twitter


SENANDUNG LAGU CINTA


        Dalam cinta, 13 September 2011

          Cinta, kata yang tak pernah habis untuk dibahasakan. Racikannya teramat manis dalam segala tataran hati sekalipun berada dalam tangan peramu rasa yang tak sama. Hadir tanpa rencana, menyeruak dalam damai di atas tahta rasa terindah. Mendekap dalam hangat para perindu yang masih menyimpannya sebagai butiran kasih.

          Hari ini, mendung bergelayut manja di langit tanahku. Masih membiru namun redup dalam sinar yang tak biasa. Seperti hari-hari sebelumnya akupun kembali berjibaku dengan rutinitas kerja yang mengharuskanku berinteraksi dengan banyak orang. Mengenal mereka satu persatu, mencoba  memahami karakter dan sifat yang kadang sesekali sempat membuatku terkejut. Aku yang terbiasa menakar hati dalam rasa nan lembut, harus jua tunduk pada karakter mereka yang terkadang keras. Bukan hanya terkejut tapi juga kadang air mataku kerap merembes setiap kali mendengar nada tinggi yang tak bersahabat. Tapi sekali lagi aku selalu mencoba berdamai dengan hati, mencoba mengerti dengan menempatkan diri pada posisi mereka. Dan syukur itupun akhirnya masih bisa aku lafazkan sebagai sebuah pembelajaran hidup. Sungguh manusia itu tak harus selalu sama dalam segala hal.

        09.15 ...
Tapi hari ini aku sangat bahagia sebab pelajaran paling indah menjemput hatiku. Cinta, ya hari ini aku mengerti apa itu cinta. Pagi ini seorang customer menjumpaiku. Wanita paruh baya dengan seorang anak kecil yang lucu. Kutebak  sih anak kecil itu adalah cucunya. Sembari melayani beberapa customer lainnya, sesekali mataku menatap ke arah mereka berdua. Suasana yang tak terlalu ramai membuatku dapat dengan jelas mendengarkan perbincangan mereka.
          “Nek, kok harimau itu meninggalkan anaknya ?”
          “Dia nggak meninggalkan anaknya, tapi sedang mencari makan untuk anaknya biar bisa tumbuh sehat kayak Zidan”
          “Owh, dia sayang ya Nek sama anaknya itu ?”
          Kulihat sang Nenek mengangguk sembari tersenyum. Kusempatkan juga melirik ke acara yang mereka tonton di televisi itu.
          “Jadi Mama Zidan meninggalkan Zidan sama nenek itu karena sayang sama Zidan ya, Nek ?”
          “Ya, kan Mama sama Papa kamu cari uang supaya Zidan bisa sekolah dan bisa makan”
          Saat tiba giliran mereka mendatangiku, aku tak tahan untuk tak bertanya.
          “Umur berapa cucunya, Bu ?”
          “Owh, baru tiga tahun. Maaf ya Mbak, dari tadi cerewet banget”
          Aku menggeleng pelan.
          “Anak yang cerdas, Bu” ujarku

          Senandung cinta # 1 … 
          Ikatan cinta yang nyata antara orang tua dan anak tak pernah bisa dipungkiri. Selalu saja abadi, tak pernah lekang.

============================================================

          11.30 ...
          Kulirik awan di luar, masih redup. Beberapa customer juga sempat kudengar mengeluh karena beberapa agenda mereka terpaksa dibatalkan sebab cuaca yang tak bersahabat. Pandangku tertuju pada sepasang anak muda yang sedang menunggu nomer antriannya dipanggil. Sikap mereka yang sangat mesra jelas saja menandakan hubungan yang tak biasa. Bukan sekedar persahabatan belaka. Kulihat laki-laki itu sangat perhatian padanya. Mulai dari mencarikan tempat duduk, menjawab setiap pertanyaan wanita itu dengan sabar. Sesekali senyum mereka terlihat beradu dalam tarian cinta yang indah. Aku dapat melihat pancaran mata dalam binar bahagia.
          Akhirnya apa yang aku fikirkan terjawab sudah. Benar tebakanku kalau mereka adalah sepasang pengantin baru. Umurnya masih relatif muda tapi mereka sudah berani mengambil komitmen bersama dalam ikatan suciNya.
          “Sudah berapa lama menikah ?” tanyaku saat mereka telah berada di depanku sembari menerima sejumlah uang yang hendak mereka tabung.
          “Satu tahun, Mbak”
          “Satu tahun tapi masih terlihat seperti orang pacaran ya ?”
          “Karena kami memang sedang pacaran”
          Aku bingung. Keningku sedikit berdenyit.
          “Nggak usah bingung, Mbak. Kami memang sudah menikah tapi kami nggak pernah pacaran sebelumnya. Jadi pacaran kami ya setelah menikah ini” jawab wanita itu
          Aku baru mengerti apa yang ia maksud. Subhanallah, orang lain yang melihat saja sangat bahagia. Apalagi mereka yang menjalaninya. Sungguh segenap cinta yang datang hanya karenaNya membuat setiap hati dipenuhi bahagia yang sebenarnya.

          Senandung cinta # 2 … 
          Biarkan rindu itu menari dalam altar sang Maha Cinta, untuk kemudian menjemput cinta yang semata hadir dalam rasa hanya karenaNya di suatu saat nanti, saat terindah seperti yang Dia janjikan. Maka jangan pernah gelisah atau resah.
==================================================================

        14.25 …
          Seorang customer yang setiap bulan selalu kujumpa, saat ia mengambil gaji pensiunnya. Hari ini dia datang. Seperti biasa dia tak pernah sendiri. Sosok inilah yng selalu membuat hatiku bergemuruh dalam haru. Mungkin aku yang terlalu cengeng dalam memaknai hidupnya tapi dia masih menjadi sumber inspirasi hingga saat ini.
          Usianya sudah sangat tua. Setiap kali kemari, dia senantiasa bersama sang istri. Selalu berdua. Menggunakan jasa becak yang mengantarkan mereka untuk sampai di kantor ini. Tahu kenapa aku sangat kagum pada pasangan ini ? Karena kesetiaan yang mereka punya. Sang istri menderita kebutaan sudah sejak lama. Dunia yang semakin indah ini telah menjadi gelap dalam pandangnya. Menurut dokter kebutaannya sudah permanen sejak beberapa tahun terakhir.
          “Pak Abu Hanifah, kenapa Ibu masih ikut ? Apa nggak kasihan. Lagipula rekeningnya kan atas nama Bapak, jadi cukup Bapak yang datang kemari sudah bisa dicairkan kok” tanyaku suatu kali
          “Mbak, istri saya memang sudah buta. Tapi dulu waktu dia masih melihat, kami selalu kemana-mana bersama. Jadi saya ingin agar dia tetap bisa menikmati dunia. Dia masih bisa melihat karena saya yang akan menjadi matanya”
          Subhanallah, takbirku bergema dalam kalbu. Aku tersentak seketika. Begitu besar cinta yang mereka punya, terikat dalam kesetiaan yang tak lekang sekalipun semua telah berubah kini. Kuyakin, cinta mereka bukan karena rupa, materi atau tahta tapi semata karenaNya.
          “Kenapa, Mbak ?” ujarnya
          Aku tersenyum. Tapi beberapa tetes hangat sempat menyentuh pipiku. Indah, hanya itu. Aku dapat merasakannya bahkan saat kulihat mereka beranjak meninggalkanku yang masih termangu. Aku beruntung bisa mnegenal mereka, sebuah pelajaran yang indah.

          Senandung cinta # 3 …
          Cinta yang indah karenaNya takkan pernah surut sekalipun keadaan tak lagi serupa seperti semula. Sebab ia ada di hati, bukan pada potret diri yang akan berubah seiring waktu.

          Bkl. 13 09 2011


BBHB 9 - Amnesia
13 Sep. 11
20’55

Malam ini ijinkan aku mencintaimu dengan sepenuh hati, jiwa dan ragaku jika itu mampu kembalikan Ibuku seperti hari-hari yang telah kulewati bersama.

Sudut ruang tengah bawah jendela ditemani sinar mentari menghangatkan pagi. Kali ini Ibu seperti turis, berjemur menghirup udara segar. Alhamdulillah, sesuatu yang teramat sederhana untuk orang sehat. Aku masih melihat semangat yang tinggi dalam diri beliau.

Sebenarnya aku tak sanggup melihatnya lemah, tapi inilah ketentuan yang harus di jalani dari-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah tidak akan menguji kita melebihi batas kemampuan yang kita miliki. Sebuah keyakinan yang mampu membuat siapa pun tegak diantara dera duka jika kita mau mengambilnya dengan sungguh.

Tapi aku juga sedikit tersenyum melihatnya yang tiba-tiba nyleneh,
“Jupukne buku yasin di tas biru!”
“Pusing gak moco? Nek pusing pun di woco sik.”
“Gak, Cuma ndelok. Iki kan bukune tipis gak abot.”
Kubuka buku yasin kecil bersampul merah di pangkuannya berikut kaca mata yang kucantolkan di telinga.
“Pusing?”
“Gak. Aku njajal iso moco iki gak. Nek iso berarti sik iso moco Qur’an.”
Jiahahaha ada-ada saja to Mbok. Lha kok nggak bisa baca kenapa? Opo amnesia? Lupa yo belajar lagi kok bingung.
“Lha sik saget mboten?”
“Isik.”
“Alhamdulillah .... Gak amnesia to?!”


13 September 2011

KEMBALI MERINDU

Menjelang Maghrib ...

          Sepi merengkuh raga. Dalam sendiriku dengan menghadapi setumpuk pakaian yang sedang kurapikan, ada rasa yang berbeda menghampiri jiwa. Rasa yang tak biasa namun sering kualami.
Kangen ... hanya itu. Kangen akan keberadaan almarhumah Ibunda yang telah kembali ke pangkuanNya. Dalam diam kutatap sekelilingku, berharap ada bayangnya di sana. Namun sayang, semua hanyalah harap yang takkan mungkin kudekap. Alamku telah berbeda dengannya bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengannya di dunia ini.

        Saatku tersadar, ternyata setitik  air bening telah jatuh membasahi pipi. Tak mampu menahan tangis. Rasanya ingin kulampiaskan rasa kehilangan dan kerinduanku ke kasur empuk, mendekap bantal dan kuhamburkan air mataku di sana. Namun kembali aku tersadar, percuma saja kutangisi, sebab tangisku hanya akan membuatnya sedih di alam sana. Dalam lirih, do'a tulusku mengalun syahdu dalam kalbu.

        Sebab permintaan ampun dan doa seorang anak yang shalih bisa bermanfaat bagi orang tuanya, sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam hadits bahwa Allah akan mengangkat derajat kedua orang tua apabila anaknya sudi memintakan ampun untuk mereka. Jadi bukan berarti seorang anak tidak dapat mengerjakan birrul walidain ketika kedua orang tuanya telah tiada, akan tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua tidak terbatas hanya dalam masa hidupnya, tapi bisa juga setelah ketiadaannya. Di antara hal tersebut adalah dengan mendoakannya, memintakan ampun baginya. Ini termasuk amalan yang dilakukan seorang anak dan memberikan manfaat bagi orang tuanya.

        Dan mendoakan mereka bukan hanya melalui lisan kita, tapi bisa juga dengan cara meminta kepada orang yang shalih supaya mendoakan kebaikan, hidayah dan petunjuk bagi kedua orang tua kita. Usaha maksimal harus ditempuh oleh seorang anak yang berbakti untuk kebaikan dan keshalihan bapak ibunya.

maghrib menyapa ...

       Kusucikan diriku dengan berwudhu dan kutunaikan shalat maghrib. Kukerjakan dengan lebih khusyuk dari biasanya sampai tahiyat akhir. Dalam do'a seusai shalat kembali air mataku jatuh saat kusenandungkan do'a untuk bunda tercinta, tapi kali ini lebih deras dari sebelumnya.Ya...Allah sampai kapan kerinduan ini mendekapku? Bagaimana keadaannya di sisiMu? Ya Rabb...jagalah selalu dirinya seluas penjagaanMu.

