twitter


Aku teramat rindu hariku. Bersama keluarga nyata, pun keluarga maya Menarikan jemari di atas tombol-tombol empuk. Menuliskan lembaran-lembaran khayal bisu. Namun, apa dayaku? BBHB yang pertama saja baru kubuat.

Semangka, Tally ...
Semangka!!!

Kunikmati alunan petuah dari bibirku sendiri. Padahal hati melonjak letih. Otak mengeruh, sedang batin menangis perih. Aku ingin bebas. Aku ingin mengatur sendiri hidupku. Tak ada lagi larangan, tak ada lagi perintah, tak ada lagi sanksi, kecuali itukehendak-Nya. Haruskah setiap hari aku memeras tubuhku sendiri?
Ya Allah... mungkin ini pelajaran bagiku, yang dahulu sering menghamburkan waktu. Membiarkan detik berjalan sendiri, tanpa kuiringi berbagai kegiatan. Lalu kini, kusesali dengan raga yang semakin merintih.
Kegiatan KBM normal di sekolah adalah dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore. Dan di bulan-bulan ini, aku baru bisa pulang ketika jarum jam melewati angka 8, sebab harus mempersiapkan diri untuk acara esok hari. Hanya ini dan itu yang kulakukan. Dan mereka, mungkin yang mereka lakukan lebih banyak dariku, lebih capek dariku. Namun, sungguh ingin kukatakan, aku pun lelah. OK, kita semua sama, kawan. Aku sendiri pun tak hanya mempunyai tanggung jawab dalam konteks kehidupan nyata, entah itu Ulangan Harian, PR, ataupun tugas rumah. Aku juga memliki tanggungan dalam kehidupan mayaku. Yup. WR. Aku menganggapnya keluarga. Aku pun berniat meluangkan waktuku sehari untuk menjenguk WR. Dan itu sudah kucoba lakukan setiap hari     Minggu (oleh karenanya aku menolak saat ada rapat di hari itu), sehingga bisa sekalian mengisi Telaga Cinta di Kampung WR yang aku sendiri bersama Nurjannah menjadi penanggungjawabnya. Dan, di hari yang sama pula, ada kedai Imajinasi di Balai Desa Kampung WR sedang aku berkedudukan sebagai koordinatornya bersama Mbak Aoi. Namun, sebab kepadatan yang menggerutu di pikiranku, aku sering lalai dengannya. Dan nasib kedai imajinasi pun sedang di ujung tanduk. Kuharap, kegiatan esok bisa berjalan dengan sempurna. Semua ledakan telah menyeru, tak lucu jika akhirnya pun sendu. Semoga Allah menyertaiku dan menyertai kalian semua. Aamiin :)

Salam cinta,
Tally ^^


28 September 2011
07.04 AM

Dear pagi...
Pagiku hari ini dipenuhi dengan penyesalan pada orang yang aku sayangi. Nampaknya dia begitu marah padaku gara semalam aku tertidur tak membalas SMS darinya. Aku sadar dia pasti sakit hati gara- gara aku tak membalas SMS darinya. Sampai sekarang pun aku meminta maaf padanya juga tak mau dia dengarkan. Lewat SMS pun malah tak ada jawaban. Mungkin ini adalah balasan dari kekhilafanku padanya. Tapi, aku mohon padamu pagi, sampaikan salam maafku padanya aku nggak mau marahan lagi sama dia. Karena aku sangat sayang padanya.


* Spesial to My Love


   
Sepeda Oh Sepeda  
Dear Diary,
Hari-hari aku ditemani sepeda pinjaman tetangga
Beliau meminjamkan karena melihat aktivitasku yang begitu padat
Meskipun sebenarnya aku belum butuh, tetapi setidaknya baik untuk kesehatanku
Mengajar dengan sepeda ini sangat mengasyikkan...

Aku semakin percaya bahwa suatu saat sakitnya mengayuh sepeda akan terganti dengan bahagianya sukses...

Jangan pernah malu untuk memulai sesuatu yang beda asalkan tidak membedakan...


in Palangkaraya, 26 September 2011


Dear, Diary
Maaf karena beberapa hari tak mampu mengisi lembaranmu...
Bukan aku membencimu tetapi kesibukanku mencari makna bahagia itu sendiri menjadikanku berpikir pada satu titik...
Namun, ternyata tak selalu sama dengan yang kupikirkan...
Ry...
Apapun masalah yang menghadapi kita kemarin dan hari ini dan mungkin juga besok, aku tidak akan berhenti untuk tersenyum...
Sebab senyum adalah kekuatanku dan juga semangatku untuk tidak layu pada sebuah masalah...
Masalah selalu ada dan akan selalu ada...
Semua harus disikapi dengan lembut dan juga tersenyum...

Dan kalian yang membaca ini, tersenyumlah sebab senyummu lebih indah dibanding sapa mentari dibalik awan...

at Office, 27 September 2011, Palangkaraya


27 September 2011
07. 48 AM


Dear pagi

Kenapa aku lihat dirimu tampak kusam hari ini. Dirimu sepertinya tak lagi cantik seperti kemarin.  Padahal sang mentari telah datang  dan mengajakmu makan sarapan pagi, burung- burung bernyanyi untuk menghiburmu. Kenapa kamu malah sembunyi di balik pepohonan sembari bercerita kepada mereka. Tapi sayang mereka hanya diam dan membelaimu dengan penuh kasih sayang. Apa kamu masih memikirkan sang malam? Atau kamu marah padaku? Atau kamu malah cemburu padaku? karena aku terlalu asyik bernostalgila dengan si dia.  Maafkan aku pagi. Aku tak akan lupa kebaikanmu kok. Kini aku berjanji padamu tak akan menyia- nyiakan hadirmu. Sekali lagi aku minta maaf padamu. Keep smile pagi.

SEMANGGI !!!


27 Sept 2011
Pecundang

Aku sedang mikirin apa ya hari ini? Entahlah ... tak tahu, campur aduk kayak nasi rames yang gak enak tapi nikmat di makan kalau lapar.

Tiba-tiba hatiku kembali tergores diatas luka lama. Lepyy... sebenarnya aku ingin sekali menangis hari ini, tapi rasanya teramat sayang air mata ini di tuang, mahal tau'.

Jika boleh jujur aku ingin mengatakan bahwa kau hanyalah seorang pecundang untukku sekarang. Walau pun kadang aku geli melihat sikapmu yang tak pernah berubah walau pun telah bertelur tiga. aku muak sekali ketika semua orang menganggapku masih menunggumu. Padahal aku tak pernah simpati lagi sejak kau berubah arah. Walau pun kuakui kau memang hebat menembus mimpimu. Dunia ini selalu berputar setiap detik tiap ketika, senua bisa berubah begitu pun aku. Aku amat-amat sangat kecewa sekali ketika kau masih perlakukan aku sama seperti yang dulu. Dimanakah letak dewasamu di usia senja ini? sampai kapankah realistismu berlaku untuk seoarang aku. berhentilah berfikir masa lalu. hidup terus berjalan dan aku muak dengan kemunafikan yang kau beri. Lebbayyyyyy.

Tau gak? ah nggak jadi, tak boleh su'udzon.
grup itu milik siapa ya?? EGP hihi, gue kerjain samp botak loe kalau bener.


