twitter


23 September 2011_MengagumiMu_my little room 11:00 Pm

Satu fakta lagi yang membuat aku bertasbih padaNya. Aku sungguh mengagumi ciptaanMu. Aku menangis lagi. Hal yang sama terjadi saat aku mendengar fakta itu. Perasaan apa ini ya Rabb??? Mengapa ini terjadi padaku?!! Lemahkah aku??? Badanku bergetar dan jantungku berdegup kencang. Apa-apaan ini?! Selalu begini, kalau aku sedang mengadu atas ketidakberdayaanku. Ya Rabbi......

Satu harian semalam, aku tak ol, my bluish pun tak kusentuh sedikitpun. Bukan karena aku marah padanya, tapi karena letih. Ya. Letih. Sepulang kerja aku sangat pusing lalu kubawa tidur. Selesai berbuka dan menunggu waktu isya, kupergunakan untuk tilawah. Selesai isya aku berusaha mengulang kaji, tapi badanku sepertinya tak mau diajak kompromi. Akhirnya ia kurebahkan.

Malam ini, aku hanya ingin menulis tanpa ol. Ketika di musala tadi, aku sudah janji membuat puisi singkat buat kakakku yang sedang berulang tahun, makanya aku meluncur ke dunia maya. Aku agak kesal karena terlambat mengucapkannya. Karena ia seorang akhwat yang selalu berusaha istiqomah dan sabar menghadapi kami, adik-adiknya, plus setia di dunia ads. Wow, notification sudah banyak. Pastinya dari WR dan ada beberapa pesan di inbox. Kubaca satu persatu dan kubalas sebisa mungkin. Eh, tiba-tiba Mbak Yazmin memanggilku ke balai desa untuk ikutan bedah cerpen malam ini. Karena pikiranku melayang-layang, aku hanya menyimak dan berusaha membaca tanpa mendalaminya. Teringatlah, belum membuat puisi. Segera kuputar nasyid agar dapat ide.

Pas dan manis. Itu menurutku. Segera ku-posting dan mentioned ke fb kakak itu. Sepuluh menit kemudian ada peri unguku yang mengaminkan  doa yang kupanjatkan lalu kakak itu memberi komen, sepertinya ia senang. Senang rasanya bisa membuat orang tersenyum di saat diri ini lagi “resah tiada bertepi”. Sepotong bait yang kuambil dari lagu edcoustic yang judulnya sendiri menyepi. Lagu favoritku. Kadang lebih dari sepuluh kali kuputar. Ya. Aku ingin menyendiri sekarang. Bisakah aku bersembunyi??? Aku ingin berjalan tanpa dilihat orang lain. Seandainya punya jubah hilang milik Harry Potter. Itu loh jubah peninggalan dari ayahnya.

Aku tersenyum melihat postingan dari peri unguku, dia menyukai note dan gambar dua hati berwarna pink yang dibalut pita ungu. Ia menjadikannya sebagai profile picture fb-nya. Aku jadi terhibur. Oh my honey sister. Do u know my feeling now??? Maafkan aku tak bisa hadir semalam ketika kau membutuhkan pundak. Aku juga tertawa melihat postinganmu yang mengabarkan PP kita lagi di kampung yang sinyalnya mandet. Aku kira dia lagi ada masalah dan juga sedang bersembunyi. Hal yang ingin kulakukan. Ternyata tidak. Si PP malah asyik menjadi panitia kakaknya yang merit. Oalah, semoga pulang dengan selamat dan memberi api semangat di balai desa.

Rabbi, hanya kau yang tahu apa mauku. My bee, kau juga yang tahu bagaimana kondisi perasaanku sekarang. Diammu menjadi kesetiaan yang luar biasa padaku. Layarmu yang lebar bisa memantauku dengan jelas, betapa lemah diri ini >’<

Rabbi, pleaseeeeeeeeeee jangan tinggalkan aku, walau aku terjerat oleh penjerat tajam sekalipun. Atau singkirkan semua jerat itu!!! Aku tak mau menggoyahkan garda ini sebelum waktunya. Tidak!!! Aku pasti bisa!!! Ada Kau disisiku.