Ibu ...
Meskipun keberadaanmu tak lagi ada di dunia
Namun kasihmu masih terasa mengalir dalam darahku
Sayangmu masih membekas dalam raga ini
Takkan tergantikan

Ibu ...
Meski kini telah ada pengganti sosokmu di rumah mungil kita
Namun tebaran cinta nan ia suguhkan
Tak sehangat cinta nan kau persembahkan
Tak tertandingi

Ibu ...
Kaulah segalanya bagiku
Tak akan ada nan mampu menggantikan sosokmu
Secantik dan sebaik apapun ia
Karena cintamu akan terus terpatri dalam hati ini

Ibu ...
Takkan ada nan mampu menandingi
Tulus cinta dan sayang nan kau beri
Sebab kasihmu tak berhujung
Dan tak bersekat


Selasa, 13 September 2011

Dikelilingi Orang-orang Hebat

Hmm... bagaimana yah mulai menulis harian hari ini? bingung! tiap kali mau nulis BBHB diriku sedikit ragu, karena hal bermanfaat apa yang bisa kubagi pada keluarga mayaku ini? sebenarnya diriku merasa aneh bin ajaib dengan hati ini. Sudah dua hari ini bawaan manyun aja, bisa-bisa monyong deh bibir..hehehehe... 

Guys hari ini aku menghadiri rapat LO SEA GAMES di Dinas Pemuda Olahraga (DISPORA). Sebelum sampai di sana aku harus berjuang keras menemukan kantor tersebut dengan high heel karena perjalanannya cukup jauh. Nasib dah jalan kaki. G ada yang antar, ke mana-mana selalu sendiri. Hehe ada yang mau menawarkan jasa ojek pribadi...kwkwkw

Saat tiba di Kantor DISPORA diriku masih harus berjuang lagi melewati anak tangga yang alamak lumayan banyak, di lantai tiga sih. tak-tik-tok suara langkah kakiku dengan hight heel merapat ke pintu ruangan rapat yang super duper dingin, haisss diriku tak tahan dingin. Saat masuk senyum ala putri Indonesia kusuguhkan ke teman-teman yang lebih dulu datang.
"Assalammualaikum!" kataku.
"Waalaikumsalam!" jawab beberapa orang laki-laki yang menatapku dengan ramah.
Cieh-cieh alhamdulillah mereka menyambutku dengan nada persahabatan walau sebelumnya telah memperkenalkan diri masing-masing saat rapat pertama, tapi lagi-lagi diriku susah mengingat nama. Diriku lebih mudah mengingat wajah dari pada nama-nama mereka yang bagus itu ^_^

Akhirnya aku duduk juga di kursi rapat ini dan bisa meregangkan otot kaki yang tegang. Halah tampil cantik itu ribet. Hehehehe walau sekedar duduk tapi masih harus memperhatikan keangunan, itu kata guruku dulu.

Cligak-cliguk liat kiri kanan kok g ada teman cewek, pada ke mana mereka? hmm terpaksa diam saja karena aku tak mungkin mengeluarkan jurus jahil dengan beberapa laki-laki di  depanku. Mereka pada sibuk berbicara dengan bahasa planet seh...hehhehe maksudku bahasa Inggris. Huh pake bahasa Indonesia aja napa, kan bule-bule dari negara lain juga g ada di ruangan rapat.

Tok-tok "Hi guys!" kata beberapa wanita cantik yang bersamaan datang.
Alamak anak siapa mereka ini, cantik bener sahabat WR. Rok mini dan senyumnya wiiiiih menggoda iman. Nah-nah apakah diriku juga tergoda, hehehhe Masyaallah, oh tidak bisa. Masak apel makan apel... ^_^

Nah lengkap sudah anggota rapat datang semua sekitar dua puluh empat orang beserta Kabid yang memimpin pelaksanaan SEA GAMES dan Kasi yang akan memimpin kami kelak. Mulai deh atmospernya jadi berubah, mereka yang lupa orang mana. Bahasa Inggris bak kumur-kumur,hihi... Menarik dan bakalan menyita dan tenagaku pasti ke depannya. Posisi sebagai tenaga pelayanan NOC atau lebih akrabnya disebut sebagai pintu utama dan penyambung lidah pemerintah, itu kata ketua PCMI. Namun, aku tak terlalu mengerti karena aku tak berpengalaman dibidang ini. Yang aku tahu hanya melaksanakan kerjaku nanti semampuku dengan baik demi nama baik Provinsi Sumsel dan negara kita.

Capek, pegal, tapi alhamdulillah aku bisa senyum lagi dengan sembringai karena walau dengan perkenalan singkat diriku sempat mempromosikan WR pada teman-teman yang di sana. Dengan bangga diriku menyebutkan aktivitasku sekarang lagi sibuk nulis di bawah naungan WR. Kasi dan teman-teman yang lain mulai serius memperhatikanku karena aku menyebutkan aktivitasku, lalu Kasi tertarik menanyakan apakah aku telah memiliki buku sendiri. Nah untung banget bukuku baru saja launching jadi bisa dengan bangganya aku menjawab, "Yes, yesterday I have launching my first novel." Sontak jawaban "Excelent!" keluar dari mulut sang kasi. Wah-wah teman-teman yang lain sepertinya memandang dengan penuh tanya.

Setelah rapat berakhir dan Kasi meninggalkan tempat duduknya ada seorang cewek cantik menahan langkah kakiku. Dia menanyakan dengan detail apa itu WR dan bagaimana bisa aku menulis. Dengan bangganya aku menjelaskan apa itu WR dan menjelaskan bagaimana aku bisa menulis. Kepalaya hanya mengangguk saja dan dia berdecak kagum dengan kegiatan menulis. Guys dua dari temanku itu adalah duta pertukaran pemuda Indonesia-Jepang. Namanya Okta Rina, dia teman satu sekolahku dulu dan yang penasaran bertanya padaku tadi itu namanya Dini, dia duta pertukaran pemuda Indonesia-Kanada. Wah-wah bangga dikelilingi orang-orang hebat. Sama seperti saat diriku memutuskan untuk bergabung di WR ini, diriku otomatis telah dikelilingi penulis-penulis hebat ^_^

Salam Anaqah!


BBHB_LaunaZidka
Sanah Helwa!!!
13 September 2011 

Sesuai maklumat PP, BBHB hari ini bertema-kan Ulang Tahun.
Kebetulan, baru beberapa hari lalu melewati moment itu.
                   Sanah Helwa, Sayang!
Sayangnya, tradisi keluargaku gak pernah merayakan ulang tahun, sejak aku kecil, sejak kakak-kakaku kecil. Ayah melarang keras soal ini! Whatever, aku juga sudah terbiasa! Tak pernah mengharap ada pesta apapun, sedihnya, Mamam juga terbiasa melupakan moment-moment yang dianggap penting sebagian orang.
Yang paling berkesan tentu saja ada, tak pernah dirayakan bukan berarti tak pernah ada peseta! Mungkin Ayah memang melarang keras, tapi teman-teman nyatanya terlalu peduli denganku, surprise party!
            Ini awal waktu masuk SMP, kelas 1, Ulang tahun yang ke-11. Mana ada sih, anak baru yang ulang tahunnya diketahui seluruh warga sekolah?
Alhamdulillah ya, seluruh penjuru sekolah dari TK-SMA bahkan guru-guru, herannya pada tahu, kalau hari itu, hari lahirku. Berarti mereka medoakanku. Antara senang dan tidak senang! Bagaimana gak senang, Ibaratnya kita di todong nraktir semua yang mengucapkan ultah plus kado-kadonya. Ya Allah, Ulang tahun benar-benar membuat kantong Jeboll! Udahlah, Jangan mengharap Uang jajan lebih, gak bakal dikasih. Hehe, sekelumit kenangan Ulang tahunku.
Ulang tahunku, selalu berkesan, apapun keadanku.
        Terimakasih ya Allah, atas semua nikmat ini. (Berdoa yang terbaik untukku)


Dimalam kelabu,13 september 2011
Aku yakin Allah selalu ada untukku

Minggu terakhir ini batinku terganggu dengan bisikan-bisikan derita dan jiwa sedikit tergoncang. Entah mengapa rasa semangatku semakin terkikis dengan hari yang begitu menyakitkan. Aku sering bermuram durja, menangis didalam hati. Benar-benar mimpi buruk itu datang kembali.
Pelupuk mataku begitu dalam dan lingkarannya sedikit menghitam. Ya,itu menandakan sepanjang malam aku tidak bisa terbuai dalam kasih mimpi.
Perasaan ini....
Perasaan yang begitu aku rindukan pada keluargaku yang jauh disana. Aku merantau kenegri orang untuk memberi secercah harapan tapi aku takut, sangat takut  jika cahaya kebahagiaan itu redup dan pada akhirnya mati dengan sia-sia.
Terkadang aku menangis mengingat masa-masa lalu yang begitu sakit ketika kegagalan datang kembali dan kekecewaan hadir. Tapi aku selalu berpikir Allah itu selalu ada.
Tapi entah mengapa dalam minggu ini keyakinanku mulai goyah, apakah karena hari-hariku begitu padat. Aku terjatuh dalam ketidakmampuannku,psikis aku mulai terganggu mungkin juga terinfeksi sakit gila, gila memikirkan dengan tugas-tugas kuliah.
Sebuah dilema mahasiswa baru terutama aku, memang sedih sekali. Terkadang aku menyalahkan diri sendiri,mengapa aku terlalu bodoh tidak secerdas teman-temanku. mereka sangat gemulai mengisi soal-soal sementara aku?cuma terdiam dan tidak mengerti apa-apa. Maklum aku bukan anak kota-kota besar yang pengetahuannya lazimnya lebih luas dibandingkan orang-orang daerah.
Tapi sudahlah,aku tidak boleh mencaci-maki diriku sendiri, mungkin Allah sudah memberi jalan terbaik untukku. Sekarang aku tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi ini, aku rindu pada ayah dan emakku,aku rindu adikku dan abangkku, aku merindukan senyum mereka, canda-tawa mereka dan kasih sayang mereka, apalagi disaat seperti ini ketika aku benar-benar jatuh dipersimpangan keterbatasan aku. Hanya Allahlah yang selalu ada untukku
"Ya Allah,mudahkanlah aku ,aku yakin Engkau selalu membantuku saat-saat seperti ini" amin ya rabb..


Senin, 12 September 2011 pukul  20.00
Tidak makan
Aku tidak makan malam sudah dua kali padahal lapar sekali tetapi rasanya malas sekali untuk makan malam. Bagaimana bisa gemuk? Malam hari saja tidak makan. Padahal makan malam hari bisa mempercepat gemuk. Mungkin sudah dari sananya kali ya badanku ga bisa gemuk. Ya sudahlah, aku harus mensyukuri pemberian dari Allah. Tidak gemuk asalakan sehat itulah nikamt sehat yang patut aku syukuri.  
 
Selasa, 13 September 2011 pukul 15.00
Tidur Siang
Badan terasa lemas sekali dan mengantuk rasanya. Sudah lama aku tidak tidur siang. Mungkin karena aku kedatangan tamu bulanan dan tidak makan siang jadi lemas sekali karena biasanya aku tidak merasakan selemas ini. Aku terbangun pukul 17.00.  Pukul 17.00, langit sudah begitu gelap.
 
Selasa, 13 September 2011 Pukul 11.00
Kedatangan Tamu
 
Aku sedang asyiknya menulis untuk melanjutkan cerita yang kemarin. Tiba-tiba Mamaku memanggilku untuk diperkenalkan sama beberapa orang ternyata Mamaku kedatangan tamu. Sebelumnya aku tidak mengenalnya dan belum pernah bertemu dengannya. Mereka  masih keponakan dari kakekku jadi sepupu dari Mamaku. Kira-kira ada delapan orang. Sepupu Mamaku ada dua orang dan lainnya anak, menantu, istri dan cucunya. Mereka asli dari Jawa tetapi tinggal di Palembang. Cukup lama juga mereka bertamu di rumahku kira-kira 2 jam. Setelah itu, mereka berkeliling mengunjungi saudara yang lain.
 