27 September 2011_Brothers and Sister_My little room
01:00 Am
Hai bee, sudah tiga hari aku tak mencurahkan isi hatiku. Tahukah kau?? Seperti ada tenaga baru yang kuperoleh. Hari minggu aku bertemu dengan sanak keluarga di acara syukuran haji. Aku bisa melepas rindu dengan keponakan-keponakanku tersayang. Melihat wajah polos, tawa dan canda mereka membuat rasa penatku hilang seketika. Sungguh enak jadi mereka ya bee. Gak banyak pikiran dan tak punya rasa cemas. Tahukah kau bee??? Malam ini aku berhasil menyelesaikan lomba naskah flash true story edisi ekspresikan narsismu. Sebenarnya hampir kelewatan, namun karena ada tenaga, akhirnya aku bisa mengerjakannya. Momen yang kuangkat adalah ketika resepsi pernikahan abangku. Sekarang beliau telah memiliki satu orang putri dan si cabang bayi. Betapa senangnya aku bee, kakak iparku hamil 5 bulan. Keponakanku akan bertambah. Jadi empat jika ia lahir dengan selamat dan kuharap selamat keduanya, ibu dan bayi. Kebahagiaan kami masih terusik. Kakak ipar dari abang tertua habis
operasi pengangkatan rahim. Beliau tiga kali mengalami pendaharan pasca melahirkan putra kedua. Kasihan bee. Makanya diputuskan untuk diangkat rahimnya. Padahal umur beliau masih muda, kalau mau nambah anak lagi masih terjangkau tapi akibat pendaharan yang terus menerus, semoga keputusan itu jalan terbaik bagi semua. Kakak iparku sangat tangguh telah melahirkan dua keponakan laki-laki yang  tampan. Aufa dan Arkan. Itu nama mereka.  Semoga kelak, mereka jadi anak yang soleh.
    Bee, kuharap besok semua berjalan lancar dan ada kebahagiaan yang kudapat. Bee, rasanya aku ingin berwisata seorang diri. Tapi, entahlah bee, apakah ini ide yang bagus. Aku tak punya waktu untuk perjalanan itu! Menikmati kesendirian. Saat aku menulis ini, wajah-wajah keponakanku hadir. Zahra, Aufa, Nauval dan Arkan. Kalian so sweet. Rasanya aku ingin bermain satu harian penuh bersama kalian. Pipi-pipi chubby dan merah merona itu sungguh imut. Celotehan yang kurang jelas membuat aku tertawa. Auntie kalian yang imut ini (kumat narsisnya) akan selalu menyayangi dan merindukan kalian.
    Bee, tak terasa abang dan kakakku telah memiliki keluarga sendiri. Jika mengingat waktu dulu, sungguh tak disangka. Kami yang suka main boneka, bongkar pasang, nangkap capung di halaman rumah popung dan menangkap ikan di sawah kini sudah tumbuh dewasa. Aku rindu kampung dan semua kenangan indah bersama mereka. Walau mereka bukan saudara kandung. Tapi hubungan kami sungguh dekat, mereka bertiga, kakak dan kedua abangku adalah anak dari kakak perempuan ibuku.
    Aku rindu menjadi adik kesayangan mereka. Walau mereka sekarang sudah punya keluarga masing-masing, mereka selalu memberi dukungan kepadaku. Ketika mereka masih single, kami sering jalan dan nonton bareng. Dulu, kalau tidak ada mereka, aku tidak dikasi izin keluar sama ayah. Mereka sungguh baik bee. Kami berbagi cerita.  Mungkin karena aku sempat tinggal di rumah mereka ketika bayi dulu dan kata ayah mereka memang sangat mengharapkan adik perempuan. Dan ketika aku lahir, abang yang kedua sangat antusias menyambut kehadiranku. Foto-foto di album kenangan juga menyimpan momen masa kecil sampai remaja. Yang terakhir diambil ketika resepsi pernikahan mereka. Aku tetap menghiasi album kenangan. Semoga selamanya juga menghiasi hati mereka.
    Aku ikut sibuk ketika mempersiapkan pernikahan mereka. Jadi teringat satu hari sebelum pernikahan abang yang kedua. Sorenya kami makan bakso berdua, melepas masa lajang. Itulah abangku. Dia orangnya asyik. “Masak abang disuruh diam di rumah, mana mau abang, enakan kita makan bakso aja ya Ka.” Ujarnya padaku. Aku pun tersenyum. “Okelah bang, ide yang bagus itu.” jawabku. Malamnya dia menyuruhku untuk memaskerin wajahnya. Apa gunanya masker satu hari. Walau begitu kuturuti kemauannya. Banyak kenangan indah bersama mereka.
    Abangku yang tertua asyik diajak ngobrol tentang kuliah dan pengalamannya di kampus. Dia mengajak kekasihnya ke rumah kami sebelum ke rumah orangtuanya sendiri. Ternyata kakak itu gokil. Kalau istri abang kedua, pendiam dan asyik kalau kita ajak ngobrol. Abang yang kedua juga gokil, bersemangat dan pekerja keras. Kami adalah keluarga gokil. Kakak tertua, keibuan dan wanita tangguh. Dia seorang perawat yang penuh dedikasi. Semangat belajar sangat tinggi, banyak koleksi buku yang sering kupinjam. Hehehehe. Mumpung gratis dan belum banyak kocek untuk membelinya. Mereka semua suka memberi. Apapun itu. semangat, motivasi, dukungan dan hadiah. Mereka pernah memberi hadiah ketika aku lulus di PTN, wisuda, sweet seventeen dan di momen-momen lainnya. Hadiahnya bisa berupa benda dan uang.
    Kini, mereka punya tanggung jawab yang besar. Mereka mapan dan punya kehidupan yang layak. Kapan aku bisa seperti mereka ya bee??? Dewasa dan mapan plus matang. Apaan sih??? Ora ngerti.
    Mereka selalu kecarian aku bee, terbukti kalau ada arisan atau acara keluarga, aku dicariin dan di-sms untuk datang satu hari sebelum hari H. Untuk bantu-bantu masak dan sebagainya. Tapi, aku senang bee, hanya itu yang bisa kuberikan pada mereka. Kadang aku tak sempat karena ada agenda penting. Aku belum bisa beli baju untuk anak mereka. Maklumlah bee, penghasilanku hanya cukup untuk lepas ongkos setiap hari, untuk beli pulsa ponsel dan modem juga jajan sesekali, itupun kalau diajak para sahabat jalan bareng.
    Bersabarlah ayah, ibu dan semua orang yang kusayangi, mungkin benda mewah dan mahal belum bisa kuberikan, tapi percayalah sayangku terhadap kalian takkan pudar, walau terkadang cara pandang dan keputusan kita berbeda. Karena kalian bagian hidup yang tak terpisah dari diriku. Doaku mengalir untuk kalian, orang-orang yang kusayangi karena Allah. Ijinkan hamba ya Rabb membahagiakan mereka dan melihat senyum mengembang dari wajah ceria meraka.

08:00 Pm
My bee, malam ini aku ingin membuat soal ujian mid anak-anak. Malam ini aku mau konsentrasi menyelesaikan tugasku itu. Sebelum aku memulai, aku ingin mengunjungi kampung semangka dan memberi like di beberapa postingan.
Semangkaaaaaaaaaaaa (bakalan lembur) ^_^


Aku di Seperempat Abad
(Bukittinggi, 27 September 2011)
Ada segudang harapan yang ingin aku dapat ketika aku berusia 25 tahun besok. Yap, seperempat abad artinya aku udah melewati fase pertama menuju pendewasaan diri. Artinya ‘25’ gede banget. Semua harus dipikirkan matang-matang. Mulai dari mengurus diri sendiri, kuliah yang udah kelar, mulai memasuki dunia kerja, dan hmm..InsyaAllah menikah di usia ini.
Kalau dilihat dunia sekitar ada beragam kondisi sahabat di usia 25 ini. Ada yang masih kuliah, ada yang udah jadi staf manager di bank B*I, ada yang jadi toke beras, ada yang lagi hamil, ada yang lagi sibuk-nya ngurusin bayi, ada yang lagi menikmati indahnya bulan madu, ada yang lagi sibuk-sibuknya nyari kerja, ada yang lagi dalam proses sidang cerai, ada yang lagi berantem ma suaminya, ada yang lagi berantem ma mertua, ada yang lagi nunggu-nunggu hamil, ada yang suaminya lagi berlayar, pokoknya macem-macem deh. Yeah..This is life. Setiap orang punya cipta, rasa dan karsa untuk hidupnya masing-masing.
Naah, dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut usia 25 tahunku, ada beberapa hal yang harus disiapkan seperti: Kualitas Keimanan yang harus menjadi prioritas utama. Selama ini bisa dibilang tarik ulur, yaah dosanya banyak, pahala juga gak lupa dikejar si. Tapi aku rasa, ini saatnya untuk tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang luar bisa dan parahnya disengaja. Astagfirullaah.. I promise, it’d be better J
Sedikit do’a dan harapan
“Ya Allah, ya Rabb... hamba bersyukur atas hidup ini dengan segala fasilitas dan kemudahan yang Engkau berikan. Terima kasih untuk orang tuaku, keluarga besarku, sahabat-sahabatku, dosen-dosenku, teman-teman dunia mayaku, sahabat-sahabat penulisku, semua orang yang pernah singgah di hidupku, TERIMA KASIH. Apapun yang kalian tawarkan dalam mengisi hidup ini, selalu memberikan pelajaran yang berharga. Shalawat kepada junjunganku Nabi Muhammad SAW, jujur aku sering membayangkan bagaimana rupamu dan aku yakin sekali engkau sang penyejuk hati dan jiwa kami.”
“Ya Allah, ya Rabb... Untuk semua kesalahanku, ijinkan aku untuk pelan-pelan membersihkannya dengan jalan penyucian diri yang telah Engkau tunjukkan. Aku terlalu lama terlena dengan hasutan Iblis yang memang mencari teman untuk di neraka. Bantu aku ya Allah. Kuatkan hati ini. Limpahkanlah padaku Rahmat dan HidayahMu, agar aku terlindungi dari godaan Syaitan yang terkutuk”
Rasanya, itu pencapaian yang amat sangat ingin kudapat di usia 25 tahun besok. Untuk hal-hal duniawi seperti pekerjaan, uang, makanan, pakaian daaan sebagainya aku yakin akan kekuatan usaha dan indahnya do’a.
Bye 24... J


