twitter


Dear Diary,

Senang rasanya melihat antusias mahasiswaku yang begitu besar dengan pelajaran yang kubawakan. Aku tak pernah menyangka bahwa akan banyak cerita lucu, indah dan juga menyedihkan bercampur di kota ini. Belum lama kemudian saya menjadi asing di kota ini, aku sudah seperti penduduk asli.
Bahkan, tidak segan-segan dari mereka mencurahkan isi hatinya kepadaku jika tertimpa masalah. Konsultan dadakan menjalari aktivitasku setiap hari.
Namun, aku tak tertekan dengan semua itu... Aku malah bersyukur bahwa setiap yang kita ucapkan adalah semangat bagi mahasiswa (i) yang kuajar...
Rabby...
Terima kasih atas segala talenta yang telah dititipkan untukku... Semoga terus berada di jalan yang baik...
Kepada mahasiswa kimia UNPAR, Palangkaraya... terima kasih untuk sebuah kepercayaan ^^
Doaku untuk sukses kalian semua...

Palangkaraya, menanti datangnya penjual nasi kuning andalan, Jum'at 7 Oktober 2011, pukul 06.05


 
Seperti biasa, aku telat (lagi) mengikuti DL tulisan. Perasaan baru saja kemarin gagal ngirim ke Aquanetta karena baru baca DLnya jam enam sore di jam sepuluh malam, padahal aku sudah keburu kirim emailnya T_T. Sekarang gagal DL di LCR II , karena terlalu santai mengira DL masih tanggal 15 :D. Ya sudahlah, mudah-mudahan Allah mudahkan dan terus semangatkan jiwaku untuk terus menulis, melebihi semangatku untuk kegiatan fb walking dan browsing2 :D.
        Aku ingin mengabadikan tulisan airku di sini. Ingat kalau dulu waktu SMP, aku suka sekali menempelkan hal-hal yang menarik di buku diaryku. Sekarang, menempelkan sesuatu di diary terasa begitu mudah dan menyenangkan. Betapa waktu 15 tahun merubah wujud diary menjadi sesuatu yang begitu berbeda, ternyata ^^.
[KRISTAL AIR]
Seperti halnya diriku, aku yakin air adalah ciptaan-Nya yang maha sempurna. Tapi, aku mungkin belum bisa sepenuhnya seperti air, yang senantiasa tunduk dan memuji-Nya, betapa pun kuingin. Karena, hawa nafsu tetaplah ujian bagi setiap manusia. Namun, bila aku mengingat air, maka segera aku akan mengingat betapa istimewa dan indahnya kristal air yang terbentuk di saat udara beku, bila bersentuhan dengan kalimat-kalimat yang baik, lembut, dan menyenangkan. Begitu juga sebaliknya, kristal air tidak akan terbentuk dan terlihat rusak, bila bersentuhan dengan kata-kata yang buruk, keras, dan menyakitkan. Seperti itulah penelitian Dr. Masaru Emoto.
Lalu, sederhana saja pemikiranku. Bila kita ingin memperbaiki diri sendiri, maka perbaikilah lisan kita. Jika kita ingin memperbaiki orang lain, maka lembutkanlah lisan kita. Mengapa? Karena 60% dari tubuh manusia adalah air, dan aku pun meyakini bahwa kata-kata yang baik akan selalu membawa kebaikan. Kata-kata yang baik akan selalu memperbaiki kehidupan. Aku sungguh memercayainya, apakah kau memercayainya juga?
  
