twitter


BBHB_Yully Riswati

16 September 2011
Orangtua Wajib Belajar

Ruh, tadi siang aku menghubungi keluargaku. Seperti biasanya, aku kangen cerita tentang Bintangku. Ah, kangen setiap waktu.

Bintang mengeluhkan mata pelajarannya di sekolah yang semakin sulit. Terutama Matematika dan Bhs. Inggris. Sedangkan Ayahnya hanya bisa sekedar membantunya belajar sebisanya. Maklum, kurikulum dahulu dengan sekarang jauh berbeda.

Mendengar cerita versi Bintang juga Ayahnya, aku senyum-senyum sendiri. Bagamana tidak senyum, Ruh… Mereka saling adu argumentasi. Si anak menyalahkan ayahnya, dan si ayah tidak mau disalahkan tentunya. Sedangkan aku berusaha menjadi penengah yang mendamaikan mereka berdua. Dilema rumah tangga tanpa kehadiran isteri dan ibu di sisi.

Ada pertanyaan Bintangku yang menggelitikku: “Emangnya orangtua tidak wajib belajar, ya, Bu? Kenapa anak-anak saja yang harus belajar? Kenapa Ayah tidak selalu bisa membantuku belajar jika aku kesulitan? Apa dulu Ayah waktu seumurku tidak belajar?” Bayangkan, Ruh… Aku harus menjawabnya satu-satu dengan hati-hati. Bintangku benar-benar kritis, Ruh. Seringkali pertanyaannya terlalu banyak, ciri khas anak cerdas yang seringkali dianggap kenakalan oleh sebagaian orang.

Ruh, menjadi orangtua itu ternyata memang wajib belajar terus menerus. Belajar banyak hal. Termasuk belajar mengerti dan memahami anak-anaknya. Aku hanya bisa bilang pada suamiku, agar dia bersabar menghadapi Bintang. Aku juga menyarankan suamiku untuk mempelajari buku-buku anaknya, agar ketika anaknya bertanya bisa sedikit membantu.

Ah, Ruh… aku ingin pulang!

Ruang Ungu Hatiku
23:00Pm

0 Coment:

Posting Komentar