13 sept
Masih sama dengan malam sebelumnya dan sebelumnya lagi. Malam sejak awal tahun 2011. Pikiranku tentang kapan bakal tamat. Memikirkan tamat, teringat akan SKRIPSI yang sampai hari ini belum kelar. Biarlah orang bosan mendengar jawabanku ketika bertanya, “Kapan tamat?” jawabanku, “insyaallah, sekarang lagi SKRIPSI.”
Skripsi melulu, lama betul selesainya. Kok orang lain mudah aja ya?
Besok bakal ada aksi dan isinya mewajibkan kehadiran. Aku malas sekali ikut aksi kali ini karena aku berencana untuk menyelesaikan urusan akademikku dulu. Pustaka, seminar mata kuliah dan proposal. Proposal aja belum gimana mau penelitian. Jalan menuju SKRIPSI masih panjang.
Rasa bersalahku semakin memuncak kala ku ingat wajah kedua orang tuaku yang telah membesarkan dan membiayaiku. Terbayang olehku rambut papa yang hampir putih semua dan rambut mama yang mulai memutih. Keringat papa dan raut wajah yang tampak lelah. Kapan aku akan menggantikan kerja keras mereka dan membuat mereka bahagia.
Sering aku marah ketika ditanya kapan selesai kuliah karena banyak teman-teman seangkatan yang sudah selesai dan bekerja. Bahkan ada yang tidak kuliah namun sudah bekerja dan hasilnya sangat mencukupi.
Pernah papa marah besar karena aku merajuk ketika diomelin lama selesai ngerjain SKRIPSI. Beliau bilang susahnya mencari uang sementara anaknya tidak bisa selesai tepat waktu. Sibuk ngurusin hal-hal yang lain seperti organisasi yang mendatangkan capeknya saja. Toh, sibuk tidak menentu dan mengabaikan kuliah. Maksudku tidak pernah seperti itu namun keadaannya memang seperti itu. Aku tidak menyalahkan banyaknya organisasi yang kuikuti karena menurutku mengikuti banyak organisasi yang berbeda akan menambah pengalaman bersosialisasi dan mempunyai banyak teman. Masalah terbesar yang ku hadapi adalah aku tidak mampu me-manage waktuku dnegan baik sehingga jika aku benar-benar malas mengerjakan sesuatu maka aku akan benar-benar malas dan menghabiskan waktu untuk menonton, tidur atau mengerjakan hal-hal aneh lainnya.
Pokoknya besok aku akan menghabiskan waktuku untuk benar-benar mengerjakan makalah demi makalah supaya cepat selesai. Targetku tiga bulan ini kelar. Amin.
Masih sama dengan malam sebelumnya dan sebelumnya lagi. Malam sejak awal tahun 2011. Pikiranku tentang kapan bakal tamat. Memikirkan tamat, teringat akan SKRIPSI yang sampai hari ini belum kelar. Biarlah orang bosan mendengar jawabanku ketika bertanya, “Kapan tamat?” jawabanku, “insyaallah, sekarang lagi SKRIPSI.”
Skripsi melulu, lama betul selesainya. Kok orang lain mudah aja ya?
Besok bakal ada aksi dan isinya mewajibkan kehadiran. Aku malas sekali ikut aksi kali ini karena aku berencana untuk menyelesaikan urusan akademikku dulu. Pustaka, seminar mata kuliah dan proposal. Proposal aja belum gimana mau penelitian. Jalan menuju SKRIPSI masih panjang.
Rasa bersalahku semakin memuncak kala ku ingat wajah kedua orang tuaku yang telah membesarkan dan membiayaiku. Terbayang olehku rambut papa yang hampir putih semua dan rambut mama yang mulai memutih. Keringat papa dan raut wajah yang tampak lelah. Kapan aku akan menggantikan kerja keras mereka dan membuat mereka bahagia.
Sering aku marah ketika ditanya kapan selesai kuliah karena banyak teman-teman seangkatan yang sudah selesai dan bekerja. Bahkan ada yang tidak kuliah namun sudah bekerja dan hasilnya sangat mencukupi.
Pernah papa marah besar karena aku merajuk ketika diomelin lama selesai ngerjain SKRIPSI. Beliau bilang susahnya mencari uang sementara anaknya tidak bisa selesai tepat waktu. Sibuk ngurusin hal-hal yang lain seperti organisasi yang mendatangkan capeknya saja. Toh, sibuk tidak menentu dan mengabaikan kuliah. Maksudku tidak pernah seperti itu namun keadaannya memang seperti itu. Aku tidak menyalahkan banyaknya organisasi yang kuikuti karena menurutku mengikuti banyak organisasi yang berbeda akan menambah pengalaman bersosialisasi dan mempunyai banyak teman. Masalah terbesar yang ku hadapi adalah aku tidak mampu me-manage waktuku dnegan baik sehingga jika aku benar-benar malas mengerjakan sesuatu maka aku akan benar-benar malas dan menghabiskan waktu untuk menonton, tidur atau mengerjakan hal-hal aneh lainnya.
Pokoknya besok aku akan menghabiskan waktuku untuk benar-benar mengerjakan makalah demi makalah supaya cepat selesai. Targetku tiga bulan ini kelar. Amin.