Selasa, 13 September 2011 Pukul  07.00
Mencuci Piring
 
Sudah seminggu aku tidak mencuci piring dan gelas. Ini pekerjaan favoritku. Aku tidak membantu Mamaku ini tandanya aku lagi ngambek jadi malas deh bantu-bantu. Tetapi rasa ngambekku sudah sembuh akhirnya aku melakukan pekerjaan ini kembali. Tetapi gelas dan piring sedikit sekali ya? Aku lebih suka mencuci banyak piring dan gelas  daripada hanya sedikit. Tetapi yang tidak aku suka jika airnya macet yang membuatku harus mengambil air dari kamar mandi.


KONSER JARAN KEPANG
Senin, 13 September 2011
Tempat : Sebuah desa di Lampung bagian utara, samping rumahku.


Hari ini aku menemukan titik jenuh yang sudah hampir melewati ambang batas, aku tak tega melihat tumpukan daging yang ada di sekitar tubuhku, libur masih ada satu minggu lagi, itu berarti kesibukan yang biasanya ku jadikan sebagai sarana pembakar lemakpun akan dimulai minggu depan dan itu berarti kemungkinan kilogram tubuhku membengkak juga itu akan terjadi. Aku berusaha mencari kesibukan, dengan mengintip mama yang sedang dengan semangat menolong seorang ibu melahirkan anaknya (Mamaku seorang bidan, bukan dukun beranak lhoo..hehe) ingin ikut membantu tapi entah mengapa mama melarangku.
Aku menuju dapur. Aku berharap si mbak belum selesai mencuci piring atau baju agar aku bisa membantu sambil mendengarkan radio dangdut kesukaannya. Tapi aku tidak menemukannya. Tidak ada tumpukan piring kotor ataupun baju. Lagi-lagi aku tidak menemukan kegiatan.
Akhirnya, aku memilih untuk duduk di dalam kamar dengan buku "Ilmu Kesehatan Anak, Jilid II" yang selama libur nyaris tak tersentuh. Namun saat aku belum habis satu paragraf membacanya, aku mendengar sebuah tembang jawa yang teralun perlahan, dan semakin lama semakin keras. Aku cepat keluar kamar. Aku melihat di luar rumahku sudah ramai dengan orang-orang yang tidak tau dari mana saja datangnya. Penjual juga sudah menggelar tempat strategisnya untuk berjualan, bahkan ada penjual makanan ringan yang menjadikan teras rumahku sebagai tempat jualannya. Dari es cendol sampe tukang jual terompet ada. Aku baru ingat, kalau tetanggaku hari ini ada gelaran Khitanan (Sunat), sebagai peramai ia mengundang kelompok jaran kepang (Kuda Lumping) di halaman rumahnya yang berada tepat di samping rumahku.
Kejenuhanku seketika hilang. Cepat aku berganti baju dan mengambil hape yang dari tadi di charger, sebuah note kecil dan pena yang terselip di dalamnya sebagai cadangan kalau-kalau hapeku kembali low bat (Batrenya sudah jelek, hehe). Aku teringat sesuatu, aku belum mendapatkan ide untuk sebuah lomba di WR (ada yang bisa tebak?), siapa tau kelemahanku menulis cerpen lokalitas bisa teratasi saat menontonnya.
Hari semakin siang. Matahari kian terik dan bersemangat. Lima penari lelaki yang membawa kuda yang terbuat dari anyaman kertas dan sebuah cambuk itu menari dengan liarnya sambil diiringi tembang jawa. Aku tidak memerdulikan terik dan gersangnya desaku yang sudah hampir tiga bulan terakhir tidak pernah hujan ini.
Jepret sana.
Jepret sini.
Catat sana.
Catat sini.
 Aku tidak beranjak sedikitpun. Aku pulang ke rumah hanya untuk sholat dzuhur. Setelah itu balik lagi. Aku memperhatikan sekelilingku. Sudah semakin ramai. Bahkan ada yang datang dari desa yang lumayan jauh dari desaku hanya untuk menonton pertunjukkan yang sarat akan ilmu-ilmu hitamnya ini. Tentu saja mereka datang bukan hanya untuk menonton, tapi juga untuk berjalan-jalan bersama keluarga dan bertemu tetangga dan kerabat yang juga sedang menonton. Aku juga berulang kali di sapa,
"Ibu dokter, apa kabar? Suka jaran kepang juga toh? Ndak nyangka.."
Aku hanya tersenyum mendengar sapaan itu, sapaan yang belum saatnya buatku. Itu ku anggap doa saja.  Tak Lama, ada seorang nenek yang menyapaku, dan memberiku payung melihatku berdiri serius di bawah terik tanpa perlindungan
"Nduk, sini sama mbah. Panas lho.."
Aku tersenyum. Dan merapatkan tubuhku di bawah payungnya.
Aku termenung. Sungguh berbeda saat aku menonton pertunjukan artis yang harus bayar mahal untuk menontonnya. Setiap orang akan mementingkan diri sendiri. Sibuk dengan kelompoknya. Tidak begitu dengan konser jaran kepang yang sedang ku tonton ini. Walaupun gratis, walaupun tersaji dengan sangat sederhana, namun bisa mengeratkan hubungan silaturahmi antar warga.
Selama masa liburanku.
Dua pengalaman berharga yang ku dapat.
Pertama, sehari sebelum Lebaran, aku ikut membantu 4 bayi yang lahir bersama mama. Dan yang kedua, saat aku menonton kuda lumping di samping rumahku. ^_^

Kata siapa di kota saja ada konser? Di desapun ada, Konser jaran kepang! hehehe. Menontonnya, hampir sama dengan menonton sirkus. Serius! :P


Bayangan Kematian

Bandung, 13 September 2011
*Bersama detak jantung yang masih bekerja di luar keadaan normal.

Satu pekan terakhir, ada satu hal yang demikian mengusik.  Ah, entah mengusik atau apa namanya, yang kutau ia selalu bermain dalam rasa dan pikiran.  Sesuatu yang terus saja mengikuti, layaknya sebuah bayangan.  Ia yang terkadang membuatku menangis ketakutan sekaligus sedih, namun juga larut dalam kerinduan.  Sesuatu itu adalah bayangan kematian.

Satu hari ketika sedang berkumpul bersama keluarga, asyik dalam senda gurau dan tawa, tiba-tiba saja rasa sedih menjamah ruang hati, menjalar hingga ke aliran darah.  Sedih yang entah darimana datangnya.  Yang kutau, rasa itu bermula dari satu pemikiran, 'bahwa suatu saat aku akan meninggalkan mereka, orang-orang yang aku cintai.'  Kian bertambah sedih saat beberapa kali merasa seperti diabaikan, berbicara namun seakan angin membawa jauh suara, hingga tak sampai ke telinga mereka.

Pernah juga ketika sedang menyusuri jalanan kota di sore hari, aku merasa dunia demikian jauh.  Seolah aku berada dalam ruang yang berbeda.  Dekat tapi jauh.  Dunia dan diriku seakan berbatas.

Atau saat sedang tegak berdiri dalam shalat yang jauh dari khusyu', perasaan duka tak dapat kusembunyikan.  Lagi-lagi ini bermula dari satu pemikiran, 'mungkinkah ini shalatku untuk kali yang terkahir?'

Setiap langkah rasanya dipenuhi oleh tanda tanya, di manakah kira-kira malaikat yang diutus oleh Allah itu akan menemuiku? Di jalankah, di atas tempat tidurkah, di masjidkah??

He he, konyol memang.  Mungkin ini hanyalah bisikan syetan yang hendak melarutkan aku dalam ketakutan.  Karena aku bukanlah orang shaleh yang bisa demikian jelas merasakan tanda-tanda kematian.

Tapi bukankah memang tidak ada yang lebih dekat dan lebih pasti dalam hidup ini kecuali kematian?

Ya, apapun namanya, kematian memang selalu membawa peringatan untuk kita yang masih diberi nafas.  Bahkan nabi sendiri mengajarkan agar kita memperbanyak mengingat pemutus segala kenikmatan dunia, yaitu kematian.

Terkadang terlintas dalam benak, seperti apa perasaan mereka yang telah terlebih dulu putus kesempatan hidupnya, sebelum israil benar-benar datang menjemput.  Adakah pertanda? jika ada dalam bentuk apa? Adakah pesan yang hendak mereka titipkan kepada pewarisnya?

Aku merasakan bahwa bayangan itu tak dapat begitu saya kuenyahakan. Ia yang mengingatkanku untuk bersegera melakukan apa-apa yang selama ini mungkin sering tertunda, memaksa hati dan pikiran untuk selalu terkoneksi kepada Sang pemilik hidup dan mati.  Ia yang menyadarkan betapa masih kecilnya peran, dan masih banyak hal yang seharusnya aku perbuat.  Yah, selama masih diberi kesempatan, sebelum masa itu benar-benar tiba, entah kapan.

"kullu nafsin dzaiqotul maut"
setiap yang hidup, pasti akan merasakan mati.

*setidaknya prinsip hidup 'Bekerjalah untuk duniamu seolah engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah engkau akan mati esok hari' tetap dapat memberi asupan energi, untuk bersemangat menjalani hari-hari.  ^__^


TOBATLAH TOBAT, WAHAI SAHABAT, SEBELUM TERLAMBAT

Pagi-pagi yang segar, menikmati sejuknya udara di komplek adalah salah satu hal yang membahagiakan bagi orang yang tinggal di kota metropolitan seperti diriku. Kuanggap bagaikan oase di padang yang gersang. Bagaimana tidak, di kala siang tiba, suasana macet jalan raya, suara bising kendaraan yang berlalu lalang, serta polusi udara yang tak bisa dielakan seolah sudah menjadi suatu yang tersajikan sehari-hari.

Pagi ini dengan bersiul-siul aku keluar dari kos-kosanku. Dimulai dengan senam sebantar. Lalu mulailah mengelilingi komplek. Di situ sudah banyak orang yang juga olah raga pagi. Ada yang berjalan ada juga yang berlari-lari kecil. Tak kalah menarik pula adalah gadis-gadis yang masih segar juga banyak yang ikut menikmati suasana pagi. Di sinilah tantangannya bagi yang merasa alim untuk tidak mengumbar pandangannya (Yaa... bukan bermaksud tidak menghargai kecantikan. Namun ini demi menjaga hati dan otak yang terkadang susah dikedalikan. Contoh: nyleneh, ngeres, dkk... hehehehe)

Ya, pagi ini aku juga mengalami tantangan yang aku sebutkan di atas. Tak sengaja mataku bersitatap dengan salah seorang gadis saat kami berpapasan. Mungkin saja karena keadaan yang cukup remang membuat si gadis salah menerka tentang penampilanku—mungkin dianggap aku pemuda yang ganteng dan keren... padahal aku tak merasa demikian. Hehehe....  Sehingga dia terlalu konsentrasi dalam mengamatiku. Dan tak memperhatikan kalau ada lubang kecil di depannya. Dian terhuyung nyaris jatuh.

Hup! Dengan sangat cekatan dan sepontannitas. Aku menangkap tubuhnya. Alih-alih aku berhasil menolongnya. Namun tiba-tiba ada perasaan kikuk dan canggung. Waduh, aku harus bagaimana ini, bisikku dalam hati.

“Maaf, maaf,...” itulah kata yang akhirnya keluar dari mulutku.

Aku kembali melanjutkan lari pagiku. Dan tiba-tiba sebuah nada lagu yang di nyanyikan penyanyi cantik Syahrini terasa terngiang di telingaku.
“Tobatlah tobat...  wahai sahabat... sebelum terlambat....”

Jakarta, 13 September 2011


BBHB 8
Selasa, 13 09 11

Sedikit saja yang kuucap pagi yang cerah ini.
Hasbiyyallahu wani'mal wakil.
Singkat, jelas dan pada.

------------------------------------o0o--------------------------------------


Kamar kosan, Bandung.
08:59 WIB
13 September 2011

DUA BAHASA ASING, LAGI

Ini nasihat dari dosenku kemarin. Saat kuliah Seminar Perancangan Arsitektur, dosenku berkata: "Selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, minimal dua bahasa asing lagi harus kita kuasai. Terserah kalian pilih mau bahasa apa."

Setelah dosenku berkata begitu, aku jadi teringat ada pernyataan dari salah satu tokoh di Indonesia (lupa namanya, hehe ^_^): "Kuasailah minimal 3 bahasa asing: Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Mandarin. Dengan begitu, dunia berada dalam genggamanmu!"

