dan belum ter-upload. Lagi-lagi aku tertidur.

Tapi kok bisa ya?

Aku bingung juga jadinya. Perasaan mimpinya nggak ada hubungannya sama ngenet, tapi kok... bangun-bangun jek carger nb lepas, modem bisa lepas sendiri sih. lha semalem kan sambil nunggu klik inbox moletnya. We lah dalah, berarti sambil tidur ngenet juga dong?
Xixixixi, bener-bener baru kali ini tidurku keren banget deh rasanya, sambil grumutan mainin listrik+compi, ya Allah... untung gak sambil nyabut colokan yang di listriknya. Ah, emang akunya aja yang aneh, tau ngantuk juga gentayangan buka net. gini deh jadinya. hihi tapi boleh juga, coba bisa ngetik bikin cerpen sekalian. hiiiii serem lama-lama kalau bisa beneran.

Upsss, jadi tulisannya dua mimpi nih. Dua impian yang bertolak belakang, nyata adanya dan satu lagi apa namanya ya nyabutin modem gt? wkekekeke mudah2an gak di bilang nglindur:D.
-----------------------------------------------o0o---------------------------------------------


   Fisika-Biologi (7D-8E)
                                                       ~Tri Lego Indah F N~

Pelajaran : IPA Fisika kelas :7D pukul : 08-08:45 wib

            Sebagaimana dijadwalkan, selepas senam pagi hari Jum’at, aku kebagian mengajar IPA Fisika di kelas VII D. Kali ini pembahasan sebenarnya sudah rampung. Namun, aku sengaja mengulas kembali materi selama 15 menit, dan kemudian memberikan latihan soal kepada anak didikku.

            Hari ini, aku sangat bahagia, anak-anak begitu respon dengan materi yang ku bahas hari ini. Pun mereka berebut menyelesaikan soal yang ku berikan. Sambil menunggu penyelesaian yang ditulis anak didikku di white board, sengaja aku berkeliling di dalam kelas. Beberapa muridku sudah menyelesaikan separo latihan yang ku berikan. Namun, masih ada juga 7-10 orang yang sama sekali belum mengerjakan. Satu nomor pun belum mereka kerjakan. Ya, aku berusaha membimbing mereka, mengarahkan mereka untuk memahami permasalahan di soal yang ku berikan, dan membantu mereka untuk melogikakan soal agar mudah untuk mereka pahami. Perlahan mereka mulai manggut-manggut tanda sedikit paham dengan apa yang ku terangkan saat menghampiri bangku mereka :)

            Waktu satu jam pelajaran sangatlah cepat. Anak-anak yang mulai menikmati soal demi soal begitu asyik dengan buku latihan mereka. Sampai-sampai bel tanda ganti pelajaran pun tak mereka gubrik. Bahkan ketika aku hendak berpamitan (karena sudah ganti jam), mereka tak membolehkanku meninggalkan kelas mereka.  *Nah lo ^_^ * .

            Kata anak-anak, “sampai pulang aja si buuu, pelajaran fisikanyaaa, ya buuuu, hari ini seneng banget belajar fisika dengan Ibu Tri Lego”.

            Aku hanya bisa tersenyum, memang aku jarang masuk di 7D, karena dua pertemuan terakhir mereka diajar langsung oleh guru pamongku yaitu guru fisika mereka. Aku lebih sering masuk ke 7E, malah mungkin dari awal aku terus yang masuk di 7E J .

            Jam pertama, aku sangat menikmati mengajar fisika di 7D, semoga ujian fisika besok, hasilnya akan bagus, seperti hasil latihan hari ini. Semangat anak-anakku ^__^

                                                              **

Pelajaran : IPA Biologi kelas :8E pukul : 09:45-11:15 wib

            Setelah usai mengajar fisika di jam pertama tadi, aku menikmati waktu jedaku untuk mempersiapkan materi biologi di kelas 8E. Masih ada waktu 10 menit, aku sempatkan mengetik curhat tentang D-Oneku di netbuk kesayanganku. Ya, hari ini, aku tak lagi bertiga, (aku, netbuk dan D-One). Kini aku hanya tinggal berdua, bersama netbukku.

            Bel tanda masuk setelah istirahat telah berderit. Gegas aku menuju ke ruang laboratorium. Ya, anak-anak kelas 8E, satu minggu ini telah dipindahkan ke lab biologi, karena kondisi kelas mereka rusak parah. Al hasil untuk sementara waktu, ruang kelas mereka berpindah tempat di laboratorium biologi.