23 September 2011_MengagumiMu_my little room 11:00 Pm

Satu fakta lagi yang membuat aku bertasbih padaNya. Aku sungguh mengagumi ciptaanMu. Aku menangis lagi. Hal yang sama terjadi saat aku mendengar fakta itu. Perasaan apa ini ya Rabb??? Mengapa ini terjadi padaku?!! Lemahkah aku??? Badanku bergetar dan jantungku berdegup kencang. Apa-apaan ini?! Selalu begini, kalau aku sedang mengadu atas ketidakberdayaanku. Ya Rabbi......

Satu harian semalam, aku tak ol, my bluish pun tak kusentuh sedikitpun. Bukan karena aku marah padanya, tapi karena letih. Ya. Letih. Sepulang kerja aku sangat pusing lalu kubawa tidur. Selesai berbuka dan menunggu waktu isya, kupergunakan untuk tilawah. Selesai isya aku berusaha mengulang kaji, tapi badanku sepertinya tak mau diajak kompromi. Akhirnya ia kurebahkan.

Malam ini, aku hanya ingin menulis tanpa ol. Ketika di musala tadi, aku sudah janji membuat puisi singkat buat kakakku yang sedang berulang tahun, makanya aku meluncur ke dunia maya. Aku agak kesal karena terlambat mengucapkannya. Karena ia seorang akhwat yang selalu berusaha istiqomah dan sabar menghadapi kami, adik-adiknya, plus setia di dunia ads. Wow, notification sudah banyak. Pastinya dari WR dan ada beberapa pesan di inbox. Kubaca satu persatu dan kubalas sebisa mungkin. Eh, tiba-tiba Mbak Yazmin memanggilku ke balai desa untuk ikutan bedah cerpen malam ini. Karena pikiranku melayang-layang, aku hanya menyimak dan berusaha membaca tanpa mendalaminya. Teringatlah, belum membuat puisi. Segera kuputar nasyid agar dapat ide.

Pas dan manis. Itu menurutku. Segera ku-posting dan mentioned ke fb kakak itu. Sepuluh menit kemudian ada peri unguku yang mengaminkan  doa yang kupanjatkan lalu kakak itu memberi komen, sepertinya ia senang. Senang rasanya bisa membuat orang tersenyum di saat diri ini lagi “resah tiada bertepi”. Sepotong bait yang kuambil dari lagu edcoustic yang judulnya sendiri menyepi. Lagu favoritku. Kadang lebih dari sepuluh kali kuputar. Ya. Aku ingin menyendiri sekarang. Bisakah aku bersembunyi??? Aku ingin berjalan tanpa dilihat orang lain. Seandainya punya jubah hilang milik Harry Potter. Itu loh jubah peninggalan dari ayahnya.

Aku tersenyum melihat postingan dari peri unguku, dia menyukai note dan gambar dua hati berwarna pink yang dibalut pita ungu. Ia menjadikannya sebagai profile picture fb-nya. Aku jadi terhibur. Oh my honey sister. Do u know my feeling now??? Maafkan aku tak bisa hadir semalam ketika kau membutuhkan pundak. Aku juga tertawa melihat postinganmu yang mengabarkan PP kita lagi di kampung yang sinyalnya mandet. Aku kira dia lagi ada masalah dan juga sedang bersembunyi. Hal yang ingin kulakukan. Ternyata tidak. Si PP malah asyik menjadi panitia kakaknya yang merit. Oalah, semoga pulang dengan selamat dan memberi api semangat di balai desa.

Rabbi, hanya kau yang tahu apa mauku. My bee, kau juga yang tahu bagaimana kondisi perasaanku sekarang. Diammu menjadi kesetiaan yang luar biasa padaku. Layarmu yang lebar bisa memantauku dengan jelas, betapa lemah diri ini >’<

Rabbi, pleaseeeeeeeeeee jangan tinggalkan aku, walau aku terjerat oleh penjerat tajam sekalipun. Atau singkirkan semua jerat itu!!! Aku tak mau menggoyahkan garda ini sebelum waktunya. Tidak!!! Aku pasti bisa!!! Ada Kau disisiku.


Depok, Medio :  Jumat - Saptu  , 23 - 24 September 2011
Judul Puisi Yang Mirip …
Seperti biasa setiap hari Saptu aku selalu memberanikan diri untuk ikut  PSM (Puisi Saptu Minggu), yang diadakan oleh Warga Puisi Writing Revolution. Sebagai seorang pemula ( baru belajar beberapa bulan yang lalu), acara ini sangatlah membantu karena aku mendapat masukan yang saangat berharga dari teman-teman yang lebih berpengalaman dan jago dalam dunia “ perpuisian “.  
Pada PSM minggu ke-3  kali ini ( 24 September), kukirimkan puisi yang berjudul  Tiga Wanita, Dua Dunia, Satu Cinta “. Puisi ini menggambarkan tentang kecintaan dan kekagumanku pada tiga sosok wanita utama dalam hidupku, yaitu : nenek ( almarhum), ibu dan istriku. Kata “dua dunia” maksudnya adalah alam dunia dan alam kubur, karena nenek sudah lama menghadap-Nya. Seperti biasa pula aku meminta teman- teman untuk memberikan saran dan tanggapannya.
Tanggapan pertama datang dari Mbak Nurlaili Sembiring : kayak judul film . Terus terang aku terkejut dengan komentar pertama itu. Dulu sewaktu bujangan aku adalah penggemar film barat , tetapi kebanyakan film yang saya tonton adalah film Hollywood. Setelah menikah, kebiasaan itu menguap dengan sendirinya. Sekarang aku lebih suka mengurus tanaman atau sesekali melukis. Jadi harap maklum bila aku ketinggalan jauh dalam dunia perfilman, apalagi film Indonesia.
Karena  penasaran   kucoba cari informasi di intenet tentang film yang dimaksud. Alamak, ternyata informasi yang kudapat sangatlah menarik. Ada 2 judul film yang mempunyai kemiripan dengan judul puisiku tadi. Film pertama berjudul : "3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA" karya Benni Setiawan dan film kedua berjudul "7 HATI 7 CINTA 7 WANITA" karya Robby Ertanto Soediskam. Hebatnya  keduanya masuk dalam nominasi  Film Favorit Indonesian Movie Awards 2011, dan dewan juri tidak mempermasalahkannya.
Akhirnya aku memutuskan untuk meminta pendapat apakah judul puisiku sebaiknya diganti atau tetap dengan judul semula. Aku khawatir hal ini dapat menyebabkan  kerancuan. Tanggapan muncul dari beberapa teman yang mempunyai pendapat senada, intinya puisiku tidak usah berganti judul. Tetap dengan judul semula : “Tiga Wanita, Dua Dunia, Satu Cinta “. Terima kasih buat teman-teman yang sudah mau berbagi ilmu dan pencerahannya kepadaku yang awam ini…
Tergelitik dengan diskusi  didunia maya tadi malam, paginya saya jadi teringat dengan karya mendiang King of Pop : “ Michael Jackson”. Lagu yang berjudul "Monster" dalam album Michael ( album setelah dia meninggal) sama persis  judulnya dengan  lagu milik Lady Gaga : Monster. Ada lagi lagu MJ lainnya yg berjudul " Ghost" ( juga dibuat film pendek) memiliki kesamaan judul dengan film yang dibintangi Demi Moore : " Ghost" yang sempat menjadi Box office sekitar tahun 90-an. Tentu kita masih ingat model rambut ala Demi Moore  sempat ngetrend pada masa- masa itu.
Satu pelajaran yang dapat kuambil bahwa dalam berkarya, judul yang sama adalah hal yang lumrah dan syah-syah saja. Yang penting adalah  kita tidak menjadi seorang penjiplak alias plagiator. Sekali lagi terima kasih semuanya, sampai ketemu di PSM berikutnya …
*****