Inilah yang juga menjadi obsesiku. Menguasai beberapa bahasa asing. Tidak sekedar tahu pulpen itu qolamun, apa kabar itu nihau ma. Tidak sekedar belajar bahasa Arab di ta'lim-ta'lim yang hanya sepekan sekali. Tidak sekedar belajar bahasa Mandarin dari film-film buatan Taiwan.

Ingin sekali rasanya kursus intensif bahasa Arab atau bahasa Mandarin. Tapi apa daya, statusku sebagai mahasiswa Arsitektur memaksaku selalu berkutat dengan gambar-gambar dan grafik. Hmm... Semoga saja, setelah lulus nanti, keinginanku untuk kursus bahasa asing bisa terpenuhi. Katakan "aamiin", sahabat! ^_^

Kini giliranmu, bahasa asing apa yang ingin kamu kuasai?


13 September 2011

Sebenarnya, banyak hal yang ingin diceritakan, apalagi kepada teman-teman satu tim di WR. Mulai dari kesibukan subuh, sampe subuh besoknya lagi yang selalu dilalui dengan aktifitas seabrek-abrek. Saking seabreknya, tu benda yang diinginkan pada sembunyi semua, mungkin mereka pada takut dibanting, diinjak, dan digilas sama Rik. Yah! Semuanya pada ngumpet ntah kemana. Berawal dari CD Driver yang dicari gak ketemu, semua barang dibongkar, ee.. ketika nyari barang yang tadinya kelihatan, sekarang malah ngikutin jejaknya CD Driver.

Mau mandi kadang gak nemuin handuk, mau pergi kadang gak nemuin sepatu, mau makan kadang gak nemuin uang (hehehehehe). Kebiasannya gitu, akibat sembarang lempar dan jarang diperhatiin, semuanya pada ngambek.

Tapi, walaupun begitu, si Rik ini tetap selalu semangat (meskipun kadang semangatnya kalah tanding lawan rasa malas), contohnya sekarang. Dia dengan semangatnya berangkat pagi-pagi untuk mengikuti pelatihan di KOPERTIS. Saking paginya, tu pagar masih ketutup (pintu pagar yang bagian gak pernah dibuka ^_^).

Akhirnya ada yang datang juga, tentu saja tadi pagi si Rik langsung lonjak-lonjak, salto, dan nungging setengah tiang. Ternyata yang terjadi, eehh…. Pelatihannya dah selesai minggu kemarin. Hehehehehe.

Sekarang. Yah! Si Rik ngetem dalam lab nunggu mahasiswa datang. Dengan doa, moga-moga pas waktu mahasiswa pertama masuk lab, si Rik bisa nahan hasrat ingin nunging. Semoga. ^_^


 12 September 2011

Hari ini kelihatan calon panas yang sangat panas.
Kriinnnggg SMS masuk
“Mbakyumu nyidam kripik welut, mangga yang baru dipetik, gemblong kocar-kacir dan kamu yang harus nganter..” SMS dari Masku di Bekasi.
“Busyet gak salah kang, edian… milara awakku jenenge kuwi”
“Yo terserah, yen ponakanmu ngoweh-ngoweh kamu yang nanggung ompolnya wkwkw..”

Wah bener-bener nih. Apa boleh buat.. kebetulan hari ini ada acara ke kantor BCA karena mau konfirmasi keys BCA yang kemarin keblokir. Yaw wis lah… mudah-mudahan semua yang kakakku ingin kudapat dengan mudah.

Pukul. 09.00
Pasar Wonogiri

Aku jalan mencari kripik welut, aduhh di mana ya.. sama belut aja gila.. eh maksudku Gilo.. ada-ada aja iparku yang dari Tegal itu hmmmpp… Walaaahhh ternyata belum sarapan. Aku mau ke soto di tengah pasar itu ah… (langganan). Di sana yang jual ibu-ibu, biasanya yang pelangganya juga ibu-ibu dan mbah-mbah yang lucu-lucu banget mereka. Uhuy, langsung dah pesen..

“Monggo pinarak… “ Si ibu Soto
“Injih..” aduh bahasaku wagu tenan
“Dahar punapa mas ?” genit amat
“Soto sapi bu, ..”
“Unjukane ?” haiyahhh
“The anget bu..”

Langsung si Ibu Soto menghidangkan semangkok soto hangat kesukaanku. Wow, nikmat man..!! Santap…. Di tengah-tengah sarapan ada di sampingku ada mbah-mbah bersama cucunya. Kelihatannya sang cucu dari kota karena dia bahasa Indonesia. Tapi yang jadi gerrrrr…. Adalah mbahnya yang sangat piawai mengolah Jawa-Indonya. Hahahaha

“Dihabisin makannya nduk” kata simbah
“em..”cucunya mengangguk
“Tanduk tidak,,?” kikikikikikik aku udah mulai kesegrak nih

Aku yakin cucunya kebingungan, mana ada tanduk (sungu) di sini, hahahaha.. ada-ada aja nih mbah.

“Kamu tidak usah kembali ke Jakarta ya..” Ulah simbah lagi
“Gak mau…”
“Di sini saja sama simbah” wow lancar-lancar prok prok prok
“Gak mau…”
“Lhaaa.. masa’ cuma jruk bali saja” wahahahakakahakahakahakahak

Aduhhh aku gak nahan kalau yang ini, mati dah aku. Ada ruangan khusus ketawa gak ini ?? udah di tenggorokan syaraf tawaku.. Ya Allah kuatkan aku untuk menahan kelucuan ini.
Udah aku pergi aja, belum sempet habis itu soto. Kaburrrrrr..

***
Akhirnya dapat kripik belut.

“Pinten bu..” tanyaku
“Sewelas ewu mas”
“Nyuwun 10 gih..”

Dapat satu sasaran, mangganya beli aja bilang baru yang metik emang enak dikibulin. Bukannya gak mau metik, lha apanya yang mau dipetik “awoh” saja tidak wakakaka keinget mbah tadi malahan.

Gemblong Kocar-Kacir ? Ya Allah tolong apa lagi ini.. telepon ae lah

“Hoy, apaan nih gemblong kiwir-kiwir ??”
“Kiwir-kiwir bathukmu sak lapangan kuwi” wakaka masku pinter ngelucu juga
“hahaha lha opo to.. aku ra ngerti lho”
“Gemblong mosok ra ngerti katrok banget lu..”
“wah bener-bener muke lu jauh kang, gayamu sok Ibu Kota.. wis ra ngerti tenan aku”
“Sing seko ketan diwur-wuri gulo opo kambil itu lho ah..” manja amat si Kakang
“Namanya ora ngerti mau dicuwowo lambenya sampai meteran tetep gak ngerti”
“Wo, dasar cah gemblung.. yaw wis ko takok simbok ae”
“yu dada bye…” end !!

Mangga udah, kripik belut udah, gemblong (ke laut aje), waduh aku yang nganter ke Bekasi. Ya Allah pekerjaanku masih sak lemari utuh, gimana ini. Telepon maning …

“Assalamualaikum..”
“Walaikumsallam.. aya naon”
“Waelah gayane ganti bahasa saiki”
“hehehe gimana-gimana”
“Sory kang, kalau aku yang ngater bisanya aku hari Jum’at gimana..”
“wha lha welute keburu hidup lagi dong..”
“Wah bener-bener nih, pokoknya kalau gak hari itu tak jual lagi ni kripik”
“Ya wis ngalah…”

Asyiikkkk akhirnya lega juga. Pulaaaanggggg…..!!!!

*****

Sampai di rumah, pekerjaan sudah menanti. Siapkan materi dan langsung menarilah jemariku di atas keyboard. Sambil dengar lagu Obiet (adik2 Idolaku hehehe.. dah GD sekarang jarang kontak), buka FB dan mengupload BBHB warga WR, hingga tak terasa waktu terus beranjak.

Gubrakkkk !!! Mati lampu menjelang sore, yuhu……. Saatnya istirahat.

Sehabis maghrib, aku menjelajah halaman yang sangat terang karena purnama. Beberapa meter dari pijakku, beberapa sahabatku sedang bersendau dan berdendang memakai gitar.

Suasana ini kembali mengigatkanku pada sebuah janji sang rembulan ketika ia mampu menerima apa yang dipijarkan sang cakrawala, entah terhalang awan atau tertutup gerhana. Ia akan rela turut mengarungi hari sampai menjelang usai tulisan ini. Namun tak begitu dengan janji lidah seludah merah sudah berubah. Kini ia telah berhasil mengusik hati di lain labuh, berhasil bermain hati yang mudah luluh. Namun sangat salah jika ia membaca makna di dalam sini, ketika ia tersenyum remeh dan memuaskan dunia. Dia berfikir aku kan menyerupai rembulan yang layu terpaku.. hahahaha.. aku bukan itu sayang, kau lihatlah langit dari dekat hatimu, ia begitu gagah menyapu gemuruh, begitu teduh ia menenangkan keterpurukan. Jika kau sangat bangga dengan tinggimu, apa yang mampu kau lihat di atas langit ?? Maaf, itu tak akan membuatku heran, jadi titik ini bukanlah sebuah akhir yang kau baca. Namun takdir telah memusnahkanmu dari inginku, hingga kini aku menjadi terselimut langit yang tetap kokoh meski apapun kan menerjang…



Tarra…. Jam 21.30 listrik menyala. Namun aku terlanjur di tempat nongkrong, di café sebelah yang menyuguhkan kopi jahe yang menyehatkan. Pukul 23.00 nan aku kembali pulang untuk menyelesaikan deadline. Aku kembali bekerja di ruanganku, sampai pukul 03.00 (13 Sep) aku baru merebahkan tubuhku.

By Om Dompet


Ampenan, 13 September 2011/10:48
CATATAN V (EDISI MILAD: Kejutan Pertama Dalam Hidupku)

Berbicara tentang MILAD atau ULTAH, seumur hidup aku tidak pernah mendapatkan kejutan seperti yang sering aku berikan untuk sahabat-sahabatku. Memang pernah dirayakan, mengundang teman atau sejenisnyalah, namun menurutku sekarang-sekarang ini tradisi merayakan tidak lagi wah untukku. Lebih keren kan kalau ada yang ngasi kejutan trus kita pura-pura nggak tau sambil nangis terharu. hehe

Eits, tunggu dulu! Ternyata nggak seumur hidup aku tidak merasakan kejutan. Tanggal 16 maret tahun ini aku mendapatkan kejutan untuk yang pertama kalinya. Dari someone specialku (sayang sekarang sudah MANTAN). Si Mantan tiba-tiba saja datang pukul 10 malam dan nggak mau pulang sampai pukul 12 malam. mama sampai tanya kenapa doski nggak pulang dan dia hanya menjawab dengan senyuman. Yang lucunya, waktu jam tepat menunjukkan pukul 12 malam, dia bingung cari korek, eh ternyata nggak bawa dan akhirnya meminta korek padaku. merasa aneh karena dia nggak merokok kok minta korek, akupun curiga.
"Koreknya mau dipakai apaan?" tanyaku
"Nggak ada. cuma mau dipegang aja."
Nah, lo. Jawaban yang aneh kan?

Akhirnya aku masuk mengambil korek. waktu keluar, di atas meja sudah ada kue tart black forest, lilin berwarna merah dengan angka 22 tertancap centil di atasnya. di pinggiran kue ada tulisan Happy B'day Fu. Bak gaya Slow motion aku menghampirinya dengan seyuman dikulum. Sok romantis dia mengangkat kue sambil mengucapkan Happy birthday dan memberikanku hadiah yang sudah dia persiapkan.

Sebelum tip-tiupan lilin, aku panggil mamaku sementara anggota keluarga yang lainnya sudah tidur. Jadilah kami merayakan ultahku hanya bertiga. Sebelum lilin aku tiup aku protes padanya karena dia membeli Lilin dengan angka yang salah. Masa 22? Dia jawab apa coba? Daripada angkanya kekurangan lebih baik kelebihan. tadi malah mau beli yang 25 biar bisa dipakai beberapa tahun gitu. Hahaha, nggak lucu.