            Hari ini, sebagaimana jadwal, aku akan mengajar biologi selama dua jam pelajaran. Jam terakhir bagiku benar-benar jam yang sangat rawan untuk anak muridku bisa konsentrasi. Jadilah, 10 menit pertama aku gunakan untuk brainstorming, kemudian review materi pada pertemuan hari kamis lalu. Alhamdulillah, anak-anak murid masih banyak yang ingat. Setelah sampai ke pembahasan baru, aku sengaja hanya memberikan point-pointnya saja. Kali ini, aku mencoba student centered ke murid-muridku.

            Secara random aku melempar keyword, kemudian terus mengeksplore pemahaman siswa dari jawaban yang mereka lontarkan dari pertanyaan yang ku ajukan. Dan kali inipun, sengaja aku hanya menulis judul bahasan materi kali ini mengenai “Otot”. Ku biarkan papan tulis masih bersih. Karena, aku sengaja memberikan ruang untuk orat-oret di papan tulis kepada murid-muridku yang akan menjelaskan materi itu di depan kelas.

            Beberapa siswa, aku minta untuk menggambar dan maju untuk menerangkan ke depan kelas. Tentu saja, ekspresi dan komentar khas anak SMP macam-macam saat aku minta mereka maju ke depan. Mulai dari tidak pede, tidak bisa dan beberapa alasan yang sama sekali tidak aku tolerir. Karena, aku yakin mereka pasti bisa ^^

            Anak-anak muridku mulai konsen mendengar penjelasan dari rekannya (sesama murid) yang aku minta menjelaskan di depan. Saat sesi pertanyaan pun, banyak yang memberikan pertanyaan, yang menurutku cukup berbobot. Ya, aku salud dengan kelas 8E, meskipun kelas ini tergolong kelas yang disepelekan oleh guru lain (mengingat yang diunggulkan hanya kelas 8A dan 8B), namun menurutku kelas ini juga punya banyak bibit unggul yang pantas diapresiasi.

            Walaupun sebelumnya aku tidak pernah mengatakan ke kelas 8E untuk metode belajar seperti ini, namun ternyata, walaupun tanpa persiapan, mereka telah berhasil membuatku cukup kagum dengan kelas mereka. Good performance dan good attitude. Aku sangat suka penampilan dan sikap mereka hari ini. Semoga besok dan seterusnya.

            Lima belas menit, sebelum jam pulang sekolah (karena aku mengajar dua jam terakhir), aku meminta kepada seluruh muridku untuk mengeluarkan kertas selembar. Ekspresi mereka mulai ketakutan. Takut aku memberikan ulangan dadakan, ataupun post test seperti biasanya. Padahal bukan itu maksudku ^_^

            Aku meminta kepada mereka, untuk menuliskan perasaan ataupun uneg-uneg mereka selama dua jam pelajaran biologi bersamaku hari ini. Dan inilah beberapa tulisan polos mereka yang membuatku tersenyum, terharu dan tertawa :)

            #1
            Dua Jam Pelajaran Biologi

Pada hari jum’at saya belajar biologi selama dua jam. Dan selama dua jam saya pun membuat onar. Lalu, ibu guru menyuruh saya untuk maju ke depan. Saya pun deg-degan. Tapi saya gembira, karena saya menjadi punya keberanian dan mendapat ilmu dari bu guru. Tapi waktu bu guru di sini tinggal 2 minggu lagi. Setelah dua minggu saya tidak akan mendapat pelajaran yang saya suka ^^ 

#2

Saya sangat senang belajar biologi. Karena pelajaran biologi itu pelajaran kesukaan saya. Saya lebih suka ibu tri lego daripada pak Alamsyah. Ibu Tri Lego orangnya asyik, dan enak diajak bercanda. Sedangkan pak Alamsyah, galak banget.

#3
Hari yang menyenangkan. Pada pelajaran biologi saya mendapat point, karena saya nggak memperhatikan pelajaran. Saya minta maaf ama ibu guru, karena sudah buat ibu guru kesal. Maafin saya ya buk.

#4
Dua jam pelajaran biologi, saya tidak mendapat ketenangan, karena teman sebangku saya bermainan kertas. Saya menjadi tidak konsentrasi. Teman-teman itu apa nggak merasa rugi ya dua jam dibuang sia-sia buat mainan, saya aja merasa sangat rugi karena tidak bisa konsentrasi gara-gara ulah mereka. Saya kasian sama bu Tri Lego dia sudah jauh-jauh ke sini untuk melaksanakan tugasnya.