22 September 2011_Tanda cinta buat peri unguku_my little room 12:21 Am

Peri unguku apa yang harus kukatakan lagi padamu
Bahwa cinta ini sudah merasuki jiwaku
Tahukah engkau? Mungkin kita memiliki persamaan.
Terkadang suka error. Xixixixixi
Malam ini aku membaca buku harianmu, ya Rabb, hatiku bergetar.
Kita terkadang sering kali terjebak dalam situasi bad mood. Tidur adalah jurus ampuh untuk menghilangkannya. Atau diam sambil melototi my bluish (sebutan si lepi). Kasian dia mbak, jadi korban amarahku. Xixixixixi. Tahukah engkau mbak, aku bersyukur bisa mengenalmu dan kepada PP kuucapkan terima kasih karena mencampakkanku ke kampung semangka (wr 02).
Peri unguku, senang rasanya namaku tercantum di ruang ungu hatimu (RUH), jika kau letih, kau segera bangkit dan menuangkannya ke dalam tulisan penggugah semangat. Hal itu seperti pil penenang buatku. Aku banyak belajar ketegaran darimu. Duhai peri unguku, kata-kata yang kau torehkan di BBHB dan note di kampung  semangka kita, membiru di hatiku. Dengan membacanya aku seperti berinteraksi langsung di hadapanmu. Ingin rasanya aku memelukmu dan mengusap air matamu ketika engkau sedang rapuh. Bertahanlah disana, kembalilah dengan membawa senyuman dan tentunya oleh-oleh. Hehehehehe. Aku ingin melukis ungumu dan unguku di langit jingga. Agar awan ikut mendo’akan tali ukhuwah ini terus tersimpul padu. Be a real Muslimah dimanapun engkau berpijak. Keep fighting my sista ^_^


Depok, Medio :  Rabu - Kamis  , 21 - 22 September 2011
Guru Kencing Bediri Murid Kencing Berlari
Kabar  tawuran pelajar sebenarnya bukanlah berita baru dikalangan dunia pendidikan kita. Kejadian terbaru yang cukup menyita perhatian  adalah tawuran yang terjadi antara siswa SMA 6 dan SMA 70 , Bulungan Jakarta Selatan. Letak ke-2 SMA beredekatan, sekitar 200 meter. Yang lebih memprihatinkan  rasa permusuhan tersebut merupakan dendam lama yang telah dipupuk selama puluhan dan diwariskan oleh para senior mereka.
Masalah ini semakin rancu dan berlarut setelah terjadi perampasan kaset peliputan milik kamerawan Trans 7, Oktaviardi, oleh pelajar SMA 6  yang berujung pada permusuhan diantara kedua pihak. Seperti diketahui, sebanyak 11 siswa SMAN 6 Jakarta diperiksa di Polres Jakarta Selatan atas dua laporan yang berbeda yakni kasus penganiayaan terhadap wartawan Trans 7 dan kericuhan antara siswa dengan wartawan pada Senin, 19 September 2011 lalu.
Yang lebih memprihatinkan adalah ungkapan dari Kepala Sekolah SMA 06 : “Kadarwati Mardiutama“ yang menyatakan bahwa tindakan brutal anak didiknya bukan merupakan tanggung jawab pihak sekolah karena dilakukan diluar jam pelajaran. Seolah-olah pihak sekolah lepas tangan dengan masalah ini, padahal didalam UU penddidikan nasional disebutkan ada 3 jenis pendidikan, yaitu pendididkan formal, informal dan nonformal. Dimana tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan teori mata pelajaran saja di sekolah tetapi harus  menyampaikan nilai-nilai dan norma, dimana aplikasinya diluar jam sekolah atau dimasyarakat.
Menurut pandangan saya guru seperti ini belum menjiwai dan memaknai arti guru sebagai seorang pengajar dan pendidik. Tengoklah tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro dengan petuahnya yang sangat terkenal itu “ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun Karso, Tut Wuri Handayani” yang artinya di depan menjadi teladan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang mendukung.
Apabila sang guru  bersikap untuk melepas tanggung jawab tentu saja sang murid akan menirunya. Jadi tidak perlu heran bila perilaku mereka tidak sopan dan tidak menghargai guru mereka sendiri ketika diberi penyuluhan dan dinasehati. Anak adalah cerminan dari perilaku orang tua. Mereka adalah peniru paling canggih atas apa yang dilihat dan dirasakan. Setiap hari anak-anak kita disuguhi tindakan kekerasan yang dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa disensor lebih dahulu. Para politikus saling hujat, anggota DPR saling baku hantam waktu sidang, penggusuran rumah warga, pertikaian antar suku serta tindakan yang seharusnya tidak pantas mereka saksikan
Kesimpulannya adalah siswa tidak hanya harus pintar fisika, matematika, nilai UAN tinggi , jadi juara olimpiade atau prestasi akademis yang terukur lainnya. Tetapi mereka harus peka rasa sosial, tinggi rasa empati, luhur budi pekertinya dan tanggap terhadap nasib sesama.
 Semuanya itu tidak didapatkan dibangku sekolah, tetapi dari relasi dan aktivitas sosialnya dikeluarga dan masyarakat. Dengan demikian anak-anak kita akan menjadi manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai manusia yang utuh dalam perkembangannya. Menurut Ki Hajar Dewantara menyangkut daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif)). Singkatnya, “educate the head, the heart, and the hand !” Artinya : pendidikan tidak hanya pada masalah kecerdasan otak, tetapi harus pintar dalam berolah rasa dan berbudaya.
Sebuah pelajaran, perenungan dan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi kita sebagai orang tua. Kalau kita tidak berbenah dan memperbaikinya mulai sekarang kapan    lagi ? Bersama kita bisa, lets go …


Kamis, 22 September 2011
Gang M.Natsir
 
Miss Radio
(Ada kelebihan di balik kekurangan)
 
Yeah, lagi dan lagi. Seperti ritual saja, setiap pagi dendang dari radionya selalu terdengar dari seantero bumi. Yup! Miss yang satu ini dapat julukan terhormat dariku sebagai Miss Radio paling menyebalkan tahun ini. Hahay, jahat banget.
Dia temanku satu kos, Di. Satu angkatan, tapi dia termasuk anak baru karena baru pindahan kos kemarin pas tahun ajaran baru. Orangnya baik hati, baiiik banget. Penyuka anak-anak, dan hobinya yang tak kalah asyik buat dia adalah muter radio kenceng-kenceng. Nah, ini dia yang bikin orang keki bukan main. Dia selalu tak cukup puas kalau tidak bisa berbagi suara radio ke seluruh penjuru kos. Hadeuh, kalau sudah begini pagi-pagi pasti rusuh. Mana tahu sendiri kalau pagi suara anak-anak aja sudah ribut. malah ditambah lagi dengan dendang radionya yang mengalun syahdu (baca : memekakkan).
Bukan. Aku bukan tidak suka dengan siaran radionya. Bagus kok, selalu berisi siaran yang penuh hikmah dan pembelajaran. Musik-musik religius yang menyentuh hati. Aku pun suka menyimak. Hanya saja yang paling menyebalkan bagilu adalah tingkahnya yang tidak tahu tempat.
Bagiku sah-sah saja dan hak siapa pun untuk mendengarkan musik, radio, atau apa pun yang dia suka. Toh, mendengarkan musik salah satu kegemaranku juga. Tapi jangan mengganggu hak orang lain untuk tenang.
Jujur saja aku merasa terusik. Padahal aku susah berkonsentrasi kalau dengerin musik atau suara-suara yang aku tidak sreg! Pasti pikiranku kemana-mana mencari tempat yang nyaman.
Aku cerita bukan untuk menyebar aib temanku, Di. Pun tidak semua sifat buruk ada padanya. Tadi kan aku sudah bilang kalau dia orangnya baik hati, suka menolong. Serius, dia kalau sudah berniat menolong orang pasti totalitas. kalau yang ini jujur saja aku masih kalah jauh, jauuh banget.
Aku cerita untuk berbagi saja. Inspirasi yang kudapat adalah ternyata manusia itu nggak ada yang sempurna. Dia yang sangat baik hati masih juga ada sisi yang menyebalkan. Apalagi aku yang suka bikin rusuh, mungkin dia juga menganggapku sangat sangat menyebalkan.
Hahaha, (sekali lagi) manusia nggak ada yang sempurna.