Rabu, 5 Oktober 2011



Berawal dari curahan hati seorang teman, yang baru berkenalan dengan seseorang yang mengaku dirinya aktor sebagai peran pembantu dalam film "Putri yang Ditukar"di mana peran utamanya adalah "Nikita Willy dan Rezky Aditya". Aku pun segera meng-add akun fb-nya, sekedar ingin tahu gelagat aneh yang selalu ia perankan, demikian kata seorang teman yang telah terdaftar dalam friendlist-ku di jejaring sosial facebook. Tak lama kuadd, ia selalu mencolek-colek-ku (serasa muhrim saja). Untungnya colekannya hanya di dunia maya bukan di dunia nyata. Kalau di dunia nyata, udah habis kena jotos tuh anak ( serasa gantlewomen ajah), hehe. Tak lama kemudian ia pun meng-confirm pertemananku, terdaftarlah ia dalam friendlist-ku. Tak henti, ia masih saja mencolekku. hingga kulayangkan sebuah pesan singkat ke inbok-nya
     " Asw. asik colek-colek aja yah,"
     beberapa menit kemudian balasan pun kuterima
     " Hehe, nama kmu lucu. kok semiring,sich?" balasnya
     "Hmm...sembiring, bkn semiring" jelasku
     "Emg Semiring itu nama apa, sih?
     "Isshh....SEMBIRING bkn Semiring," jelasku kembali sedikit kesal
     "Itu margaku. tahu?!" lanjutku
     "Hmm...emgnya kamu aslnya darimna?" tanyanya
     "Binjai, SUMUT," jawabku
     "Binjai? kayak nama di kota india saja?" balasnya
      " Oh ya...??? sygnya aku bukan dri India. Aku dri Medan Sumatera Utara," jelasku lagi
     "Berarti kamu org BATAK donk?" tanyanya lagi
      " iya, batak Kari,"
      "Eh salah, BATAK KARO maksudnya" balasku
      "Batak kari? kayak makanan ajah. Kari apa? kari ayam?
      "Hmmm...itu tadi salah tulis makanya aku kirim lagi dgn yg bnr?' jawabku
      "Owh...trus apa hubungannya BATAK KARI dengn BATAK KARO?" tanyanya yang membuatku semakin kesal
 Kelihatannya sudah mengerti dengan adanya kata owh di awal kalimat, nyatanya tidak. Aku yang semakin emosi dengan gelagat tanyanya pun membalas dengan kata-kata yang sedikit bercampur amarah
      " Ih...sotoy bgt sih loe.?! td itu aku slh tulis. bego amat sich?" jawabku semakin emosi
Bagai tersengat petir, ia pun lantas marah.
     "Eh...kamu tuh ngomongnya kasar bgt sich, emg kyk gitu ya bahasa org Medan? Kamu liat donk aku siapa, lihat profil aku, liat foto-fotoku. Kamu kira aku nggak mengerti dgn bahas yang km gunakan?" jawabnya
Perannya yang serius itu yang membuat amarah tak terkendali. kalau saja kesalahpahaman itu diselingi humor, mungkin aku takkan kesal. Tapi dia begitu serius menanggapinya. Sehingga aku lantas menilainya cowok yang "super duper KUPER".
Hmm...duhai hati, kenapa kau tak mampu menahan emosi? Aku tak mau mengotori nama "Medan" daerah tempat lahir beta dan dibesarkannya aku. Namun siapa yang sabar menghadapi orang aneh sepertinya? Ngakunya artis, artis darimana sih? Artis yang baru meluncur dri daerah pedesaan yang jauh di ujung kulon, artis dadakan, artis gadungan atau artis apa? mana ada artis yang bego, sotoy and kampungan seperti dia. Sembiring aja kagak tahu, ditanya kenal sm Tifatul Sembiring jg kagak. Hmm...dasar artis dadakan yang kuper habis..Hello....sebelum kamu menghapus namaku dari friendlist_mu mending aku duluan yang meremove kamu dari pertemananku.