Anehnya waktu kue mau dipotong, yang paling antusias malah mamaku. Beliau yang memotong duluan si kue dengan semangat. sedangkan aku dan doski nontonin mama yang terus berkutat dengan si tart.
Thanks ya kejutannya. aku nggak akan melupakannya. walaupun kita udah nggak bareng lagi :)


Selasa, 13 September 2011

Ia memicingkan matanya padaku, seolah memberi isyarat kalau pertanyaanku telah sedikit menyinggung privasinya. Ia Husnul Arifan, teman satu kampusku di jurusan Bahasa Inggris tapi kelas kami berbeda. Aku tahu itu agak sedikit salah. Tapi ya sudahlah buat apa dipikirin. Toh! aku tadi sudah terlanjur bertanya. Berapa gajinya selama sebulan nyiar.
Hmm... baiklah, soal kuliah di hari kedua lumayan menyenangkanlah daripada semalam.
Wah!!! tadi barusan ada telepon dari Raw Fm. Wah! interview. Aduh gimana ya besok? aku jadi sedikit deg-deg an. Habis pas aku lagi nulis BBHB datang teleponnya. Apa aku bakal lolos jadi penyiar yah?. Itu juga merupakan impianku sejak lama. Hmm... tapi tentu saja impian terbesarku tetap menulis.
God! sebenarnya aku pengen kali punya lap top. Agar aku bisa nulis setiap hari. Jujur diary, terkadang aku merasa tidak nyaman menulis di siang hari begini. Nulis diary kan enaknya mau-mau tidur gitu. Dulu, aku senang sekali melakukannya, nulis diary menjelang tidur. Hasilnya aku pasti tidur nyenyak karena telah curhat terlebih dahulu pada diary teddyku. Di rumah aku telah punya enam diary. Yang aku tulis dari kelas 6 SD sampai SMP kelas 3. Aku bangga sekali melihat diary-diaryku itu. Di sana terukir pengalaman hidupku selama 4 tahun. Aku bangga sekali. Dan yang paling berkesan manis di hatiku. Kisah cinta pertamaku juga terpatri di sana. Bagaimana aku bertemu dengan dia. Bagaimana aku mengenalnya, bagaimana aku membencinya dan bagaimana akhirnya aku menyukainya. Semua tergambar jelas di diaryku. Jika aku sedang merindukan masa lalu, aku sering membacanya. Dan aku akan tersenyum-senyum sendiri saat itu. Wah!!! enaknya aku punya prasasti berupa buku yang bisa kuberi pada anak-cucuku nanti. Hee..he.. pikiranku terlampau jauh ya?
Hmm... ya udahlah diary... aku nggak tahu apa sempat nulis kamu besok. Karena wawancara di Stasiun Radio Adi Utama Laksamana Raw Fm itu. Sampai jumpa ^_^


10 - 13 Sept 2011
OSPEK: Banyak Kisah dan Pelajaran


Akhirnya dapet kuliah juga... Meski bukan universitas negeri atau fakultas kedokteran yang kuimpi-impikan selama 6 tahun. Aku berkali-kali gagal dalam tes. Banyak orang menawariku, lebih baik lewat jalur belakang saja. Keluargaku darah biru yang cukup punya nama dan koneksi, akan sangat mudah untuk menghalalkan berbagai cara. Tapi kupikir, jika aku gagal berkali-kali, itu artinya aku tidak pantas menjadi bagian dari orang-orang berjas putih dan berkalung stetoskop. Akhirnya, aku masuk S1 Keperawatan. Orang tuaku juga mendukung lebih baik jadi perawat saja, cepat dapat pekerjaan & cepat kembali modalnya. Tapi aku belum ikhlas.

Aku alumni salah satu SMA negeri terfavorit di Bali. Aku tinggal mewarisi organisasi besar peninggalan seniorku. Aku dimanja dengan segala fasilitas dan banyak koneksi yang bisa kuhubungi tanpa kesulitan berarti. Proposal disetujui kepala sekolah tanpa basa-basi, dengan dana yang selalu tersedia. Pintu gerbang sekolah ditutup jam 7 pagi, dan aku sampai di rumah jam 7 sore. Jadi, setiap hari aku menghabiskan waktu selama 12 jam di tempat itu. Temanku rata-rata peringkat 1 sampai 3 di seluruh SMP. Setiap presentasi, aku merasa kelasku selalu bersitegang. Persahabatan yang tidak tulus. Saingan yah tetap saja saingan, meskipun kita berhubungan baik. Aku benar-benar hampa.  Kepribadianku berubah. Bukan lagi anak polos, cepat kasihan, penurut, terlalu ramah, dan cengeng. Sekarang, aku mulai bisa membangkang, cuek, memelototi orang yang mengomeliku, dan beradu argumen. Akhirnya 3 tahun cepat berlalu dan aku senang bisa memulai hidupku yang baru di bangku kuliah.

Dengan perasaan tidak plong, aku berangkat ke kampus untuk mengikuti ospek. Baiklah, sekarang aku harus ngampus di sekolah tinggi swasta, bukan universitas negeri. Udah itu kampusnya baru lima tahun lagi! Aku tak tahu kenapa aku bisa yakin menuruti ide gila orang tuaku. Namun seperti kata bijak, kita tidak akan tahu bagaimana rasanya sebelum mencoba sendiri. Dan aku akhirnya menemukan hal yang sangat luar biasa di sini. Sesuatu yang selama ini aku cari di SMA favorit tempatku belajar selama 3 tahun, tapi tak pernah bisa kutemukan.

Aku mendapat sahabat-sahabat baik dari berbagai daerah. Mereka sangat apa adanya, ramah, dan mudah diajak bekerja sama. OSPEK selama 3 hari dengan banyak tugas dan barang bawaan hingga aku kurang tidur dan makan. Tapi semuanya terasa mudah karena mereka, teman-teman sekelompokku di OSPEK. Kami cepat sekali akrab. Ada yang suka ketiduran di seminar, bahkan saat berbaris pun dia bisa tidur dengan posisi berdiri. Ada yang cinlok. Ada yang berbagi cerita tentang daerah masing-masing. Ada yang meniru medoknya bahasa daerah lain. Aku tak henti-hentinya tertawa melihat tingkah lucu mereka. Tak ada deskriminasi. Aku menemukan diriku yang dulu lagi, murah senyum dan begitu hangat.

Impianku, bisa terpilih menjadi ketua umum jurnalis dan perangkat inti Badan Eksekutif Mahasiswa. Mungkin di sini, aku akan belajar lebih banyak bagaimana membesarkan organisasi yang baru lahir. Perlu berpikir keras dan solidaritas tinggi. Bukan lagi terima beres seperti dulu. Tantangan yang menarik itu mungkin akan membuatku betah di sini. Aku belajar banyak, bahwa memimpin adalah mempengaruhi orang lain dengan percaya akan bakat diri sendiri.


Mungkin waktu SMA, semua anak gadis mengimpikan kepopuleran dan kekuasaan. Tapi satu hal yang kupelajari saat kuliah, jika kita tampil di segala kesempatan dengan prcaya diri, ceria, santun dan menunjukkan semua yang kita miliki dengan rasa syukur, maka dengan sendirinya kita akan terlihat cantik, cerdas, hebat, dan dicintai semua orang. Sungguh luar biasa, kita diterima apa adanya oleh orang-orang di sekitar kita. Mengapa harus bermimpi menjadi orang lain, jika diri kita sendiri saja sesungguhnya sudah punya banyak hal yang mesti dibanggakan? Kita harus menyadari keistimewaan itu ada. Ayo…Ayoo, temukan keistimewaan dalam dirimu!


13 September 2011 Pukul 03.43

Cuci Darah (Hemodialisa)

"Senin", hari yang dulu sangat kubenci karena harus berdiri satu jam untuk upacara bendera. Hari yang buat aku merasa spesial saat Ultahku tepat di hari ini. Atau hari dimana aku merasa dekat dengan sang Khalik karena masih dikuatkan untuk berpuasa sunnah senin-kamis. Tetapi, sekarang berbeda, Senin adalah hari dimana ritual pencucian darahku dilaksanakan.

Robb, terkadang terbesit iri dalam hati melihat teman-teman seusiaku yang kini sibuk meniti karier, atau menikmati masa-masa penuh tantangan dalam menggapai cita. Melihat keadaanku sekarang, hati ini sakit Robb, menjalani keputusan-Mu ini.

Aku masih ingat, ketika impian telah di depan mata, ketika rencana panjang telah tersusun, dan ketika semua hampir sempurna, tiba-tiba semua  harus terhenti. Aku harus rela meninggalkan itu semua karena penyakit ini. Kerusakan ginjal yang Engkau kirimkan kepadaku....

Robb, ketika jarum besar ini berhasil melubangi pembuluhku, hingga semua isinya terpancar dalam lekuk-lekuk selang ini, aku menyebut nama-Mu. Mencoba memandang sel-sel darahku yang mengalir deras dalam labirin selang-selang panjang yang seperti tanpa muara akhir. Darahku begitu merah, namun siapa sangka. Merah bukan berarti bahagia, merah bukan berani, tapi merah ini adalah kotor. Ternoda oleh racun-racun sisa metabolisme tubuhku. Hatiku hanya berharap, semoga dalam noda darahku ini, masih ada nama-Mu di setiap gerakannya. Amien.

Kadang aku berfikir, bodohnya aku yang dulu selalu melupakan begitu banyak nikmat yang selalu Engkau beri. Nikmat minum, makan, olahraga, bahkan bernafas dengan lengang dan lega. Aku lalai untuk bersyukur Robb. Sekarang, ketika semua nikmat itu telah Engkau cabut, aku menangis. Protes.

Air yang dulu sanggup kunikmati semauku, kini Engkau batasi, Fisikku yang kuat kini lemah tak berdaya, nafasku pun, kini penuh sesak. Karena jantung ini harus berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Derita ini begitu Perih, Robb. Namun, Sekali lagi, aku hanyalah mahluk-Mu. Tak punya kekuatan dan daya apa-apa. Hanya kepadamulah aku bergantung dan meminta pertolongan.

Gagal ginjal ini telah memakan habis dagingku, hampir 1 tahun kulalui semua ini dengan rima iman yang bergejolak. sabar, marah, benci, ingin mati, semua bercampur dalam diri. PHK, hilangnya kesempatan, kehilangan orang yang tercinta, perubahan fisik yang tidak terelakkan, membuatku sadar:

"kemanakah muara akhir hidupku ini?"

apakah kekayaan? keindahan fisik? istri cantik? hidup makmur? kejayaan ?

Tapi, jika semua itu telah lenyap, tak ada sisa kecuali penyesalan....

Tetap semangat, Hadapi, Hayati, dan Nikmati semua Takdir Allah, Ful!! karena Allahlah yang menciptakanmu, tentu saja Dia yang lebih tahu apa yang terbaik buatmu!!

Terimakasih Rabb
Semoga cintaku selalu terlimpah untukmu......


Saiful Anwar


PADANG PASIR DADAKAN
13/09/2011
Bismillah ….
Sebenarnya aku bingung mau nulis apa? Sementara aku pengen banget bikin BBHB. Secara aku belum pernah sekalipun posting catatan BBHB-ku. Mmm … sekarang di daerahku sedang musim kemarau. Gak ada hujan. Sungai Batanghari di belakang rumahku kering, meski tak semua. Separuh lebih dari lebar sungai telah berubah menjadi pasir. Iya, udah kayak padang pasir aja tuh sungai. Tapi anehnya, kekeringan ini tidaklah menjadi kekhawatiran bagi sebagian orang. Karena sebagian dari mereka, malah menjadikan  sungai yang kering itu sebagai tempat wisata. Bila sore menjelang, banyak muda mudi main-main ke sungai. Menikmati mentari sore yang kembali ke peraduannya.
Meski sebagian sungai di sini telah kering. Tapi Alhamdulillah air ledeng di rumahku masih lancar. Jadi, tak perlu khawatir kekurangan air.
Selain sungai yang kering, udara di sini juga kurang baik. Kabut asap di mana-mana. Kebakaran hutan yang terjadi di daerah Tanjung Jabung beberapa waktu lalu, membuat udara di Jambi tercemar asap. Semua orang jadi kesulitan bernafas. Kemana-mana harus pakai masker untuk mencegah terjadinya gangguan pernafasan. Di saat-saat seperti ini hujan sangat diperlukan. Ya Allah, turunkanlah hujan ….
Sekian ceritaku hari ini ….
Maaf kalau jelek ya ....
Wassalam.
Nana Karlina


13 September 2011

Tanpa pesta, tanpa kue ulang tahun, tanpa seremonial makan-makan walau dengan hidangkan paling sederhana, tanpa sahabat, dan ironisnya tanpa sarapan pagi dan makan siang sedikit pun. Itulah ulang tahun yang kualami 2 tahun yang lalu. Hari yang spesial bagi siapapun yang merasa memiliki hari ulang tahun, yang akan diisi dengan acara-acara penuh makna yang berkesan sampai ke ujung usia.

