twitter


Sudah lama banget aku gak menyapa teman-teman On Lineku terutama warga WR. Hari ini aku pengin nyempetin waktu buat mereka. Khusus yang sudah nulis BBHB ini, khususnya Mbak Repita Hadi, Mbak Mustika WS, mbak Yulina T, aku minta MA'AF baru hari ini aku update BBHB kalian. Tapi itu bukan karena kesengajaan, aku benar-benar sangat sibuk. Aku ikhlas kok kalau kalian bilang macem-macem tentang aku termasuk ngatain aku ganteng dan imut aku terima dechhhh... heheheheh

Hari ini aku agendakan jadwal aja deh biar urut:
1. Update CHSP
2. Edit event "Kesetiaan yang tersisih" dan menerbitkannya
3. Edit event "Bingung"
4. Persiapkan event baru (heheheheheh apa ya?)
5. Katanya pengin terbit buku solo? iyaaaa.... duh sampai lupa dan omong doang kakakak
6. Update Blog pribadi..
7. dll

mudah-mudahan gak ada pelanggan yang rese dan menyela pekerjaanku heheheheh SEMANGAT !!!


Sudahkah Kamu Menemukan Passionmu??

Oleh Launa Rissadia


Akhirnya aku telah menemukan jalanku. Jalan di mana aku akan berjalan dan berjuang untuk meraih impianku. Aku sangat suka membaca buku dan sangat terinspirasi oleh penulis-penulis sukses baik penulis di Indonesia maupun penulis Internasional. Aku banyak belajar dari beberapa buku mereka yang telah kubaca. Aku ingin sukses seperti mereka. Keinginan yang simple tapi tidak mudah dan perlu banyak usaha yang harus aku lakukan.


Aku ingin mengubah hidupku. Aku tidak ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja dan tidak ingin begitu saja mengikuti alur kehidupan yang berjalan tanpa tahu arah serta tujuannya. Aku memiliki jalanku sendiri. Walau nantinya akan banyak rintangan serta tantangan yang akan aku hadapi, aku akan terus berjalan, berjalan, dan berjalan.


Aku juga ingin menjadi orang yang berguna tidak hanya bagi keluargaku tetapi juga bagi semua orang. Impian terbesarku dari setahun lalu adalah menjadi seorang penulis sukses. Penulis yang tidak hanya sukses dalam kehidupan pribadinya tetapi juga kehidupan sosialnya.


Memang baru empat bulan aku menemukan jalanku dan itu sudah pasti waktu yang sebentar. Tapi selama empat bulan tersebut aku telah mendapat banyak pengalaman dan pelajaran sebagai bekal buatku. Bekal untuk masa depanku.


Berawal dari passion yang aku ketahui sejak agustus lalu, aku merasa hari-hariku empat bulan terakhir ini sangat berguna dan jauh lebih baik dibandingkan sebelum aku mengetahui passionku. Karena passionkulah aku semakin bersemangat untuk meraih impianku.


Setelah aku mendapat dua berkah di bulan ini, aku merasa diriku yang sekarang jauh lebih baik. Kalau dulu tidak ada hal yang bisa aku banggakan dari diriku sendiri, setidaknya sekarang ada. Aku tahu dan sangat menyadari perjalananku masih sangat panjang. Ini adalah permulaan bagiku.


Aku tidak tahu kapan aku akan sampai ke tujuanku dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku hanya tahu bahwa aku harus terus berusaha keras dan terus berjuang untuk meraih impian-impianku. Aku tidak akan berhenti sampai aku meraih impianku dan tahu di sanalah aku akan berhenti. Walau aku tahu itu akan membutuhkan proses yang panjang dan waktu yg banyak tapi aku tidak akan menyerah.


Bagaimana denganmu?? Apakah impian terbesarmu?? Sudahkah kamu berjalan di jalan yang tepat sesuai passionmu??
Temukanlah passionmu maka kamu akan mengetahui kemana tujuanmu.


16 Desember 2011
Repita Hadi

Lolos Dari Maut

Innalillahiwainnaillaihiroji'un.... Aaa... mataku seketika ingin merem dan teriak ketakutan. Pagi ini baru saja aku turun dari bus yang membawaku ke kota metropolitan dari Ngawi. Langkahku agak terburu-buru karena harus di kejar sang waktu. Tapi sayang bus yang biasa datang subuh hari ini diba di tempat tujuan sudah pukul 6 pagi.

