13 September 2011
KEMBALI MERINDU
Menjelang Maghrib ...
Sepi merengkuh raga. Dalam sendiriku dengan menghadapi setumpuk pakaian yang sedang kurapikan, ada rasa yang berbeda menghampiri jiwa. Rasa yang tak biasa namun sering kualami.
Kangen ... hanya itu. Kangen akan keberadaan almarhumah Ibunda yang telah kembali ke pangkuanNya. Dalam diam kutatap sekelilingku, berharap ada bayangnya di sana. Namun sayang, semua hanyalah harap yang takkan mungkin kudekap. Alamku telah berbeda dengannya bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengannya di dunia ini.
Saatku tersadar, ternyata setitik air bening telah jatuh membasahi pipi. Tak mampu menahan tangis. Rasanya ingin kulampiaskan rasa kehilangan dan kerinduanku ke kasur empuk, mendekap bantal dan kuhamburkan air mataku di sana. Namun kembali aku tersadar, percuma saja kutangisi, sebab tangisku hanya akan membuatnya sedih di alam sana. Dalam lirih, do'a tulusku mengalun syahdu dalam kalbu.
Sebab permintaan ampun dan doa seorang anak yang shalih bisa bermanfaat bagi orang tuanya, sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam hadits bahwa Allah akan mengangkat derajat kedua orang tua apabila anaknya sudi memintakan ampun untuk mereka. Jadi bukan berarti seorang anak tidak dapat mengerjakan birrul walidain ketika kedua orang tuanya telah tiada, akan tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua tidak terbatas hanya dalam masa hidupnya, tapi bisa juga setelah ketiadaannya. Di antara hal tersebut adalah dengan mendoakannya, memintakan ampun baginya. Ini termasuk amalan yang dilakukan seorang anak dan memberikan manfaat bagi orang tuanya.
Dan mendoakan mereka bukan hanya melalui lisan kita, tapi bisa juga dengan cara meminta kepada orang yang shalih supaya mendoakan kebaikan, hidayah dan petunjuk bagi kedua orang tua kita. Usaha maksimal harus ditempuh oleh seorang anak yang berbakti untuk kebaikan dan keshalihan bapak ibunya.
maghrib menyapa ...
Kusucikan diriku dengan berwudhu dan kutunaikan shalat maghrib. Kukerjakan dengan lebih khusyuk dari biasanya sampai tahiyat akhir. Dalam do'a seusai shalat kembali air mataku jatuh saat kusenandungkan do'a untuk bunda tercinta, tapi kali ini lebih deras dari sebelumnya.Ya...Allah sampai kapan kerinduan ini mendekapku? Bagaimana keadaannya di sisiMu? Ya Rabb...jagalah selalu dirinya seluas penjagaanMu.
Ibu ...
Meskipun keberadaanmu tak lagi ada di dunia
Namun kasihmu masih terasa mengalir dalam darahku
Sayangmu masih membekas dalam raga ini
Takkan tergantikan
Ibu ...
Meski kini telah ada pengganti sosokmu di rumah mungil kita
Namun tebaran cinta nan ia suguhkan
Tak sehangat cinta nan kau persembahkan
Tak tertandingi
Ibu ...
Kaulah segalanya bagiku
Tak akan ada nan mampu menggantikan sosokmu
Secantik dan sebaik apapun ia
Karena cintamu akan terus terpatri dalam hati ini
Ibu ...
Takkan ada nan mampu menandingi
Tulus cinta dan sayang nan kau beri
Sebab kasihmu tak berhujung
Dan tak bersekat
KEMBALI MERINDU
Menjelang Maghrib ...
Sepi merengkuh raga. Dalam sendiriku dengan menghadapi setumpuk pakaian yang sedang kurapikan, ada rasa yang berbeda menghampiri jiwa. Rasa yang tak biasa namun sering kualami.
Kangen ... hanya itu. Kangen akan keberadaan almarhumah Ibunda yang telah kembali ke pangkuanNya. Dalam diam kutatap sekelilingku, berharap ada bayangnya di sana. Namun sayang, semua hanyalah harap yang takkan mungkin kudekap. Alamku telah berbeda dengannya bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengannya di dunia ini.
Saatku tersadar, ternyata setitik air bening telah jatuh membasahi pipi. Tak mampu menahan tangis. Rasanya ingin kulampiaskan rasa kehilangan dan kerinduanku ke kasur empuk, mendekap bantal dan kuhamburkan air mataku di sana. Namun kembali aku tersadar, percuma saja kutangisi, sebab tangisku hanya akan membuatnya sedih di alam sana. Dalam lirih, do'a tulusku mengalun syahdu dalam kalbu.
Sebab permintaan ampun dan doa seorang anak yang shalih bisa bermanfaat bagi orang tuanya, sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam hadits bahwa Allah akan mengangkat derajat kedua orang tua apabila anaknya sudi memintakan ampun untuk mereka. Jadi bukan berarti seorang anak tidak dapat mengerjakan birrul walidain ketika kedua orang tuanya telah tiada, akan tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua tidak terbatas hanya dalam masa hidupnya, tapi bisa juga setelah ketiadaannya. Di antara hal tersebut adalah dengan mendoakannya, memintakan ampun baginya. Ini termasuk amalan yang dilakukan seorang anak dan memberikan manfaat bagi orang tuanya.
Dan mendoakan mereka bukan hanya melalui lisan kita, tapi bisa juga dengan cara meminta kepada orang yang shalih supaya mendoakan kebaikan, hidayah dan petunjuk bagi kedua orang tua kita. Usaha maksimal harus ditempuh oleh seorang anak yang berbakti untuk kebaikan dan keshalihan bapak ibunya.
maghrib menyapa ...
Kusucikan diriku dengan berwudhu dan kutunaikan shalat maghrib. Kukerjakan dengan lebih khusyuk dari biasanya sampai tahiyat akhir. Dalam do'a seusai shalat kembali air mataku jatuh saat kusenandungkan do'a untuk bunda tercinta, tapi kali ini lebih deras dari sebelumnya.Ya...Allah sampai kapan kerinduan ini mendekapku? Bagaimana keadaannya di sisiMu? Ya Rabb...jagalah selalu dirinya seluas penjagaanMu.
Ibu ...
Meskipun keberadaanmu tak lagi ada di dunia
Namun kasihmu masih terasa mengalir dalam darahku
Sayangmu masih membekas dalam raga ini
Takkan tergantikan
Ibu ...
Meski kini telah ada pengganti sosokmu di rumah mungil kita
Namun tebaran cinta nan ia suguhkan
Tak sehangat cinta nan kau persembahkan
Tak tertandingi
Ibu ...
Kaulah segalanya bagiku
Tak akan ada nan mampu menggantikan sosokmu
Secantik dan sebaik apapun ia
Karena cintamu akan terus terpatri dalam hati ini
Ibu ...
Takkan ada nan mampu menandingi
Tulus cinta dan sayang nan kau beri
Sebab kasihmu tak berhujung
Dan tak bersekat