16 September 2011
TRY TO DO IT
Senja kali ini kembali menyentuh ragaku dalam setumpuk rutinitas yang bertaburan. Tak ada waktu yang terlewat dalam menjalani tugasku sebagai operator warnet. Melayani client yang sifat dan sikapnya tak sama. Ada detak bahagia bila diantaranya bisa menjadi teman bahkan sahabat, namun ada pula yang terkadang membuat kesal di hati saat sikap mereka menunjukkan hal yang tak semestinya. Kesabaran menjadi hal yang tak boleh surut dari hati. Senyum dan sikap keramah tamahan juga semestinya tak boleh lepas di sepanjang waktu.
Namun kali ini ada yang berbeda, sejak usaha baru berupa Loket Pembayaran Resmi kami geluti. Ya kali ini kami bukan hanya melayani pelanggan warnet, tapi juga masyarakat yang dominannya ibu atau bapak-bapak. Maka dari itu senyum mesti selalu terkembang dalam melayani kebutuhan mereka dalam bertransaksi.
Dan kali ini, aku merasa melakukan kesalahan atau memang orang tersebut yang terlalu perhitungan akan transaksi yang harus ia keluarkan. Saat kuserahkan kuitansi pembayaran, dengan seksama ia mengecek hasil dari kuitansi tersebut. Dan sama sekali tak disangka hanya karena kembaliannya yang kurang sebesar Rp. 400, ia memarahiku. Tak bisakah berkata lebih lembut lagi untuk memintanya. Aku yang tak pernah diperlakukan kasar bahkan dari kedua orang tuaku, merasakan sesak di dada. Aku hanya mampu mengelus dada, dan berharap hal ini takkan terulang lagi. Ah..manusia…memang tak pernah sama dalam hal karakter. Sebab itu, memahami karakter seseorang adalah penting. So…try do it…