Di seberang melempar SMS bahwa sebentar lagi akan berangkat, itu artinya surat yang kubawa dari kampung untuk keperluan pajak motor tidak bia di bawa serta, dan terlambat....

Itulah sebabnya kenapa aku buru-buru untuk menyeberang jalan yang ternyata salah ketika aku turun. Kulihat di sebelah kanan, perempatan jalan utama itu sedang menunjukkan lampu warna merah, egera ku;angkahkan kaki, namun naas sampai di tengah jalan lampu menyala hijau .... Astaghfirullah.... Dari arah kiri tepat di jalur aku berdiri kiri kana ada beberapa mobil besar besar, truck gandengan berdempet dengan angkot dan mobil box yang saling mendahului kebut-kebutan mengejar waktu nyala hijau yang tidak lama.

Mendadak lemas dan ngeri membayangkan ya Allah ... takut sekali, apa jadinya tubuh dan nyawaku jika tertabrak. Alhamdulillah... Allah menolongku, pak sopir begitu mahir membawa mobil mereka. Terimakasih ya Allah, Kau begitu sayang padaku, walau pun terkadang aku sering lalai. Terimakasih ya Allah atas nikmat selamat yang tiada ternilai ini.

Sambil menunggu hilang rasa gemetar akirnya aku duduk sembari mencari taksi yang tak kunjung ada yang kosong.
Nikmat Tuhan yang manakah yang kau abaikan? Subhanallah....

Hikmah dari semua kejadian ini adalah, bahwa dalam keadaan apa pun kita tidak perlu terburu-buru mengambil langkah. Ketenangan adalah sesuatu yang mahal, sulit dan terkadang luput dari keadaan yang menguasai kita. Tetaplah kita bersyukur atas setiap kejadian yang menimpa kita, karena semua ada hikmahnya.


Wah gawat kaki bapak sakit, katanya "dengkul" yang kiri susah digerakkan, katanya juga udah diterapi pakai mesin elektrik selama 3 hari ini. Waduh, aku pikir justru itu yang bikin sakit.. hmmmmzzzzz
Sorenya aku anterin ke dokter.. hadehhhh banyak juga antrinya, sabar aja dah...

Minggu, 11 Desember 2011
Hari ini masih senggang, waktunya bersih-bersih dan kembali On Line. Sambil nunggu jam 02.00 ada jadwal main badminton. Tapi ...... bapakku kan lagi sakit, terus si Sapi siapa yang mau mencarikan rumput?? aku bergegar "memateni" komputer dan langsung ke sawah...

"hah... ini jam 12.00 lho"
"Emang napa?"
"masak ke sawah bukannya ngentang entang panase, mletheke bun-bunnan" (panasnya mecahkan ubun-ubun)
"aeee,,,, ra urusan, penting sapiku wareg, lagian bapakku gak bisa nyari rumput, jadi harus aku ni yang biyayakan"

setelah dapat banyak langsung pulang, waduuuhhhh tanganku tergores-gores "kolonjono" kakakak jadi gak imut lagi dah tanganku... biar aja deh penting pacar gak berpaling.....

"yanck... kamu suka nyari rumput kolonjono ya" pacarku
"kok tahu?"
"karena kamu telah mengijaukan hatiku dengan goresan-goresan cinta" kakakakak gombal gambel deh dirimu ini

"mmmmm... yanck, kamu anggota WR ya??" pacarku
"kok tahu?"
"karena kamu telah menginspirasi hatiku" cieeeeeeeeee....... gombal gambel lageeeeeee....

(itu sekelumit SMS aje xixixix)

***
sampai dirumah:
"hey sapiku apa kabar"
"hemmmmaaaaaohhhhhhhh"
"apa?"
"hemaaaaahhhhhhh"
"hah.. apa, kok gak jelas gitu sih?"
(sapiku diem.. dan memandangiku...aku bengong juga)

lalu aku tertawa sendiri, aku yg bodoh apa sapiku yang bego' ya?? kakakaka..... wis lah diem aja ini kukasih makanan yang uuuennnnakkkk... kolonjono hasil keringatku ya... dihabisin Okey?!
Haduuuuhhh sapiku kok gak "dokoh" (lahap) sih makannya....
"Hemmoooooooohhhhh" sapiku
"emooh yaw wis.... ngelih po urusanku, keliren yo rasakno DW, yukkk dada goobye"

aku tinggalkan sapiku, emang sih dia gak begitu suka kalau aku yang kasih makan, cuma si bapak yang ia harapkan. huh dasar sapi edan!!