Selasa, 21 September 2011
Hatiku Senang

Alhamdulillah sekali pekerjaanku ada peningkatan hari ini sehingga aku bertambah semangat lagi untuk mencapai kesuksesan. Jika pekerjaanku ada peningkatan aku sering teriak-teriak sendiri dalam hatiku ini. Semoga dengan keberhasilanku ini akan memacu aku lagi untuk lebih meningkat dan sukses lagi.


21 September 2011_Mari Berdo’a_my little room

Pagi tadi, akhirnya orang tua dari Si A datang untuk menemui Ustad. Setelah melakukan perundingan. Al hasil si anak menangis dan berjanji tidak melakukan kesalahannya lagi. Sang Ibu juga menangis melihat kondisi anaknya yang terkadang lepas kendali. Berbeda jauh dari adiknya yang juga satu sekolah. Mereka bagai siang dan malam. Bagai bumi dan langit. A si abangan yang memiliki emosi tinggi sedangkan adiknya, baik budi. Di kelas adiknya sangat menuruti kata-kataku, sedangkan si A malah tak mengindahkan perintahku. Melihat air matanya yang mengucur, kami pun tak sanggup untuk menyuruhnya keluar dari sekolah. Biarlah kami yang harus tetap bersabar menghadapi anak sepertinya. Ustad memberi peringatan hanya sebagai penggertak agar dia tak mengulangi sikap kurang ajarnya semalam. Dia akan diskors selama satu minggu dan mengganti white board yang retak kalau memperlihatkan sinyal-sinyal menggeliat alias susah diatur. Karena orang tuanya sempat memindahkannya ke
sekolah lain. Hanya satu hari, tapi mereka tak betah dan balik lagi.

Anak-anak dipulangkan lebih cepat karena ada rapat supervisi dengan Ustad. Sembari mengevaluasi kinerja, meng_update hal-hal yang berkembang, kami juga mendapat siraman rohani. Aku dan mungkin yang lain sepakat, masukan Ustad tadi membawa angin sejuk ke dalam qalbu yang hampir memanas akibat segala permasalahan dan kondisi iman yang terkadang tak stabil.

Surga itu mahal! Jadi kita harus membeli tiket itu dengan amalan yang ikhlas. Sekaya apapun kau sekarang, bahkan jika bumi dan isinya ini milikmu, kenikmatan itu hanya satu persen!!! Sedangkan yang sembilan puluh sembilan persen lagi bisa kau jumpai di surga!!! Nikmat yang paling nikmat adalah bisa manatap wajah Rabbmu. Deg! Aku seperti tertonjok. Padahal masuk nominasi atau lulus seleksi berkas perlombaan saja sudah merupakan nikmat yang luar biasa, menurutku. Ternyata itu belum ada apa-apanya.

Tetap bertahan dalam kondisi apapun, walau itu tidak membuatmu merasa enak atau bahkan hampir stress dibuatnya!! Percayalah, itu yang mengantarkanmu ke surga. Contohnya, orangtua yang sabar menghadapi anaknya yang nakal. Tetap mendoakannya walau dia tidak mengingat kita sekalipun. Gayus dan Nazaruddin yang bisa melanglang buana ke luar negeri sementara kita tersendat-sendat bahkan terpleset untuk bertahan hidup. Betapa banyak kasus kecil menjadi besar dan kasus besar dikecilkan bahkan dimusnahkan. Sungguh tidak adil!!! Bahkan ketika Nabi Muhammad di boikot oleh kaum Qurais. Itu semua adalah hal yang tidak mengenakkan ketika hidup di dunia. Namun semua bisa dilampaui jika menggunakan mata hati dan keimanan yang kokoh.

Percaya!!! Allah selalu bersama pada hambanya yang sabar. Kalau sebagian orang mengatakan, “kesabaran itu ada batasnya.” Itu salah!!! Sabar tak bertepi. Luas. Walau secara realitas dan logika mengiyakan, takkan bisa mengalahkan keyakinan hati. Cukup Allah saja pelindungku! Menempatkan Allah dalam setiap gerakan, di segala situasi dan kondisi. MenghadirkanNya di dalam aliran darahmu. Di setiap hembusan napasmu. Dia satu-satunya. Tak ada yang lain. Maka sabar itu akan engkau peroleh.

Berdoalah. Ingatlah dia. Maka hatimu akan menjadi tenang. Seperti yang kulakuan saat ini. Ada gejolak yang sedang bertarung dalam batinku. Yang terkadang membuatku letih bahkan berontak. Ingin berteriak agar dia pergi. Pergi dan tak perlu kembali! Hanya Allah peganganku. Aku takut kalau aku terlepas dari genggamanNya. Biarlah seperti ini. aku menikmatinya. Aku percaya, Dia mendengar doa-doaku. Allah mendengar setiap bait doaku. Dia menghiburku dengan sesuatu yang terkadang tercetus dalam hatiku bahkan yang di luar perkiraanku. Langsung dan saat aku memintanya. Namun ada doaku yang disimpanNya, untuk membuatku terus berusaha, menghambakan diri, memantapkan hati, yang akan membuatku jauh lebih baik suatu hari nanti. Agar suatu saat doa-doa itu mengalir deras ke dalam timbangan kebaikanku yang kalah oleh timbangan keburukanku. Dan aku dapat merasakan nikmat yang sesungguhnya.

Semua manusia memakai topeng! Mungkin aku bisa menunjukkan sikap bahagia atau tersenyum manis di depan sahabat-sahabatku namun aku tak bisa menyembunyikan perasaan dari Tuhanku.

“Lihatlah lebih dekat saudara kita agar tidak menerka isi hatinya. Bila tiada dapat menjadi teman baiknya, jadilah saudara yang selalu mendoakannya, karena kita tiada tahu isi hati manusia.” (Maidany_dua wajah)


20 September 2011_Cenat Cenut_my little room_10:17 Pm
Ingin pulang cepat sampai ke rumah. Padahal baru lima menit aku sampai di tempat kerjaku.

Jam istirahat, aku melihat jam dinding di kantor, terasa lambat jarum-jarum itu bergerak. Aku ingin ia menunjukkan pukul 2 dengan segera.

Aha.... ini hal yang kutunggu waktu pulang telah tiba, namun kutunda keinginanku untuk sampai ke rumah. Siang ini harus mentransfer uang ke bank untuk pemesanan buku dan ke kawasan kampus USU untuk mengambil sertifikat adik-adik ski smanlie sebagai peserta di seminar motivasi pelajar dan pemenang di acara perlombaan Ramadahan Expo 1432 H yang diadakan oleh My Club Juli-Agustus 2011. Tim SKI SMAN 5 Medan memborong piala Juara II Cerdas Cermat dan Juara I untuk Nasyid Group, Teater, Pidato, Puisi, Mading. Aku sebagai alumni ikut senang atas prestasi yang mereka peroleh. Masuk nominasi saja sudah mantap menurutku. Padahal kami tak mengharap juara dan tak menyangka jadi juara. Hanya ingin ikut berpartisipasi. Waktu latihan dan persiapan mereka pun tidak banyak karena bertepatan dengan pesantren kilat di sekolah yang membutuhkan tenaga extra dari setiap panitia, pengurus dan instruktur. Namun hasilnya sangat memuaskan. Saat puncak acara tepatnya 17 Agustus
2011 di Taman Budaya Sumatera Utara tibalah saat pengumuman. Suara riuh nan meriah mengisi aula oleh teriakan kami. Semua terpukau oleh kekompakan dan kebahagiaan kami.