Tahun itu, adalah masa-masa sulitku hidup di tanah rantau, dan ini adalah penggenap rentetan keprihatinan dari bilangan tahun yang kuhabisi di negeri orang. Pengangguran dan nyaris tanpa penghasilan tetap. Kecuali honor dari tulisan yang itu kadang ada lebih seringnya telat dibayarkan. Risiko berpropesi sebagai tukang bikin tulisan sepertiku. Kondisi paling mirisnya, untuk membalas sms ucapan selamat dari adik-adik binaan menulisku di FLP juga tak bisa. Krisis pulsa. Alamak, lengkap sudah.

Dengan perut yang tak henti-hentinya berdendang sedari pagi, sampai lewat waktu zuhur tak ada sebutir nasi pun yang lewat. Kecuali beberapa gelas air putih, pelunas hutang lapar yang teramat kejam. Haduh. Kucoba menarik napas yang terasa perih sampai ke ulu hati. Mencoba menguatkan kata hati untuk melakukan sesuatu yang bisa aku perbuat untuk bisa melunasi protes sumatera tengahku, yang memang sudah dua hari belum disogok dengna makanan enak, baru sekali dengan nasi itu pun dengan lauk goreng ubi yang dicampur cabai tanpa bawang dan tomat.

Kuraih kunci motor, menarik napas peri sekali lagi. Melirik isi dompet yang tersisa hanya kartu ATM, STNK yang belum dilunasi Mei lalu tanpa selembas uang paling lecet sekalipun. Bismillah.

Tujuanku adalah pustaka sebuah koran harian terbesar di kotaku. Berharap ada satu tulisanku yang dimuat minggu ini. Sepertinya aku lupa mengecek seminggu ini. Harapan masih ada walau setipis kulit bawang. Kalaupun tak ada tulisan yang dimuat, kuberanikan memasang muka tembok untuk berhutang lagi di kedai depan. Hutang adalah makhluk paling menjengkelkan yang kadang kala aku diajak untuk berdamai dalam kondisi seperti ini. Tak ada pilihan yang lebih baik lagi dari itu.

Senyum itu kembali mengembang di wajah kuyuhku, tirus dan ceking. Sebuah opini akhir pekan kemarin menggenapkan balas dendam perutku yang kelaparan. Selepas Ashar, aku menangis sesegukan atas nikmat yang begitu cepat diijabah Allah atas doa dhuhaku pagi tadi.

Aku niatkan untuk berjuang lebih keras lagi. Aku lelah dan muak dengan hidup yang serba terbatas ini. Aku harus mampu membalikan kehidupanku. Karena ada sebuah keluarga yang mengharapkan aku bisa mengangkat batang terendam. Mereka adalah ibu, ayah, kakak dan dua adik perempuanku. Masih segar diingatanku harus berhutang Rp 300 ribu  untuk biaya kuliah adikku. Aku menangis atas kedangkalan akal dan kemadulan pikiranku untuk mencari jalan kreatif untuk melepaskan semua jeratan kemiskinan yang membelengguku bertahun-tahun.

Sejak ulang tahun termiskin dalam hidupku itu, aku ingin membalikkan keadaan. Semoga ini menjadi jawabanku kelak di hadapan-Nya tentang masa muda yang kuhabiskan. Aku melakukan semua ini semata-mata hanya mencari ridha-Nya dan untuk membahagiakan orang-orang yang kucintai yang selalu melafazkan doa-doa cintanya untukku, aku ingin bermanfaat bagi banyak orang.

Bagiku kekalahan paling telak adalah mengukuti nasib dan menyumpahi takdir, lalu menjadi orang paling durhaka kepada Tuhan. Allah memberimu pakaian kemiskinan itu adalah sebuah batu ujian apakah kamu akan sanggup melepaskannya atau justru tetap nyaman memakainya walau hati kecilmu membencinya.

(*Kudedikasikan tulisan sederhana ini untuk Sahabat terbaikku Ghara Xie Shellyanti dan Adik imutku Dekha Sajalah (Khadijah Anwar) yang berulang tahun 13 September.


Depok, Medio :  Selasa ,  13 September 2011
Selamat Jalan Utha…Selamat  Bertugas Miss Angola

            Setelah  berjibaku dengan macetnya ibukota akhirnya menjelang Magrib  aku bisa sampai rumah dengan selamat. Setelah sholat Magrib dan istirahat sebentar, kutekan tombol TV, lumayan sekedar cuci mata karena jenuh seharian memeloti angka yang tidak bisa berkata-kata. Kupilih TV One  karena akhir – akhir ini aku alergi dengan sinetron. Nggak tahu kenapa. Mungkin aku sudah bosan melihat wajah –wajah para pesinetron kita yang setiapa hari selalu dihiasai dengan tangisan dan kemarahan tak berujung itu.
            Innalillahi Wa inna ilaihhi rojiun … betapa terkejutnya aku, dari tayangan TV tersebut dikabarkan bahwa penyanyi yang ngetop di tahun 80-an : Utha Likumahua meninggal dunia karena komplikasi diabetes. Walaupun beliau penyanyi ABG ( angkatan babe gue) namun aku sangat menyukai lagu – lagunya. His voice is very wonderfull! Aku pertama kali demen  suaranya ketika beliau berduet dengan Tri Utami menyanyikan lagu daur ulang “ Mana Mungkin Terjadi “. Setelah mendengar lagu tersebut di radio, aku langsung berburu kasetnya. Maklum waktu itu , sekitar tahun 1994 CD belum ada, atau lebih tepatnya barang langka. Apalagi di Malang, kota tempat aku menempuh S1.
            Bagiku, sampai saat ini belum ada penyanyi pria Indonesia yang mampu mengalahkan kualitas suaranya. Apalagi para penyanyi picisan hanya bermodal tampang dan ngetop  yang marak akhir – akhir ini. Untungnya para penikmat musik tanah air dewasa ini sudah bisa membedakan mana suara merdu dan mana suara cempreng, sehingga banyak diantara mereka cuma numpang lewat saja.
            Selamat jalan Om Utha…lagu – lagumu selalu menghiasi relung hatiku. Semoga Tuhan melapangkan jalanmu, damailah disisi-Nya. I will always love you …
***
            Setelah bosan dengan TV One, akhirnya kucoba pencet chanel yang lain, siapa tahu ada tayangan bagus untuk disantap. Eh… akhirnya di Indosiar aku  nemu tayangan yang pasti membuat para pria enggan melewatkannya. Apaan tuh ? Kontes wanita tercantik sejagad, alias Miss Universe 2011. Di luar dugaan pengamat, akhirnya Miss Angola : “ Leila Lopes “ keluar sebagai pemenangnya dengan mengalahkan 88 kontestan dari belahan planet ini.
Lalu, apa yang membuat para juri akhirnya memilih Leila. Kabarnya para juri sangat terkesan dengan jawaban dari gadis 25 tahun ini. Coba simak jawabannya :
"Aku berterimakasih pada Tuhan. Aku puas dengan apa yang Tuhan ciptakan untukku dan aku tidak akan mengubah apapun," ujar Lopes.
"Aku melihat diriku sebagai seorang wanita yang memiliki inner beauty. Aku juga mendapatkan banyak prinsip baik di keluargaku dan aku akan mengikuti prinsip itu selamanya," tambahnya
Wow, keren …jawaban sempurna dari seorang wanita cerdas. Pantas dia memenangkan kontes ini. Satu pelajaran berharga yang dapat dipetik  ditengah maraknya wanita jaman sekarang yang sibuk mempermak bagian tubuhnya yang dirasa kurang enak dipandang. Padahal penampilan fisik bukanlah segalanya Kepribadian, kecerdasan dan kecantikan yang memancar indah dari dalam hati lebih berharga dari segalanya. Salut buat Miss Angola, Selamat atas kemenanganya, dan selamat menjalankan tugas satu tahun kedepan. Sekedar informasi, untuk tahun ini Putri Indonesia : Nadine Alexandra gagal lolos ke tahap 16 besar. By the way… kapan Indonesia bisa memangkan kontes ini ? hanya waktu yang bisa menjawab.
***
Berita per-13 September 2011 , Sumber : Harian Seputar Indonesia, Indo Pos
-  Nasional
Bus Sumber Kencono jurusan Surabaya - Solo mengalami kecelakaan akibat bertubrukan dengan minibus, yang menewaskan 20 orang.
Komentar : Wah , jadi ngeri nih naik bus Sumber Kencono lagi bila pulang kampong. Semoga keluarga korban mendapat ketabahan.
Perdana Menteri baru Thailand “ Yinluck Sriwinata berkunjung ke Indonesia ( 12/9/2011), dalam rangka perkenalan dan meningkatkan kerjasama perdagangan
Komentar : Jarang lho, perdana menteri yang good looking seperti ibu satu ini …
Anggaran renovasi kantor DPRD DKI Jakarta menelan anggaran Rp. 16 Milyar.
Komentar : Gimana kalau anggaran tersebut dialihkan untuk program bedah rumah rakyat miskin. Setuju nggak bang ?
-  Internasional
Peristiwa langka terjadi di desa Pheas, Prov Siem Reap, utara Pnom Penh Ibukota Kamboja. Thai Sophat, balita berumur 18 bulan menyusu pada induk sapi.
Komentar : Kasihan, mungkin ibu sapi lebih sayang kepada Sophat, dibanding ibu kandungnya. !
-  Olah Raga
Novak Djokovic ( Serbia ) dan Samanta Strosur berhasil memenangkan gelar tunggal kejuaraan tenis Grand Slam Australia Terbuka 2011
Komentar : Selamat, The Joker dan Samanta memang OK! Kapan ya petenis kita bisa berjaya seperti mereka? Dimana generasi penerus Yayuk Basuki ?

 End of Report… to be continued …


13 sept
            Masih sama dengan malam sebelumnya dan sebelumnya lagi. Malam sejak awal tahun 2011. Pikiranku tentang kapan bakal tamat. Memikirkan tamat, teringat akan SKRIPSI yang sampai hari ini belum kelar. Biarlah orang bosan mendengar jawabanku ketika bertanya, “Kapan tamat?” jawabanku, “insyaallah, sekarang lagi SKRIPSI.”
            Skripsi melulu, lama betul selesainya. Kok orang lain mudah aja ya?
            Besok bakal ada aksi dan isinya mewajibkan kehadiran. Aku malas sekali ikut aksi kali ini karena aku berencana untuk menyelesaikan urusan akademikku dulu. Pustaka, seminar mata kuliah dan proposal. Proposal aja belum gimana mau penelitian. Jalan menuju SKRIPSI masih panjang.
            Rasa bersalahku semakin memuncak kala ku ingat wajah kedua orang tuaku yang telah membesarkan dan membiayaiku. Terbayang olehku rambut papa yang hampir putih semua dan rambut mama yang mulai memutih. Keringat papa dan raut wajah yang tampak lelah. Kapan aku akan menggantikan kerja keras mereka dan membuat mereka bahagia.
            Sering aku marah ketika ditanya kapan selesai kuliah karena banyak teman-teman seangkatan yang sudah selesai dan bekerja. Bahkan ada yang tidak kuliah namun sudah bekerja dan hasilnya sangat mencukupi.
            Pernah papa marah besar karena aku merajuk ketika diomelin lama selesai ngerjain SKRIPSI. Beliau bilang susahnya mencari uang sementara anaknya tidak bisa selesai tepat waktu. Sibuk ngurusin hal-hal yang lain seperti organisasi yang mendatangkan capeknya saja. Toh, sibuk tidak menentu dan mengabaikan kuliah. Maksudku tidak pernah seperti itu namun keadaannya memang seperti itu. Aku tidak menyalahkan banyaknya organisasi yang kuikuti karena menurutku mengikuti banyak organisasi yang berbeda akan menambah pengalaman bersosialisasi dan mempunyai banyak teman. Masalah terbesar yang ku hadapi adalah aku tidak mampu me-manage waktuku dnegan baik sehingga jika aku benar-benar malas mengerjakan sesuatu maka aku akan benar-benar malas dan menghabiskan waktu untuk menonton, tidur atau mengerjakan hal-hal aneh lainnya.
            Pokoknya besok aku akan menghabiskan waktuku untuk benar-benar mengerjakan makalah demi makalah supaya cepat selesai. Targetku tiga bulan ini kelar. Amin.