***
Jam 02.00 akhirnya bisa badminton juga, tunguuuuuuuu kawan2


Hari ini serasa sangat merdeka, semua pekerjaanku sudah kurampungkan sejak subuh tadi. Tinggal beberapa namun tidak mendesak. Aku bingung harus susah atau senang. Aku senang karena aku bisa istirahat. Namun aku juga susah karena pendapatanku berkurang (heheheh ketahuan materialistis). Ah tapi lupakan, fikiran ini harus diistirahatkan agar tidak stresssssss....

Hari ini aku mulai memikirkan pekerjaan onlineku yang terbengkelai, ya skripsi, ya cerpen, proyek bukum dan juga beberapa order desain. Ada lebih dari 6 (enam) skripsi yang harus tertunda.. untung tidak diburu-buru

Siang ini banyak waktu luang, aku matikan komputer, kebetulan salah satu temanku (Fery) datang ke rumah disusul Enjer, Moko, Kibri dan Patlas. (hmmmmm mereka merupakan beberapa teman terbaikku) Mereka tahu aja aku baru nyantai. Sambil dengar musik aku sempatkan untuk membaca buku "LUKISAN KEABADIAN" karya Kahlil Gibran. Lumayan dapat sedikit ilmu tentang puisi.

Agak sore aku diajak tennis meja ke SMPN 1 Pracimantoro (dekat rumah) sudah lama sekali aku tidak ke sekolah tempat sekolahku waktu SMP dulu ternyata sudah sangat berubah. Jadi lebih bagus. Namun ada beberapa yang masih tetap dan tidak bisa dilupakan.... (heheheh gubrakkk)

"hey ayo main..!!"
"Oke oke oke"

aku bengong ngeliat memory itu, akhirnya kaget dikejutkan teman2ku... yuk main tennis meja sampai mangrib tiba.

****
HARI SANGAT senang, karena jarang sekali aku ngumpul sama teman-teman selama ini. mudah-mudahan tidak merubah dan merenggangkan persahabatan hanya gara-gara jarang ketemu. Aku berharap semua ini akan terlukis abadi seperti kata Kahlil Gibran heheheheh



[Bukan Buku Harian Biasa] – Yulina Trihaningsih
Tangerang. Ahad, 4 Desember 2011 – Cerita Kehidupan
 
Sudah lama nggak posting BBHB. Hari ini, aku ingin sekali menulis kisah nyata tentang istimewanya kekuatan doa dan salat Dhuha dalam kehidupan sebuah keluarga yang aku kenal ^_^. Aku tuliskan sebagai catatan kecil pengingat diri ini ....
===========================================================
 
                Pak Anto dan Bu Ina adalah sepasang suami istri yang sedang berhajat ingin menjual rumah mereka. Alasan pertama, karena Pak Anto mendapat promosi untuk merintis satu cabang pabrik baru di lain propinsi. Alasan kedua, anak-anak mereka sudah tumbuh semakin besar, dan rumah mungil yang mereka tempati saat ini, terasa begitu sesak hingga tidak menyisakan tempat untuk bernapas. Akhirnya, bulatlah keputusan Pak Anto dan Bu Ina untuk menjual rumah mereka.
 
Tapi, urusan menjual rumah, tentulah tidak seperti menjual kacang rebus. Kota tempat tinggal mereka saat ini, adalah kota penyangga ibu kota negara. Mereka berharap sekali mendapatkan harga yang tinggi untuk rumah mungil mereka, agar dapat membeli rumah baru yang lebih besar dan luas di kota tetangga.
 
Hingga suatu pagi, keduanya menonton sebuah acara TV yang dipandu oleh seorang ustad muda. Ustad tersebut bercerita tentang kehidupannya di masa lalu yang terlilit banyak hutang, dan kemudian memutuskan menyerahkan segala urusannya itu kepada Allah saja. Dia lakukan salat Dhuha setiap hari, dan memutuskan untuk menginfakkan 100% royalti penjualan bukunya di saat sulit itu. Dan, subhanallah, betapa Allah kemudian menunjukkan kuasa-Nya, dengan memberikan ganti yang berlipat-lipat, dan menghapus semua hutangnya.
 
Pak Anto dan Bu Ina tercenung. Mereka merasakan juga betapa beratnya hidup mereka saat ini, karena mempunyai hutang kepada manusia (baca: bank). Apalagi, mereka juga mempunyai hajat untuk menjual rumah mungil mereka secepatnya.
 