Aku tiba di rumah saat ashar. Sangat gerah. Badan beraroma matahari. Aku segera mandi untuk menyejukkan diri. Salat lalu bercengkrama with my bluish tersayang, sebutan untuk laptopku. Aku berselancar ke dunia maya. Hal yang pertama kubuka adalah fb dan tentunya langsung masuk ke kampung semangka. Padahal notification dari grup lain berjibun, namun tak kuhiraukan. Hatiku sudah tertancap dalam di WR dan kampung semangka. Hanya sebentar dan kalau ada hal yang benar-benar mendesak baru loncat ke grup tersebut.He ^_^

Badanku yang letih akibat kejadian tadi pagi. Mengingatnya saja aku malas. Bisa membuat kepalaku pusing lagi. Tapi. Tunggu. Harus kuungkapkan agar tak membuatku struk. He, he, he. Dia, sebut saja si A membuat onar lagi di sekolah. Walau masih SD badannya yang besar tak bisa kukendalikan kalau sedang mengamuk. Tadi pagi jadwal ulangan harian, dia merajuk karena kubilang harus dikerjakan sendiri. Karena selama ini dia datang ke depan, duduk di sampingku dan meminta aku mengajarinya. Eh, dia malah menangis. Aku membiarkannya mewarnai bukunya. Tiba-tiba dia seperti orang kebingungan, kudekati dan kutanya. Ternyata uang jajannya sebesar lima ribu rupiah hilang.

Aku ikut mencari dan menyuruhnya untuk mengingat kembali. Dia yang masih memiliki emosi labil langsung mengamuk, membanting kursi, pintu, memukul white board sampai retak karena teman-teman dari kelas 4 melihat dia dari depan pintu. Mereka tak ada maksud mengejek, hanya penasaran kenapa ada teriakan. Ustad langsung tiba di kelas. Kelas 5 bersebelahan dengan ruang kepsek makanya Ustad mendengar hempasan pintu. Emosinya memuncak sambil memaki anak-anak kelas 4. Kutarik dia agar tak leluar. Ustad mencoba menenangkan Si A ini. Aku beralih ke kelas sebelah untuk menyuruh mereka masuk dan memberi mereka wejangan untuk diam.

Aku masuk lagi ke kelas 5, ternyata malah lebih parah, dia berani memplototi Ustad dan melawan alias menjawab, mengata-ngatain Ustad dengan bentakan keras dan kasar. Si A bilang dengan lantang, “Bapak Gak pantas jadi kepsek!!!” Ya Rabbi. Ni anak, belajar dari mana ya. Masyaallah. Aku lemas dan mencoba menenangkan diri sendiri. Padahal semua yang ada disini berusaha mengajarkan aqidah yang benar. Sebelumnya aku sudah diwanti-wanti wali kelasnya kalau Si A ini memang agak berbeda, jadi harap bersabar tingkat tinggi.

Ustad lalu memerintahkanku untuk menelepon orang tuanya biar dijemput pulang. Lalu Ustad kembali ke ruangannya. Al hasil aku berhadapan dengan seonggok daging yang memanas akibat  pemanasan global. Beristighfar dalam hati. Datangla sosok yang disegani oleh semua para siswa. Si A langsung terdiam. Mungkin takut. Mu’alim tersebut mencoba menenangkan dan berkomunikasi sama si anak. Alhamdulillah dia sudah bisa dikendalikan. Bayangkan. Sama kepsek dia berani, dengan Mu’alim ini dia tak berkutik. Situasi sudah mulai mereda. Aku tetap memantau anak-anak. Tiba-tiba dia mengambil buku tulis dan mau mencatat soal yang ada di white board yang telah merekah akibat pukulan keras darinya.

Aku menarik napas dan mulai berdendang. “Abang, sini duduk dekat Mu’allimah. Sini Nak. Nanti Mu’allimah kasitahu jalannya. ” Sambil menepuk lantai yang ada disampingku. Dia pun datang mendekatiku. Aku mengelus punggungnya dan kepalanya dengan lembut. Basah. Akibat ekspresinya yang berlebihan tadi. Kubiarkan dia menulis sambil tiduran di lantai agar nyaman dan adem. Allah masih sudi memberi kesabaran level tinggi padaku, alhamdulillah, tadi dalam kondisi berpuasa, kalau tidak, Si A bisa mendorongku dengan kuat atau membantingkan kursi itu ke arahku. Tapi tak jadi.

Dia senang mengerjakan soal, tapi emosinya itu yang buat panas naik ke ubun-ubun. Kepala nyut-nyutan sampai berdengung ke telinga. Wali kelasnya pernah bercerita padaku, kalau dia hampir mau loncat dari lantai kedua. Bayangkan kawan!

Alhamdulillah, dia menyelesaikan soal walau dengan perlahan dengan arahanku. Padahal ini adalah ulangan harian! Semua temannya juga meminta arahanku. Dengan senyum dan nada yang agak mendayu kuberikan arahan satu persatu.

Pusing kepalaku. Oyong. Tapi kutegakkan kepala untuk terus berada disampingnya. Bel istirahat kedua berbunyi. Temannya yang lain sudah berada di masjid untuk salat zuhur. Sedangkan dia mau memulai makan siang. Kuijinkan. Agar tak ada masalah lagi.

Di les terakhir, tenagaku sudah mulai menurun, tapi harus masuk untuk menyelesaikan tugas. Untuk di kelas 4 ini ,tak ada yang separah dia, walau semua punya hobi teriak, lari sana, lari sini. Wajah-wajah lugu mereka yang membuatku masih bertahan. Kuselipkan nama Si A dalam do’aku agar kelak tak membuat masalah lagi. Aku masih berharap, suatu saat dia menjadi anak soleh dan jadi teman karib dari Si B, teman yang sering diajaknya berduel.

Itulah kawan, hari-hariku yang penuh tawa, tangis, keringat, teriak, muka bengong, keantusiasan, semangat, kegerahan dan kelucuan serta kepolosan dari mereka. Jadi teringat. Si A pernah bertanya hal yang seharusnya belum pantas ditanyakan oleh seorang anak SD. Dunia sudah sangat kritis rupanya!
Saat itu suasana hatinya lagi adem. Makanya aman terkendali. Pertanyaannya adalah “Kalau bayi keluarnya dari mana mu’allimah???” padahal saat itu membahas sistem pencernaan. Segera kualihkan dengan “Nanti ada bab khusus untuk mempelajarinya, sekarang fokus sama saluran pencernaan dulu ya! Siapa yang tahu penyebab penyakit diare???” Mereka pun semangat menjawab pertanyaanku dengan tunjuk asbes.

Kantuk menyelimuti mataku. Aku terbuai dan membiarkan my bluish menyala dan fb-ku masih on line. Beduk magrib tak terdengar. Ibuku memanggil namaku. Tersentaklah aku lalu menuju meja makan. Dengan segelas teh manis aku pun berbuka. Sepotong pisang goreng membuat berbuka semakin nikmat. Selesai salat magrib, aku makan malam dengan ayah, ibu dan adik lalu bersiap untuk salat isya.

Malam ini, walau kondisi badan kurang fit, aku tetap mau melanjutkan naskah walau hanya satu kalimat, tapi BBHB hari ini mantap tenan bisa full. Semoga aku tak ketinggalan deadline. Bisa mengirim tepat pada waktunya. Aku mau fokus untuk tiga lomba saja dulu. Karena tugasku juga ada di luar dunia penulis.  Semoga semua dapat diselesaikan dengan baik. Perencanaan yang baik bisa membuatmu sukses, kata PP Jon, plus menurutku yang paling penting harus fokus. Konsentrasi!!!! Semoga dapat menghasilkan karya yang memukau di dunia nyata dan maya, walau perlahan, tersendat, terjerat, terpleset namun hatiku sudah kekeh di dunia penulis dan akan terus berusaha di tengah kebimbangan dan pandangan sepele dari orang lain. Inilah aku dengan segala kekurangan. Semangka!!! (Semangat karena Allah)


