twitter


Ujian
19 Oktober 2011
Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini pasti mendapatkan ujian. Namun Allah memberikan ujian sesuai dengan kemampuan kita.
Hari ini aku tidak beraktivitas yang menghabiskan banyak energi. Secara fisik memang tidak terlalu lelah. Tidak seperti biasanya yang dikejar agenda. Jam 06.00 ikut kajian, jam 07.30 harus sudah meluncur di dunia skripsi. Jam 11.00 ngantri konsultasi, makan siang, shalat, rapat-rapat (kutulis jamak karena satu hari lebih dari satu rapat).
Ya, untungnya hari ini tidak terlalu menghabiskan banyak energi. Aku pun santai. Dalam hati aku sudah berniat menyelesaikan deadline-deadline cerpen yang harus segera dikumpulkan.
Jam-jam selepas maghrib anak-anak kos sudah pada riuh. Ada yang sibuk tilawah, teriak-teriak ngantri kamar mandi, atau makan di aula depan. Ya, begitulah kosan aktivis. Berkumpulnya kalau hari sudah malam.
Di tengah riuhnya mereka aku menyingkir ke kamar mengutak atik laptop. Namun baru beberapa menit tiba-tiba tubuhku lemas. Entah, aku pun heran. Lemas bukan main. Mata berat. Aku mengantuk. Apa yang terjadi setelah itu aku tidak ingat lagi.
Baru sekitar jam sembilan aku terbangun, dikagetkan suara adikku yang menggedor pintu kamar. Laptopku berkedip dan hanya menampilkan gambar demi gambar.
                “Mbak! Ibunya Mas Bagus meninggal.”
Aku setengah sadar. Kubuka mata dan mencoba mengenali suasana sekitar. Oh ya Allah, bukankah aku tadi mau mengerjakan deadline cerpenku? Ya ampun, gantian laptopku yang memandangi aku.
                Suara adikku diulang lagi. Kali ini aku sadar sepenuhnya.
                Ibunya Bagus me…ninggal? Innalillaahi.
Aku melompat keluar kamar. Mencari kelengkapan informasi yang baru saja kudapat. Antara percaya dan tidak aku juga mengirimkan pesan singkat ke salah seorang teman dekat. Mencoba meyakinkan kalau berita yang baru saja kudengar bukan kabar burung.
         Ternyata benar. Ibunya sahabatku telah dipanggil-Nya. Aku merinding. Ya Allah, aku tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan Bagus saat itu.
              Sehari sebelumnya dia baru tiba di Solo untuk keperluan konsultasi skripsinya. Padahal jarak antara kotanya dengan Solo sekitar delapan jam perjalanan dengan bus. Padahal lagi, dia harus membantu mencari nafkah keluarga karena ibunya terbaring tak berdaya karena kanker. Dan malam ini, dia harus menerima kenyataan kalau wanita yang melahirkannya itu dipanggil Yang Maha Kuasa.
             Aku beristighfar. Siang tadi aku baru saja mengeluh pada orangtuaku. Kiriman uang yang terlambat dikirim padahal kebutuhan menumpuk membuatku hampir menangis. Ah, ampuni aku ya Allah. Ternyata ada sahabatku yang diuji lebih daripada aku. Tentunya kalau itu terjadi padaku, aku tidak bisa membayangkan apakan aku akan sanggup menjalaninya atau tidak.
            Ya Allah, aku memohon ampun atas kekhilafanku. Dan semoga sahabatku Engkau beri kekuatan iman serta kesabaran yang lebih. Semoga amal baik ibunya menjadi pemberat timbangannya kelak di hari kiamat.  
 
Iyyaakana’budu waiyyaa kanasta’iinu. Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.
 


Terima kasihku pada WR!
Aku ga akan pernah menyesal menghabiskan detikku, menitku dan hariku di depan laptop tua kesayanganku ini. Didukung peranan modem yang luar biasa karena sinyalnya yang ilang timbul yang semakin membuatku terlatih kesabarannya.
Salah satu hal yang membuatku BETAH di depan laptop tua ini adalah karena saat aku OL aku senang karena begitu bnyknya notifications dan rata-rata itu dari grup Writing Revolution ataupun dari WR 07. Oh Tuhan, hidupku serasa berwarna ketika ‘bertemu’ dengan mereka. Orang-orang hebat lagi luar biasa yang banyak menginspirasiku setiap hari.
Yapp. akhirnya aku menemukan cita-citaku, yakni PENULIS. tapi aku sadari kemampuan nalarku yang belum seberapa. Tapi aku yakin akan rasa ingin tahu-ku inilah yang merupakan anugrah terindah dari Sang Maha Kuasa. Hasilnya. aku selalu dipertemukan dengan orang yang baik hatinya dan mau berbagi. Puji Syukur Alhamdulillah. Terima Kasih WR. Pelan-pelan aku kan belajar. LAGI dan Lagi. Tak kenal lelah. Semoga Allah SWT meredhoi kita semua. J
 
Kamis, 20 Oktober 2011
‘Peri Ungu’ di Bukittinggi