13 September 2011
Lelaki Lembut Hati

Ruh, mendadak libur dan mendadak kurang enak badanku hari ini membuatku mengunci diri di kamar seharian. Rencana hiking ku batalkan, begitu juga dengan ajakan teman untuk ke pantai ku tolak. Aku hanya ingin satu hal, TIDUR!

Ah, Ruh… Ternyata aku tak bisa tidur siang. Hasilnya cuma gulang-guling di ranjang sambil baca buku. Benar-benar malas akut. Kalau ada lomba malas-malasan hari ini pasti akulah pemenangnya. Lha untuk bangun makan saja malas, kok. Hihi.

Di rumah hanya ada Bapak (baca: Majikan laki-laki) dan Abi (bayi berusia 4 bulan). Ibu bekerja dan Nenek pergi bersama temannya. Lengkap sudah sepinya rumah. Eh, tunggu Ruh, nggak sepi juga sih ada suara tangis Abi yang rewel.

Aku tak tahu, Ruh. Bagaimana selama ini jika kutinggal libur. Aku hanya mendengar cerita Nenek, Abi rewel, dsb. Jadi penasaran juga. Pelan-pelan ku buka pintu dan mengintip apa kegiatan Bapak dan bayinya.

Subhanallah…
Aku benar-benar terharu, Ruh. Aku lihat Bapak memandikan bayinya. Belum selesai memakai baju, si bayi BAB. Ranjang dan handuk kotor oleh BAB Abi. Bapak membersihkannya dengan telaten, tanpa terdengar sedikit pun keluhannya atau kejengkelannya pada Abi.

“Wah, Abi… Lain kali tidak boleh begini. Kotor semua.” Ucapnya sambil tersenyum menggendong Abi.

Selesai mengganti baju  Abi dan sprei, Bapak menyalakan mesin cuci masih dengan menggendong bayinya. Tak lama kemudian terdengar tangis Abi. Ku intip lagi. Ternyata Abi ditidurkan di ranjang dan Bapak membuat susu. Kebiasaan Abi kalau lapar memang menangis.

Di dalam kamar aku menghela napas, Ruh.
Siapa bilang lelaki tak bisa lembut hati? Hari ini aku benar-benar menyaksikan kelembutan seorang lelaki, Ruh. Bapak yang seorang Polisi, ternyata bisa bersikap keibuan dan penuh kasih sayang terhadap anaknya. Ah, mungkin setiap lelaki memiliki kelembutan, ya, Ruh? Hanya tak semuanya bisa membuang rasa gengsi. Malu kalau menjadi lelaki lembut, takut dianggap tidak jantan. Ah, itu kan hak mereka.

Entah berapa lama aku tertidur, Ruh. Efek minum obat. Mungkin sekitar satu jam. Ku perhatikan jam dinding menunjukkan jam 2 siang. Aku dengar suara Abi menangis keras sekali. Sepertinya Abi sedang merajuk.

“Abi… kamu maunya gimana? Papa bingung, Nih. Diam, ya, sayang… “

Akhirnya aku keluar dari kamar, Ruh. Tak tega mendengar tangis Abi.

“Loh, kamu belum berangkat libur, Yul?”

“Belum, Pak. Sini biar Abi ku gendong. Mungkin dia ingin tidur.”

“Wah, Terima kasih. Kebetulan aku lapar, dari pagi belum sempat makan. Abi rewel.”

Ruh, aku benar-benar salut pada kesabaran Bapakku. Aku kagum dengan kelembutan hatinya. Jujur, Ruh, aku menyukai lelaki yang lembut hati. Bagiku mereka istimewa. Rasanya aku ingin menyampaikan pada semua lelaki, jangan pernah malu untuk bersikap dan bersifat lembut. Karena kelembutan bukan suatu kelemahan, justri itu satu keistimewaan.

Ruang Ungu Hatiku
23:00Pm


Selasa, 13 September 2011 pukul 20:13

KEHILANGAN SAHABAT

Aku merindukan sahabat terbaikku, sahabatku di saat ku masih duduk di bangku SMP. Namanya Ikke Susanti. Orangnya cantik, putih, dan selalu ceria. Dia sangat perhatian, peduli, dan tidak pernah membuatku sakit hati. Sejak kelas satu, dia selalu di sampingku. Duduk sebangku, bercengkerama, dan selalu mendendangkan lagu untukku. Dia jago main gitar, yang ia pelajari dari kakaknya, Iqbal. Entahlah, berada di sampingnya selalu membuatku terhibur, hingga ku merasa sedih jika ia tak berangkat sekolah.

Suatu hari, ia mengajakku jalan-jalan di sebuah mini market. Ia memang sering mengajakku ke sana, meski sekedar jalan-jalan tanpa membeli apapun. Dia memang sangat suka berbagi cerita, curhat ataupun menanyakan keadaanku di saat jalan-jalan denganku. Itu yang membuatku betah berada di sampingnya, sebab aku merasa dihargai. Berbagi cerita suka dan duka denganku membuatku merasa berharga. Itulah sebabnya aku mengiyakan saja ajakannya untuk jalan-jalan ke mini market langganan kami. Sama sekali tak terbersit ada sesuatu yang akan membuatku teringat terus sepanjang hidupku.

“Ayo Put, ambil apa saja yang kau mau…..” kata Ikke setelah cukup lama kami berjalan dan ngobrol.

“Apa? Ambil apa saja? Maksudnya?” tanyaku heran. Ada yang aneh, sebab biasanya Ikke menawarkan dulu jika ingin memberikan sesuatu untukku. Tapi saat itu Ikke mempersilakan aku untuk mengambil sesukaku. Tapi aku tidak berani mengambilnya, khawatir Ikke hanya becanda.

“Iya,ambil saja…. Nggak apa-apa kok! Mumpung aku lagi ada rejeki….” jawabmu santai.

“Tapi kenapa? Kamu sepertinya sedang mengistimewakan aku…. Jangan begitu ah! Aku kan jadi nggak enak….” jawabku masih tak percaya dengan perintahnya.

“Emang kamu nggak tahu ini hari apa?” tanya Ikke heran.

“Hari apa? Hari Selasa! Emang ada apa sih? Kok pake nanya hari segala?” jawabku tak mengerti.

“Kamu beneran nggak tahu?”

“Nggak! Emang hari apa??” aku balik bertanya, masih tak mengerti.

“Ya Allah, Put….. Masa kamu nggak ingat? Bukannya sekarang hari ulang tahunmu?” tanya Ikke sambil geleng-geleng kepala. Aku pun langsung mendadak kaget.

“Ya Allah! Kenapa aku bisa lupa ya Ke? Iya…. Sekarang kan tanggal 28…..” jawabku, masih dengan mimik muka kaget. Sungguh! Aku benar-benar lupa dengan tanggal lahirku sendiri. Mungkin karena aku sejak kecil tak pernah merayakan ulang tahun, jadi hari-hari yang kulalui tidak ada bedanya, tak ada yang istimewa buatku. Aku benar-benar malu sama Ikke. Aku yang ulang tahun, tapi malah Ikke yang ingat tanggal lahirku. Entahlah, tiba-tiba saja airmataku meleleh. Tak kusangka sahabatku begitu perhatian padaku, padahal aku sendiri tidak peduli dengan yang namanya ulang tahun. Masih dengan posisi berdiri dan mata berkaca-kaca, ia langsung memelukku dan berucap:

“Selamat ulang tahun ya? Semoga panjang umur, makin pintar, dan bahagia selalu….”

Aku tak kuasa menjawabnya, bahkan aku makin terisak-isak dibuatnya.

“Makasih ya Ke? Kamu baik banget……” jawabku, masih dengan terisak-isak.

“Okey, sekarang kamu tinggal pilih, mana yang kamu suka. Ambil saja…. Nggak pa-pa kok!” kata Ikke sambil tersenyum.

“Nggak ah! Aku tidak butuh apa-apa kok Ke…. Memiliki sahabat yang baik seperti kamu saja sudah membuatku  bahagia. Thanx ya Ke, kamu sudah membuatku happy….” jawabku sambil menggandeng tangannya. Lalu Ikke menarik tanganku menuju rak yang berisi coklat-coklat, dan ia memberiku beberapa coklat kesukaanku.

“Ini buat kamu, sebagai hadiah ulang tahunmu….” kata Ikke dengan senyum manisnya. Aku pun dengan senang hati menerimanya…..

###***###

Mengingat itu semua, membuatku kangen ingin berjumpa dengan Ikke, sahabat lamaku. Tapi sayang, sejak ia pindah ke Maluku mengikuti keluarganya karena ayahnya bertugas di sana sebagai perwira Negara, aku tak mendengar beritanya lagi.

Aku kehilangan berita tentangnya. Sempat terdengar ia kini tinggal di Jakarta, tapi yang memberi kabar juga kini entah di mana keberadaannya. Kini aku telah kehilangan sahabat terbaikku. Ikke, semoga Tuhan mempertemukan kita kembali…. Amin.

***


NB: Klo karya ini kepanjangan gpp gak di masukkan yang penting bagiku bisa berbagi dan sharing tentang kehidupan dengan kawan-kawan semua.

Ebin & Polol nama kecil atau nama panggilan kesayanganku.

Memo, 13 September 2011

SHELDON         
: KESETIAAN SHELDON 'SANG ANJING PENJAGA'


           TIAP SUBUH dia seperti memberi warning untuk membangunkanku, menyalak berkali-kali dan kakinya di gedor-gedorkan kepintu. Sejak mengenal dia aku tidak pernah lagi ketinggalan, bisa sholat subuh dulu sebelum ke sekolah yang harus kutempuh selama satu jam perjalanan jika naik
mini bus. Dia selalu berlari riang mengantarkanku pergi sekolah. Sebelum aku naik mini bus dia belum beranjak pergi dari sisiku. Tapi setelah aku naik minibus aku teriak kamu pulanglah sekarang dia menunduk dan nanar matanya seolah tidak rela aku jauh dari dia.
            Keindahan persahabatan yang tidak terganti oleh binatang peliharaan lainnya, walau rumah penuh beraneka piaraan seperti Python, trenggiling, monyet kelinci, kucing dan elang. Anjingku bernama Sheldon, orang kampung lebih mengenalnya dari mengenal pemiliknya sendiri. Kesetiaannya kepada keluarga kami telah di persembahkan selama 17 tahun.
          Didikan disiplin yang di tanam sejak dia kecil membuat dia tidak pernah berani masuk ke rumah walau belulang dan nasi kaldu sapi kesukaannya ada di hadapan dia. Sheldon kembar 3 bersaudara berukuran lebih besar dari anjing pelacak pilihan, selalu berpuasa di siang hari. Dia seperti punya kelainan lebih suka memimpin koloni anjing-anjing liar jantan.
          Begitu banyak mengalah dan tidak pernah menghiraukan anjing betina. Padahal yang datang ke rumahnya itu berganti-ganti anjing betina. Tapi dia selalu kasar mengusirnya dengan lolongan garang.

Terlalu banyak orang sirik karena kecerdasannya. Sampai suatu ketika dia tidak pulang rumah berhari-hari. Sudah 7 subuh dia tidak membangunkanku lagi. Aku menangis sedih, kolokan[1] dan sifat kerasku membuat seisi rumah
kalang kabut.