#5
Waktu pelajaran biologi aku merasa senang karena gurunya baik, sabar, dll. Waktu aku disuruh maju ke depan, aku merasakan grogi dan tidak bisa mengatakan satu katapun untuk menjelaskan tentang otot lurik. Lalu aku disuruh duduk oleh bu guru dan aku digantikan oleh Boby.

#6
Selama dua jam pelajaran biologi ini saya merasa senang. Karena bisa bertemu lagi dengan bu Tri Lego. Dan baru pertama kali ini saya disuruh oleh bu Tri Lego untuk menggambar otot jantung di papan tulis.

Saya suka kalau pelajaran biologi gurunya bu Tri Lego. Karena saya jadi mudah mengerti.

#7

Pada waktu memulai pelajaran biologi, aku terasa nyaman. Karena biologi membahas tentang alam sekitar. Tapi, setelah beberapa menit, waktu temanku menjelaskan tentang otot polos, otot lurik dan otot jantung, aku  tidak nyaman lagi. Takut suruh menjelaskan di depan.

#9
Selama dua jam ini, saya belajar biologi. Dan baru kali ini saya disuruh bu Tri Lego untuk menjelaskan tentang ciri-ciri otot lurik. Saya diminta maju ke depan kelas.
Saya merasa tidak percaya diri, karena takut saat menjelaskan ada kesalahan. Apalagi saat teman-teman ada yang bertanya...

Duuuh... bingung banget tauuuuu, mau jawab apa. Untung bu Tri Lego membantu saya untuk menjawab.

#10

Saya sangat senang selama dua jam belajar biologi. Selama dua jam kami belajar tentang otot. Sekarang saya sudah paham tentang otot. Kali ini teman-teman saya yang menjelaskan di depan.

Saya sangat suka diajarin sama bu Tri Lego. Karena bu Tri Lego orangnya sangat asyik. Dan jika menjelaskan pelan-pelan dan jelas. Dan ibu Ti Lego orangnya sangat sabar walaupun anak muridnya sangat ramai. Ibu Tri Lego tidak pernah marah.

#11

Selama dua jam ini saya belajar biologi dengan bu Tri. Saya senang sekali jika belajar bersama bu Tri. Karena bu Tri itu baik, sabar dan tidak pemarah. Dan jika saya belum paham, saya selalu bertanya dengan beliau. Beliau selalu ceria jika mengajar di kelas saya.
Bu, saya mau bilang, jika ibu nanti sudah tidak mengajar di VIII E, saya mohon ibu jangan lupa kepada kami....

#12

Saya senang sekali dengan pelajaran biologi, walaupun saya tidak bisa. Ketika maju di depan untuk menjelaskan otot jantung, saya malu.

Jadi guru itu ternyata sangat sulit. Karena kadang muridnya mainan, ataupun pada ribut.
Hari ini adalah hari kesenyuman. Setiap melihat Ibu Lego, pasti tersenyu,. Aku senang sekali dengan pelajaran biologi dua jam ini.

Walaupun anak muridnya pada ribut, ibu lego tetap sabar dan tidak marah. Dengan sabarnya ibu Lego atas muridnya yang pada ribut. Ibu tetap tersenyum.

#13
Pada awal dua jam pelajaran biologi saya merasa senang. Setelah beberapa menit kemudian saya disuruh bu Tri untuk menjelaskan tentang otot. Saya pun maju, dan...

Sampai di depan, saya malu sama temen-temen!

Dengan perasaan malu bercampur takut dan tidak pede saya segera melaksanakan perintah bu Tri untuk menjelaskan di depan kelas.

Tapi...

Akhirnyaaa, alhamdulillah, saya merasa bangga dan senang, karena saya dipanggil bu Tri untuk menjelaskan.

Alhamdulillah, saya bisa belajar menjadi guru di depan.

Terimakasih bu Tri...

Semoga saya bisa menjadi guru seperti ibu Tri..

Aamiiin....


#14
                        Hari ini belajar biologi 2 jam. Namun, hari ini tak seperti biasanya. Hari ini bu Tri menyuruh para siswa dan siswi untuk mencoba menerangkan di depan kelas. Ibu Tri menyuruh para siswa dan siswi untuk menjelaskan tentang otot. Namun ada juga yang tidak dapat menjelaskan.

                        Setelah beberapa siswa dan siswi menerangkan. Kami diberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa-siswi yang menjelaskan di depan. Adaaa saja materi yang ditanyakan oleh teman-temanku. Tapi inilah yang membuat belajar hari ini menjadi asyik.