Maka, Pak Anto dan Bu Ina pun mulai memperbaiki lagi salat Dhuha mereka. Yang tadinya hanya dua rakaat, sekali-kali saja. Sekarang menjadi enam rakaat, minimal, setiap harinya. Bu Ina berdoa sungguh-sungguh di setiap salatnya, hingga tidak terasa air matanya mengalir.
 
“Janganlah Engkau tahan rezeki kami, Ya Allah ....  Ampuni dosa-dosa kami, hapuslah hutang-hutang kami, dan mudahkanlah setiap hajat kami di dunia ini.”
 
Salat Dhuha mulai mereka langgengkan. Hingga kemudian, mereka mulai memikirkan apa yang bisa mereka infakkan 100% di saat ini. Untuk mengorek uang belanja, rasanya sulit dan tidak seberapa. Tiba-tiba Bu Ina ingat uang tabungannya di arisan RT yang masih berjalan. Rencananya kalau dapat, uang itu untuk membayar uang buku sekolah kedua anaknya yang sudah ditagih pihak sekolah, dan juga untuk menambal kebutuhan mereka sehari-hari.
 
“Yah, bagaimana kalau nanti dapat uang arisan, kita infakkan 100%?” usul Bu Ina. Pak Anto memandang istrinya, tersenyum.
 
“Wah, boleh, Bu. Berapa sekali dapat?”
 
“Dua juta kurang 50 ribu. Tapi, baru dua kali kocokan. Yang ikut 27 orang. Sekali kocok, yang dapat dua orang,” jelas Bu Ina, merasa tidak yakin.
 
“Yah, kita berdoa saja. Siapa tahu jodoh.” Pak Anto menyemangati istrinya.
 
Ketika awal bulan tiba, dan arisan akan dimulai, Bu Ina sempat merasa ragu. Ia merasa, seperti sedang menguji keyakinannya terhadap janji Allah. Merasa tidak yakin juga, pantaskah dirinya mendapatkan janji tersebut. Namun, dia pasrahkan saja semuanya kepada yang menggenggam jiwanya.
 
Ketika kocokan dikeluarkan, keluarlah dua gulungan kertas dari dalam gelas. Bu Budi, ketua arisan, meminta Bu Ina dan Bu Evi untuk membuka gulungan kertas itu.
 
“Bu Budi!” seru Bu Evi membaca nama yang ada di dalam gulungan kertas di tangannya. Ibu-ibu mulai ramai menggoda Bu Budi yang mendapat arisan. Gemetar tangan Bu Ina membuka gulungan kertasnya.
 
“Bu Rini ...” seru Bu Ina pelan.
 
“Wah, Bu Rini nggak hadir ini, bagaimana?” tanya Bu Budi.
 
“Tapi, kalau dia sudah bayar sih, kasih aja, Bu. Kasihan ...” Bu Ratna bersuara.
 
“Hm ..., begitu, ya? Tapi, bulan lalu namanya juga keluar, dan dia menolak dapat di awal. Coba saya tanyakan dulu, ya ...” inisiatif Bu Budi.
 
Sementara itu, pelan-pelan Bu Ina mencoba berkompromi dengan perasaannya. Ada sedikit rasa kecewa di sana. Dia tersenyum, mencoba melapangkan hatinya.
 
“Ibu-ibu ...,  Bu Rini minta namanya dimasukkan lagi. Jadi, kita kocok satu lagi ya, Bu ...” Bu Budi melaporkan setelah menelpon Bu Rini.
 
Ibu-ibu tertawa dan mulai kembali berharap. Satu gulungan kertas keluar lagi dari gelas kocokan. Bu Budi kembali menyerahkan gulungan itu kepada Bu Ina.
 
Perlahan Bu Ina membuka gulungan itu dan membaca nama di sana. Sebelum berbicara, dihadapkannya kertas itu ke arah ibu-ibu agar semua dapat melihat dan ikut membacanya.
 
“Wah ..., Bu Ina ...!” seru ibu-ibu sambil tertawa. Sementara Bu Ina hanya bisa tersenyum sambil berusaha meredakan gemuruh yang ada di dadanya. Rasanya ingin menangis. Menyadari, dia sempat meragukan janji Tuhannya. Entah bagaimana dia bisa menjelaskan semua peristiwa yang baru saja dia alami. Tapi, yang pasti, sejak saat itu dia bertekad untuk tidak meninggalkan salat Dhuha, dan tidak akan pernah lagi meragukan janji sang penguasa langit dan bumi.
 
*Dan cerita ini masih berlanjut ... ^_^