Selasa, 20 September 2011
Dahsyatnya Sedekah
Tahun ini keluarga kami diuji dengan kekurangan. Bahkan untuk makan saja kami masih berhutang. Alhamdulillah sejak keluar dari kantorku, aku dapat pesangon dan cukup untuk bolak-balik Jogja dan untuk mencari pekerjaan. Tetapi hasil jerih payahku untuk mencari pekerjaan belum kudapatkan sampai sekarang. Pesangon dari kantor hanya cukup dipakai sampai akhir bulan Ramadhan kemarin. Aku sangat sedih sekali keuanganku habis. Di saat akhir Ramadhan, kuniatkan untuk menjual cincinku satu-satunya yang masih tersisa saat aku memakainya sejak aku duduk di bangku SMU. Hasil dari menjual yang aku sedekahkan ke Panti anak Yatim Piatu dan sebagian lagi buat uang saku sendiri. Semoga dengan aku sedekah, aku akan diberi ganti oleh-Nya dengan berlipat-lipat.
            Karena janji Allah tak akan pernah meleset. Aku sangat gelisah dan cemas saat keuanganku mulai menipis. Dag dig dug juga lama-kelamaan jika keuanganku menipis. Tetapi saat lebaran menjelang tiba-tiba saudaraku memberi angpao, Alhamdulillah sekali aku mendapatkan ganti. Setelah Ramadhan hampir berakhir, aku tidak menyangka jika rejeki datang tak disangka-sangka. Budeku memberi beras 10 kg, kue lebaran. Saat lebaran menjelang pun aku dan Mamaku diberi angpao yang cukup untuk jaga-jaga masalah keuangan sewaktu-waktu. Alhamdulillah sekali semoga rejeki yang lain menyusul kemudian.
            Hari ini juga aku dapat rejeki nomplok. Dapat macam-macam buah-buahan. Ada manga, apel, pir dan mangga. Karena buah sebanyak ini, di kebun rumahku juga taka da sama sekali. Selain buah juga dapat rejeki makanan kaleng ada timtam, roti monde dan serena. Mungkin ini balasan dari Allah saat aku sedekah beberapa minggu yang lalu. Alhamdulillah dengan sedekah tidak membuat kita miskin tetapi Allah akan mencukupkan rejeki kita.


Depok, Medio :  Selasa  , 20 September 2011
Terima Kasih Kakek Pardi …
            Menjelang jam istirahat kantor  terdengar suara Michael Jakson dari HP-ku pertanda ada panggilan telepon masuk. Aku lihat ternyata dari Pak Thohirin, saudara sepupu bapakku memberitahukan bahwa ada saudara yang meninggal dunia. Namanya adalah Sutjipto, anggota DPR , bertempat tinggal di Pondok Indah. Gubrak … jujur aku tidak familiar dengan nama ini. Bapak memang pernah cerita kalau mempunyai saudara yang sukses merantau di Jakarta. Beliau pernah menjabat sebagi Ketua Notariat Seluruh Indonesia dan sekarang menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat. Tapi semuanya itu kutanggapi bagai angin lalu, keluar telinga kanan keluar telinga kiri. Maklum, mengetahui beliau tinggal di Pondok Indah saja sudah membuatku minder, apalagi main kerumahnya. Tak terbayang sama sekali, bagai mimpi disiang bolong….
            Tak lama kemudian Bapakku yang sedang bertugas di Surabaya meneleponku dan menyuruhku untuk segera berangkat melayat. Apa mau dikata, aku harus berangkat. Setelah ijin sama bos, akhirnya aku meluncur ke jalan untuk mencari angkutan. Karena masih bingung, aku bertanya kepada tukang ojek yang sedang mangkal. Tukang ojek ini akhirnya menawariku untuk mengantarkan. Setelah terjadi kesepakatan harga akhirnya berangkatlah kita berdua, walaupun dalam hati masih ada sedikit keraguan. Selama sepuluh tahun di Jakarta tak pernah sekalipun aku main ke daerah elite tersebut. Ya sudahlah kita lihat saja nanti. Lets go man….
            Sial bagi kami ketika sampai daerah Simprug, hujan turun. Terpaksa aku dan Kakek Pardi, nama tukang ojek tersebut berteduh di bawah pohon. Kami menunggu sampai setengah jam, hujan tak jua reda malah semakin deras mengguyur. Pakaian kami basah semua. Terbersit pikiran untuk mengurungkan niat dan balik kekantor. Entah mengapa ada bisikan lain yang memberikan kekuatan untuk meneruskan langkahku.
            Akhirnya hujan mulai mereda, dan kami bersiap untuk meluncur kembali. Sebelumnya aku minta  Kakek Pardi untuk mampir ke warung dulu untuk makan siang. Aku tidak mau kami berdua masuk angin karena tubuh basah dan perut kosong. Alhamdulillah, tidak jauh dari tempat  berteduh, kami menjumpai warung soto. Aku memesan dua porsi ditambah teh hangat.Sambil makan aku mencoba  membuka pembicaraan. Ternyata  Kakek Pardi orangnya enak untuk diajak ngobrol. Dari sekedar obrolan daerah asal usulnya sampai masalah politik. Semuanya nyambung, habis dibabatnya.  
            Kakek Pardi berasal dari daerah Gombong, Jawa Tengah. Hampir 40 tahun beliau merantau ke Jakarta dan sekarang tinggal di daerah Kemayoran. Umurnya sekarang sudah 71 tahun, tapi masih sanggup mengojek untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tubuhnya masih tegap, hanya rambut gondrongnya penuh uban. Sekilas tampangnya mirip Yok Kuswoyo, personel Koes Plus. Band yang sangat melegenda di negeri ini. Ternyata Kakek Pardi adalah seniman juga. Dia adalah anggota grup karawitan, dengan bonang sebagai spesialisasinya.   
Setelah perut kenyang dan baju sudah mulai kering pencarian kami lanjutkan. Akhirnya sampailah kami ke Pondok Indah Mall, tempat yang kabarnya sering dijadikan para sosialita ibukota untuk mejeng. Ternyata alamat yang kami cari tidak jauh dari mall tersebut. Yang membuat aku ragu adalah perumahan elite tersebut dijaga oleh satpam secara berlapis. Tapi setelah aku jelaskan maksud kedatangan kami dengan senang hati mereka menunjukkan alamat tersebut.
            Keraguan semakin menjadi ketika aku sampai digerbang rumah. Rumah ini begitu bagus dan megah dengan puluhan satpam siaga penuh. Maklumlah yang meninggal adalah pejabat negara, dan para pelayatnya pasti orang kelas VIP pula. Sedangkan aku ini siapa ? No body knows ? Peduli amat, mereka manusia aku juga manusia apa yang mesti kutakutkan ? Toh aku bertujuan baik, mewakili keluarga untuk meyampaikan belasungkawa.  
            Alhamdulilah ternyata ada salah satu kerabat dari kampung yang sudah lebih dahulu datang mengenali diriku. Narto namanya, dan dia adalah teman masa kecilku ketika aku masih tinggal didesa Janggan. Desa terpencil di daerah Magetan, Jawa Timur, tempat dahulu bapak mengajar dan nenekku tinggal. Setelah berbincang cukup lama akhirnya aku berpamitan untuk pulang.
Dengan langkah ringan aku ketempat kakek Pardi yang sudah lama menunggu untuk mengantarku kembali ke kantor. Untung ada tukang ojek yang baik hati ini, kalau nggak apalah jadinya ? Seperti Tarzan masuk kota, pastilah aku kesasar tak tentu arah.
 Dalam hati aku mengagumi kegigihan dan keuletannya dalam mengarungi kehidupan ini. Ditengah keras dan ganasnya persaingan metropolitan,.beliau masih mempunyai prinsip yang kuat dalam mencari nafkah yang halal dengan menjadi tukang ojek. Harusnya para aparatur negeri yang suka korupsi malu dengan kakek perkasa ini. Mereka hanya mementingkan isi perut dan kenikmatan duniawi semata. Sekali lagi empat jempol untuk Kakek Pardi. Pokoknya TOP banget …   Terima kasih Kakek Pardi, You are the best from the best …     