                        Setelah kegiatan belajar selesai, namun masih ada sisa waktu. Ibu Tri menyuruh kami untuk mengungkapkan perasaan kami selama dua jam pelajaran bersama biologi.

                        Hari ini belajar biologi menjadi menyenangkan karena kami bisa merasakan bagaimana menjadi guru :) 

                                                                  ***

                     Tujuanku, Aku minta mereka minta membuat komentar ini, tidak lain sebagai referensi, bagaimana respon mereka selama mereka menerima pelajaran biologi dari ku di dua jam terakhir sebelum bel pulang sekolah berderit. Ya, dari tulisan mereka yang jujur dan lugu, aku jadi tahu bagaimana perasaan mereka setelah aku membersamai mereka hari ini.

                   Waktuku praktik mengajar disini tinggal 14 hari lagi. Aku yang mulai sangat menyayangi anak-anak muridku, merasa sangat tidak ingin meninggalkan mereka. Tapi, pertemuan pasti akan ada perpisahan. Yang jelas, di sisa waktu ini aku akan berusaha memberikan ilmu yang ku peroleh selama di bangku kuliah, semampuku untuk kalian, anak-anakku.
                        Komentar, kritik, saran dan harapan kalian, akan selalu tersimpan rapi di file memoryku. Semoga tanpa ku, kalian akan tetap bersemangat untuk belajar biologi. Seperti semangat kalian pada hari ini. Aku akan selalu merindukan kalian. Murid-muridku.

                                                              **
             Sejenak, seharian mengajar, aku lupa dengan D-One ku, karena ada kalian anak-anak muridku. Bagiku, respon dan apresiasi kalian dengan pelajaran yang ku ajar, membuat aku bisa melupakan kegalauanku kehilangan D-One hari ini. :)


 Luph you all my students (7D dan 8E) 

Marga kencana, 16 September 2011

Pukul 23:00 (nyambi ngetik , selesai buat soal ujian fisika besok pagi)


NB : D-One (merek hapeku ^__*)


Do'a

16 September 2011


Tanpa kusadari, aku masih sangat lemah
Berulang kali aku melawannya

Namun, apa yang kudapat?
Selalu saja menyerang tanpa ada yang tahu
Ingin rasanya kuteriak
Tapi, aku sadar
Semuanya harus dicoba
; Kimiawi, herbal hingga terapi
Sejak kini tetap tidak ada perubahan
Aku ingin menangis

Dua hari yang lalu badan terserang sakit. Berharap hari ini pun bisa sehat. Ternyata, prediksiku salah. Justru, demam kembali menyerang.
Namun, di lain pihak aku sudah membuat janji dengan teman-teman FLP Cab. Palembang untuk mengfix-all tugas sebagai PJ Acara. Sebagai PJ aku gak ingin mengecewakan teman-teman.
“Bismillah, aku berangkat ke Masjid IAIN.”

Dengan kondisi yang lemah, aku terus melangkah. Tak peduli terik mentari membakar. Jilbab merahku terus berkibar.
Sesampainya di sana, aku kembali duduk terpekur. Duduk seorang diri sambil menunggu teman-teman yang datang. Sejenak, bayanganku kembali melanglangbuana.
Di rumah Allah, aku memohon kepada-Nya. Agar aku kembali seperti dulu. Aku gak ingin menyusahkan kedua orangtuaku. Aku berharap Allah mendengar do’a kesembuhanku. Amin.
Tak berapa lama kemudian,  teman-teman FLP pun hadir. Sebagai PJ aku segera menyampaikan susunan acara yang telah kubuat. Alhamdulilah, semuanya fix.


Dear Diary,
Sejenak aku tertegun melihat semua yang terjadi dalam hidupku
Tahun lalu, 2010...
Sepetember, aku kehilangan 3 orang anggota keluarga dalam jarak yang tidak jauh
Oktober, aku kehilangan sosok penyemangat hidupku sejak masih dalam kandungan
Kini, 2011...
Aku kehilangan sosok yang katanya mencintaiku dan akan menikahiku tetapi akhirnya akan menikahi adik kelasku sendiri (yang notabene adalah keluargaku sendiri)
Apa yang kurasakan???
Sedih namun bahagia sebab semua berjalan sesuai kehendakNya
Aku juga akan mengemas kesedihanku dengan berjuang dengan nasibku di Palangkaraya
Suatu saat aku akan mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik
Sedih namun harus tetap semangat
Hati memang dirundung duka, namun semangat tak boleh tertunda


Palangkaraya, saat undangan pernikahanmu kubaca di Facebook, 15 September 2011