          Di hari ke 9 pak puh[2] terengah-engah membawa seonggok jasad, aku berlari menghambur terlupa apa yang di bilang najis dan sebagainya. Aku gak mau anjingku mati. Kalau dia pergi sapa yang mengantar aku tiap subuh melewati pematang sepi. Cuma dia yang paling mengerti aku inang[3], akupun menangis sejadi-jadinya.
          “Genduk, cup cup.. mung segawon[4] kok ditangisi. Makan dulu sayang?” ujar inang dan pak puh bergantian mencoba membujuku. “Tidaaakkk.” Tanpa pikir panjang lagi aku menyeret anjing besar itu masuk ke Catana dan membawanya secepatnya ke dokter hewan terdekat.
            Diagnosa dokter mengatakan ada pukulan keras dari benda tumpul di kepalanya, menyebabkan dia koma. Aku menangis sejadi-jadinya membuat perawat dan dokter itu kebingungan menenangkanku. “ Miss, bawalah dia pulang berikan obat ini secara rutin, usahakan pada suhu kamar yang selalu hangat.”
            Berhari-hari sepulang sekolah aku selalu belikan fresh milk, dan kroket, aku potong kecil-kecil agar Sheldon cepat sembuh. Dia menjadi penakut sejak kejadian itu. Belum pernah aku melihat dia membiarkan Dores[5] mencakarnya hingga menyisakan tiga goresan luka di mukanya. Dia hanya menunduk tanpa pernah bermaksud membalasnya.
           Setelah sembuh, aku membawanya kemanapun dia picnic bersama teman-teman ke balik kambang, dan membawanya jalan-jalan ke punten untuk membeli aneka tanaman hias. Di sepanjang jalan semua sudah familiar banget menyebut namanya. Selincah merpati dia mengekor di belakangku ketika aku memilih aneka mawar. Kurendam kakiku, saat aku selesai memilih pinang merah. Batu Malang mirip surga tiruan, penuh dengan sungai-sungai yang mengalir jernih, bunga seruni memanjakan mata merupakan gradasi diantara warna hijau yang berkilau satin bermandikan cahaya mentari. Aku yang sibuk mengagumi pohon aple yang berbuah merah lebat. Kelengahanku itu membuatku terperosok terjerembab hingga tenggelam dan terbawa pusaran air.
         Tanpa pikir panjang lagi makhluk takut air itu berenang dan menyeretku ke pinggir tapi karena kehabisan tenaga, berganti dialah yang terbawa pusaran palung sungai.
Untunglah tidak seberapa lama ada seorang petani apel yang menyelamatkan Sheldon.
         “Nona, jangan bermain-main lagi dengan bahaya, sungai ini kelihatan tenang dan dangkal. Tapi hampir setiap tahunnya meminta korban. Dengan sabar dia mengoleskan Betadine di atas lukaku. Perih sekali rasanya. Samar-samar dari penutup kepalanya kulihat dia berbeda sekali dengan petani-petani di daerah situ dia seorang pemuda yang sangat tampan dan berkulit bersih rambutnya sedikit gondrong di biarkan tergerai di tiup angin setelah topi penutup kepala itu di buka. “Kenalkan nama saya Ebin. Saya tadi hanya di suruh Ayah untuk bikinkan nota pembelian Anda.”
          “Saya sering ke sini tapi kenapa saya jarang melihatmu di tempat ini.”
          “Saya kuliah Nona hanya Sabtu dan minggu saja membantu ayah mengelola perkebunan ini.”
          “Ebin kuliah di mana, mengambil jurusan apa?”
          “Saya kuliah di Unibraw ambil jurusan Ekonomi Management.”
           Setelah selesai pembelian sayapun pamit. Dia meminjamkan jacket dan memberikan penutup kepala itu di belitkan ke tubuh Sheldon. Diapun berlari ke mobilku. Non ada yang ketinggalan Sekeranjang Golden Apple[6] dan Apel Anna di taruh di sisi Sheldon. Kijangmu dah penuh jangan terlalu over nanti berbahaya.
         Malam itu saya merakit sebuah alarm untuk pagar yang menyatukan rumah Bunda dengan rumah nenek. Hingga jam dua malam kami begadang sambil menikmati kacang hijau panas dan bakwan yang selalu di buat extra banyak buat teman-teman paman yang tidak pernah surut bermain ke rumah jam 2 selesai di pasang. Jam tiga alarm itu bunyi. Seorang mau melompat ke benteng rumahku.
       Rupanya dia pelaku pencurian ayam yang berantai itu. Hampir seluruh kampung pernah ngalami kehilangan. Aku berlari ke tempat itu aku melihat darah berceceran di tanah jarak 10 meter aku melihat pencuri itu pasrah dan tidak bisa salan lagi, rumpun salak itu telah melumpuhkannya di tambah pagar kawat di atas benteng. Aku menyekap Sheldon untuk bungkam biar keberadaan pencuri itu tidak di temukan orang kampung. Yang terbayang di kepalaku adalah anak istrinya mungkin sedang kelaparan menunggu dia di rumah.
      “Pergilah cepat, sebelum orang kampung menghakimimu. Jangan kembali lagi ke tempat ini carilah pekerjaan yang halal. Pergilah.” Aku tunjuk jalan setapak yang membawanya menghilang dari tempat itu.

***

Tapi tiga malam berikutnya saat kami lengah. Pencuri itu datang lagi bersama dua temannya. Kali ini posisi kami sangat lemah.Kita yang seharian browsing bunga di Batu Malang. Karena plg jam sepuluh malam dan sangat capek banget. Memutuskan membatalkan perjanjian bertemu dengan teman-teman semua. Tidur lebih awal karena besok pagi harus antarkan pesanan Bonsai dan Pohon Buah ke rumah-rumah di sepanjang pesisir pantai Pasir putih.
            Malam itu firasatku sungguh tidak enak banget. Sheldon melolong mirip lolongan Srigala menyambut purnama. Ku lihat dr balik tirai dia bersama segerombolan anjing tengah mati-matian melawan gerombolan pencuri yang bermaksud mencokel pintu toko nenek. Malam ini paman sudah tertidur pulas dia memutuskan tidur di kamarnya. Aku melihat Anjingku di pukuli. Ough..Tuhan aku harus menyelamatkan cara.
            Aku lari cepat ke garasi hidupkan Willisku yang memang sejak lama aku pasang sirine mirip sirine Polisi akhirnya aku berhasil membuatnya panik di pikir ada polisi datang mereka kabur. Tetapi kebetulan Pos Ronda pas penuh orang sehingga mereka dengan cekatan telah berhasil menangkap ketiga pencuri itu termasuk diantaranya seorang yang kakinya masih di perban karena lukan. Orang yang telah aku bebaskan telah menghantarkan nyawa anjingku lebih cepat ke Surga.

Sheldon, Izinkan aku memberikan penghormatan tertinggi untukmu. Kubuat pusara menyerupai monumen batu di taman belakang rumah. Kausumbangkan nyawamu demi loyalitasmu[7] pada keluarga kami. Selamat Jalan sahabat terbaikku!

Lower Estate, Hongkong.


13 September 2011 (10:28 WIB)

Bukan Pertama

            Hal ini emang bukan yang pertama kurasakan perasaan ini. Tapi inilah yang kurasakan betapa penat kurasakan hidup ini. Walau setiap perbandingan dalam hidup pasti ada, pastinya ada orang lain lebih merasakan dari penat yang kurasakan. Hari ke-3 PPL di sekolah SMP Negeri 1 Kec. Binjai. Seperti hukum karma, sebab akibat.
            Mungkin Tuhan tidak akan membuat semuanya itu sia-sia belaka. Menjadi guru itu benar-benar mulia, apakah demikian? Walau dalam pengakuanku sendiri, belum yakin bakat guru itu ada padaku. Demi tekad berharap yang ada dikemauan. Di keluargaku harus ada sarjana. Waktu kerja diikuti kuliah, hal yang sulit untuk mengfokuskan pada salah satunya. Apakah yang terjadi?
            Masuk PPL, aku mulai menyadari betapa kemampuanku itu sungguh diragukan. Lihat saja, semua yang harus dikerjakan sebagai Guru Bimbingan Konseling semua samar di kepala. Apa yang sudah mulai kukuasai telah pergi tak kembali. Semua tahu, mungkin semua beranggapan itu sebuah alibi. Sungguh itu karena kemalasanku yang bernaïf untuk mengurainya menjadi semangat baru.
            Sekarnag harus mengejar semua program yang harus benar-benar ada sebagai guru BK. HARI ESOK, JADILAH SAKSI UNTUK KEBERHASILANKU!


Semangat Lagi


19.30 WIB.
Sebuah motivasi, selalu mampu membuat semangat tergerak. Menggelitik pikir, mendorong ingin, bagai menyulut ranting kering. Semangat sangat mudah terbakar oleh motivasi yang kuat. Namun, ternyata sangat sulit untuk dipertahankan agar tetap membara.

Seperti saat ini, aku duduk di kelas etika profesi. Pak Dosen membawakan materi dengan retorika semangat '45. Di tengah materi diselingi motivasi-motivasi untuk membangun mimpi. Motivasi ini bagai bom meledak di hatiku. Memaksa otak bergerak, memancing mimpi menjelma nyata. Tapi hatiku berbisik pula, sepertinya akan sulit untuk memelihara semangat ini. "Bagaimana cara untuk bisa mempertahankannya?"

"Jangan takut bermimpi"

Untuk memiliki sebuah impian mungkin mudah. Semua orang bisa dan bebas melakukannya. Namun merealisasikan impian menjadi nyata butuh usaha yang nyata pula. "Cara terbaik untuk mewujudkan impian kita adalah segera bangun, dan bekerja keras," begitulah motivator handal Indonesia, Mario teguh mengungkapkannya.

Tetap berusaha dan terus konsisten, ini yang harus aku lakukan. Mencoba belajar fokus dengan apa yang aku inginkan. Menuangkan perasaan dan pemikiran dalam sebuah tulisan. Ya, ini yang aku inginkan. Menjadikan tulisan sebagai sarana berbagi untuk banyak orang. Ini merupakan salah satu impianku di jajaran daftar mimpiku yang lainnya. Aku ingin belajar jujur dengan tulisan. Jujur dengan apa yang aku rasakan, ketahui dan pikirkan. Semoga aku bisa konsisten dengan ini. Bismillah.


Cikarang, 13 September 2011
WebRepOverall rating


Bukan buku harian biasa.

Kritik, Pro, dan Kontra.

Dear pena dan kertas...

    Kenapa ya nulis stat fb lebih menyenangkan ketimbang menulis panjang :D.
tiap beberapa menit sekali saya sering membuat status. Sering dikatain lebay malah.
tapi saya cuek aja. Sempat juga terjadi pro dan kontra mengenai status saya :D .
Ada yang bilang hiperbolis, ada yang bilang begituan kok diumbar ke publik.
lalu saya jawab; kalau anda tidak suka dengan status-status saya jangan dilihat,
jangan dibaca, boleh kok disetting privasi, biar anda tidak bisa melihat status saya
berenang di beranda anda. Dia pun mejawab, pernyataanmu seakan menyudutkan kamu tidak suka di kritik :p, saya jawab lagi, dan kami pun beradu argumen, akhirnya saya mengalah tidak membalas :D.


    jadi pro dan kontra dalam kehidupan itu wajar. ada konsekuensi dalam
pilihan yang kita ambil. tapi pembedaannya adalah bagaimana menyingkapinya.Tidak dipungkiri terkadang pro dan kontra tersebut adalah satu konsep yang menjatuhkan. Dan semua itu adalah perbedaan yang indah untuk dihargai.

    Sekapur sirih :
 mengutip dari Novel 5cm, by Dhonny Dhirgantoro, halaman 138 adalah; serius atau nggak serius, kita bisa menanggapi kritik bukan suatu serangan, tapi saran. Jangan pernah menganggap kritik itu suatu proses kemunduran/serangan. Kalau kita dikritik, buat cetak biru dipikiran kita. Kalau kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa nggak enaknya sama kita, entah sebagai seorang teman atau rekan kerja, semata-mata untuk apa? hanya untuk membuat diri kita lebih baik. Itu aja. 12/09/2011/ 11:47 Pm
Kamar mungilku