******


Palembang, 8 September 2011
My Room, 20.00

Hey, kali ini aku mau cerita tentang seorang teman. Boleh? Ah, aku rasa dia pun tak akan keberatan jika aku membuat kisahnya di sini. Bukan bermaksud buruk, hanya ingin memetik hikmah yang ada. Tapi, sepertinya aku perlu menyamarkan tokohnya. Kayak di film-film gitu kesannya. Oke, sebut saja namanya Dewi dan Rudy.
Begini, Dewi adalah teman pertamaku saat aku baru pindah di tempatku yang sekarang, dia mengajakku berteman dengan baik, usia kami hanya beda lima bulan. Dia hanya seorang gadis tamatan SD, karena orang tuanya tak mampu membiayai sekolahnya. Dia cantik, kulitnya kuning langsat, rambutnya lurus panjang tergerai. Sangat menarik. Hanya saja, dia tak dapat merawat diri. Mengapa saya bilang begini? Bayangkan saja, rambutnya yang lurus panjang, selalu diikatnya seadanya, giginya yang tersusun rapi dibiarkannya menguning, belum lagi wajahnya yang dipolesinya bedak sesukanya. Dan yang lebih parah, penampilannya yang suka asal saja memakai baju. Dia tidak mudah bersosialisasi. Aku sering mengajarkannya bagaimana caranya berpakaian dan merawat diri (meskipun aku sendiri suka cuek), mengajarkan dia untuk lebih dewasa. Namun, usahaku sama sekali tidak ada hasil, satu hal yang tidak aku suka darinya, dia suka berbohong (kata orang palembang, besak kelakar). Tapi,
meskipun begitu, dia seorang yang perhatian, penyayang, dan sangat baik.
Singkat kata, dia pindah saat aku SMA. Kapan tepatnya aku lupa, mungkin sekitar tahun2008. Setelah kepindahannya dia sering menghubungiku, ingin menemuiku. Tapi, aku tak pernah bisa mengobrol terlalu lama dengannya, aku sibuk. Sibuk dengan urusanku sendiri.
“Kha, aku nak nikah. Datang ke rumah aku yo.” Itu yang ia katakan di telpon bulan Juni 2011 lalu. Aku hanya mengiyakan saja. Aku tak percaya dia akan menikah. Dia pasti tengah bercanda, agar aku main ke rumahnya. Aku sama sekali tidak menghiraukannya.
“Kha, minggu depan aku mau dilamar. Kau jangan dak dateng, yo.”
Awalnya, aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Aku baru percaya ketika orang tuanya langsung yang mengatakan Dewi akan menikah. Dia dijodohkan? Tidak! Dia MBA2! Tidak. Dia menikah dengan seorang lelaki pilihannya, namanya Rudy dan tak ada paksaan sama sekali. Wowww. Aku hampir tak mempercayai ini.
Tapi, inilah faktanya, Dewi benar-benar akan menikah. Lamaran telah terjadi. Tanggal pernikahan telah ditentukan. Singkat kata, 17 Juli mereka menikah. Cukup meriah, meskipun hanya ala kadarnya.
Setelah menikah, Dewi masih sering menghubungiku, namun dengan frekuensi yang lebih jarang. Awalnya dia tak pernah cerita tentang rumah tangganya, tapi kemarin dia menceritakan semuanya. Sejak awal menikah, hingga detik ini, dia mengaku dia tidak bahagia. Pertama, karena dia tak dinafkahi lahir dan batin, kedua sikap suaminya berbeda dengan sikapnya semasa pacaran. Dia menangis.
Entah apa yang harus aku katakan padanya untuk menghiburnya. Tapi, aku tak sepenuhnya menyalahkan Rudy, karena pada dasarnya Dewi juga salah. Menurut pengakuan Rudy, Dewi tidak bisa beradaptasi dengan keluarganya, Dewi juga suka cuek dengan penampilan, itu yang membuat Rudy tak betah ada di rumah.
Satu hikmah yang bisa saya petik, jangan gegabah, dikendalikan oleh nafsu sesaat, pikirkan mana baik dan buruknya sebelum menikah. Karena menikah bukan hanya menyatukan kamu dan dia, tapi juga 2 keluarga besar.
Satu pelajaran lagi, nanti kalo nikah, harus tetap tampil cantik untuk suami, manjain dia, sopan dengannya dan kamar adalah ruang pribadi yang nggak boleh ada yang masuk selain aku dan suami, biar suami betah ada di rumah. *mikirin nikah.


Lepy & Ustadz
Tuesday-Sept 20, 2011                   8.46 am

Dairyy........... apa kabar, apa kabar?? Wah, sehari ga nulis kamu rasa’a seperti berhari-hari.. Nih, sebagai ganti’a aku nyapa kamu pagi ini ngga nunggu malam nanti ^__^

Well, td malam si Lepy ngambek lg Ry. Kali ini bukan mati sih tp layar’a itu yg ngga mau muncul-muncul. Cerita’a gini, semalam kan ba’da Maghrib si Lepy aku tinggalin sebentar di kamar, bantuin Ma2 ngbahas bahan bt ngajar hari ni. Setengah jam kemudian aku balik ke kamar. Nah, pas aku balik layar’a si Lepy udah mati. Ya, aku kirain ngga knapa-knapa karna biasa’a juga kalau ditinggal agak lama monitor’a mati sndiri jg sih. Aku gerakin deh si mouse, eh ngga ngaruh rupa’a. Ngga ada perubahan apa-apa. Mulai khawatir deh, jangan-jangan mulai berulah lagi ni.. Sekitar 10 menit kemudian aku coba lagi gerakin si mouse. Eh, masih ngga mau juga. Ya udah akhir’a ambil jalan singkat. Charger’a dicabut biar batre’a habis sendiri dan power’a mati, trus br dihidupin lagi. Nah, itu cerita’a Ry knp semalem aku ngga bisa ngisi kamu.

Wah.... Surprise.. surprise... Barusan pas lagi nulis kamu ni, Ust.Azmi nelp. Ust satu ini the best banget memang deh, care banget sama anak didik’a. Bayangin aja, aku kenal Ust pas dulu aktif di Rohis SMA. Tp sampai sekarang sesekali Ust msh nghub aku bt nanyain gmn kbr’a, gmn ibadah’a dan yg terakhir ngga lupa bilang “Mampir ya ke warung soto Ust...” (hehehe). Oh iya td jg Ust sempat nanyain “Gimana Zel, udah nikah belum kamu?” Ya aku senyum2 sendiri jadi’a. Ya pasti belum lah Ry, kl nikahan pasti aku undang Ust. (Ust.Azmi ini udah nikah ya Ry).

Trus Ust bilang “kalau kamu mau dimudahkan jodoh’a, dimudahkan rezeki’a, ada 3 kunci: Perbanyak doa, bersedekah dan silaturrahmi. Insya Allah dibantu sama Allah.” (hihi... bisa dipraktekkan ini ^_^) Trus Ust jg ngingatin kalau semakin hari harus jadi semakin sholihah. Makin bertambah umur harus makin rutin dan perbanyak ibadah, mesti semakin dekat dengan bau surga. Wah... aku denger’a seperti kena gerimis hujan di pagi hari, adem :D

(Makasih ya Ust bt tausiah’a.......) btw, udah dulu ya Ry, aku mau ke pustaka ni skrg. Skalian bentar lag mu nyari kamus Bahasa Indonesia. Setelah dipikir2 ternyata seorang penulis itu wajib punya kamus Bahasa Indonesia, biar bisa punya banyak kosakata.. Ok, see U Ry....


Lebaran Idul Fitri 1432 H...
Hmmm...
Bingung nih sama perasaan aku sendiri.
Sejak tadi malam aku sudah berusaha menahan butiran bening ini agar tak sampai jatuh. Ya, sejak tadi malam aku ingin menangis. Menangisi semua kebodohanku, menangisi semua kesalahanku. Menangisi kepergian bulan ramadhan ini. Tapi, baru siang ini, kesedihan itu memuncak. Dadaku terasa begitu sesak. Semuanya berputar di kepalaku. Tentangnya. Tentang kematian. Tentang hari akhir.
Demi allah, sesungguhnya, aku begitu takut mati karena menyadari betapa banyak dosa yang telah aku buat. Apalagi di bulan Ramadhan kemarin. Tak sedikit pun aku melakukan ibadah. Shalat, puasa, tak satu pun. Aku merasa begitu hina di hadapanNya. Dan pagi tadi, aku sama sekali tak shalat idul fitri. Bukan karena malas. Tapi, aku malu. Aku merasa tak pantas untuk ikut merayakan hari kemenangan ini. Karena sesungguhnya aku adalah orang yang sangat merugi dan hina karena telah menyia-nyiakan bulan nan suci ini.
Pagi tadi, aku berharap mendapatkan sebuah momen, dimana aku bisa memeluk ibu dan menangis di pelukannya. Tapi, aku sama sekali tak bisa memanfaatkan kesempatan itu. Aku terlalu takut. Bukan, bukan takut. Tapi, PENGECUT!!!
Aku benci diriku, benci semua yang telah aku lakukan. Aku ingin kembali menjadi eka yang dulu. Yang tak sehina ini? Tapi noda itu sudah terlanjur ada di kertas putih ini. Aku tak mungkin bisa menghapusnya, sekalipun aku membuka lembaran baru.