Depok, Medio :  Jumat - Saptu  , 23 - 24 September 2011
Judul Puisi Yang Mirip …
Seperti biasa setiap hari Saptu aku selalu memberanikan diri untuk ikut  PSM (Puisi Saptu Minggu), yang diadakan oleh Warga Puisi Writing Revolution. Sebagai seorang pemula ( baru belajar beberapa bulan yang lalu), acara ini sangatlah membantu karena aku mendapat masukan yang saangat berharga dari teman-teman yang lebih berpengalaman dan jago dalam dunia “ perpuisian “.  
Pada PSM minggu ke-3  kali ini ( 24 September), kukirimkan puisi yang berjudul  Tiga Wanita, Dua Dunia, Satu Cinta “. Puisi ini menggambarkan tentang kecintaan dan kekagumanku pada tiga sosok wanita utama dalam hidupku, yaitu : nenek ( almarhum), ibu dan istriku. Kata “dua dunia” maksudnya adalah alam dunia dan alam kubur, karena nenek sudah lama menghadap-Nya. Seperti biasa pula aku meminta teman- teman untuk memberikan saran dan tanggapannya.
Tanggapan pertama datang dari Mbak Nurlaili Sembiring : kayak judul film . Terus terang aku terkejut dengan komentar pertama itu. Dulu sewaktu bujangan aku adalah penggemar film barat , tetapi kebanyakan film yang saya tonton adalah film Hollywood. Setelah menikah, kebiasaan itu menguap dengan sendirinya. Sekarang aku lebih suka mengurus tanaman atau sesekali melukis. Jadi harap maklum bila aku ketinggalan jauh dalam dunia perfilman, apalagi film Indonesia.
Karena  penasaran   kucoba cari informasi di intenet tentang film yang dimaksud. Alamak, ternyata informasi yang kudapat sangatlah menarik. Ada 2 judul film yang mempunyai kemiripan dengan judul puisiku tadi. Film pertama berjudul : "3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA" karya Benni Setiawan dan film kedua berjudul "7 HATI 7 CINTA 7 WANITA" karya Robby Ertanto Soediskam. Hebatnya  keduanya masuk dalam nominasi  Film Favorit Indonesian Movie Awards 2011, dan dewan juri tidak mempermasalahkannya.
Akhirnya aku memutuskan untuk meminta pendapat apakah judul puisiku sebaiknya diganti atau tetap dengan judul semula. Aku khawatir hal ini dapat menyebabkan  kerancuan. Tanggapan muncul dari beberapa teman yang mempunyai pendapat senada, intinya puisiku tidak usah berganti judul. Tetap dengan judul semula : “Tiga Wanita, Dua Dunia, Satu Cinta “. Terima kasih buat teman-teman yang sudah mau berbagi ilmu dan pencerahannya kepadaku yang awam ini…
Tergelitik dengan diskusi  didunia maya tadi malam, paginya saya jadi teringat dengan karya mendiang King of Pop : “ Michael Jackson”. Lagu yang berjudul "Monster" dalam album Michael ( album setelah dia meninggal) sama persis  judulnya dengan  lagu milik Lady Gaga : Monster. Ada lagi lagu MJ lainnya yg berjudul " Ghost" ( juga dibuat film pendek) memiliki kesamaan judul dengan film yang dibintangi Demi Moore : " Ghost" yang sempat menjadi Box office sekitar tahun 90-an. Tentu kita masih ingat model rambut ala Demi Moore  sempat ngetrend pada masa- masa itu.
Satu pelajaran yang dapat kuambil bahwa dalam berkarya, judul yang sama adalah hal yang lumrah dan syah-syah saja. Yang penting adalah  kita tidak menjadi seorang penjiplak alias plagiator. Sekali lagi terima kasih semuanya, sampai ketemu di PSM berikutnya …
*****