 Selasa, 05 Oktober 2011 


      Bukan sesuatu yang kuinginkan sebenarnya, namun hal ini terpaksa terjadi. Sebab apa? ku jua tak tahu. Dalam gemuruh hati yang tak mampu kubahasakan, hatiku terasa tersakiti karena sesuatu hal yang jua tak mampu kuungkapkan. Hal ini terjadi atas dasar hak dan keutuhan rasaku. Sebuah kenyataan yang benar-benar tak kuinginkan. Apakah demikian sifat manusia pada umumnya, berani mengikat janji namun tak sanggup menepati, berani meminjam dengan janji mengembalikan bila telah usai mempergunakannya namun tak mampu memenuhinya. Bahkan ia sanggup berjanji akan menggantinya dengan yang baru bila yang dipinjam tersebut hilang. Ah....semua hanya tentang janji. Janji manis yang keluar dengan indah namun berakhir dengan kepahitan. Aku memang tak suka dengan seseorang yang bisanya hanya mengumbar janji-janji saja. Sebab kata janji terlalu sering menoreh luka di hatiku.
      Berdebat...?? memang bukanlah hal yang seharusnya terjadi. Namun hal ini terjadi padaku karena sebentuk ego yang menguasai hatiku. Keegoan seseorang yang tak mampu menerima setiap alasan yang itu-itu saja. Sewajarnya "lupa" ada dalam diri, namun bila telah diingatkan berulang kali setiap hendak bertemu, akankah itu tetap terjadi ? seharunya tidak, menurutku. Terkadang, aku berpikir bahwa ia memang tak berniat mengembalikannya. Ah... aku tak boleh berprasangka buruk terlebih ia adalah sahabatku yang tergabung dalam "sembilan keping hati ". namun entah apa sebabnya, aku selalu berpikir demikian.
Senin dalam perdebatan 
       Kami yang tengah disibukkan dengan urusan penyelesaian (skripsi), tentu perjumpaan di kampus semakin jarang sekali. Dan senin kali ini, kami berniat ke kampus di hari yang sama, tak lupa aku menyuruh Ria,temanku, untuk mengingatkan Sri agar membawa buku yang telah 3 bulan lamanya dipinjam ketika hendak ke kampus nanti.
       Sebelum ke kampus, aku mampir ke toko buku Gramedia di BSM ( Binjai Super Mall ). Keliling-keliling mencari-cri buku yang telah lama kuidamkan, ternyata belum ada. Tak terasa telah banyak waktu yang kuhabiskan di sana, sehingga aku kembali setelah membeli sebuah buku karya mbak Teera "Smile, Aku naksir Kamu". Namun aku tak lantas pergi ke kampus sebab aku juga harus mampir ke rumah orang tuaku untuk memberikan titipan kepada mereka. Hari kian sore, mendung telah bergelayut di ujung langit. Aku memutuskan untuk tidak pergi ke kampus, lagi pula aku tak ada kepentingan pada hari ini. Sesaat kemudian kurogoh handphone dari dalam tasku. Ada sms dari Triya, sahabatku
       " Lel, udah sampai kampus?
       "Maaf, Tri. sepertinya aku nggak jadi ke kampus, mungkin rabu atau kamis mau menemui dosen PS (Pembimbing Skripsi)-ku. Hari ini nggak ada hal penting. Oh ya Lia datang, nggak?" balasku
       "Datang, kenapa?"
       "Bukuku dibawa nggak ya, tanyain dong?!
       "Lupa katanya, Lel."
      Seketika, ada perasaan kesal sedikit memburuku, mengapa telah diingatkan pun, ia masih juga berdalih dengan alasan yang serupa, "lupa".
Sesaat kemudian kubalas sms-nya
      " Niat mengembalikan nggak sih dia, kok  udah berbulan-bulan nggak dipulangin padahal sudah diingatkan, huft," tukasku sedikit kesal

Tak ada balasan, kemudian aku inisiatif untuk meminta nomor hape-nya yang sempat hilang dari phonebook-ku.  beberapa jam kemudian kulayangkan sms padanya.
      "Lia, kapan u pulangin bukuku? Klw nggak diingatkan, u minta diingatin. Udah diingatkan masih juga lupa. Niat mulangin nggak sih?"
Dia yang menganggap bunyi sms-ku dengan rasa kesal ,segera membalas dengan kekesalan yang ia punya pula.
      "Aku lupa, namanya manusia. Ya udh hr kamis kubawa, kalau lupa jg kujemput, dech. Hebat banget anak ISC kalau ngomong ya. MAU DONK DIAJARIN," tungkasnya dengan kesal
       Deg...seketika ada hal yang tak biasa menjalari hatiku. Sampai segitunya ia berujar. Mengapa ia harus melibatkan nama organisasi LDK dalam persoalan ini. Aku yang salah berucap, ataukah dia yang tak mampu menahan emosi dan mungkin salah mengartikan bunyi sms-ku. Dalam perasaan hati yang tak karu-karuan, aku pun  lantas membalas sms darinya
      "Lupa sih nggak ada salahnya tapi jgn srg2 donk. Please...jgn bawa2 nama ISC, sebab ia tak salah apapun. Ok, aku yg slh, aku yg tak mampu menahan amarah tp jgn kotori nma ISC," balasku
      " Ya udah aku nggak mau berdebat sama org yg gk bisa menahan emosi, wassalam." balasnya
Ingin kubalas sms darinya, menjelaskan bahwa kekesalanku tak seperti yang ia bayangkan, namun aku jua tak ingin perdebatan ini semakin panjang hingga akan semakin sulit untuk menyambungnya kembali dalam tali persahabatan "ukhuwah"
       Sejenak aku berpikir, inikah akhir persahabatan yang akan terjadi, setelah ikatan ini terjalin selama kurang lebih 3 tahun. Bersama dalam ruang lingkup kampus yang satu. Menjalani hari-hari dalam kebersamaan di kelas yang sama, dengan penuh canda tawa. Ah...mengapa perdebatan harus terjadi di akhir masa kuliah. Aku tak ingin menjalin permusuhan pada siapapun terlebih pada seseorang yang terikat "sahabat" denganku. Oh...Sembilan Keping Hati...? akankah persahabatan kita akan tercerai berai begini. Ya Allah, aku tak inginkan semua ini terjadi. Yang kumau adalah persahabatan yang terjalin abadi hingga ke jannah_Nya. Ridhailah jalinan ini, satukan kembali hati-hati kami dalam cinta karenaMu. Cairkan hati kami yang sempat membeku karena keegoan kami masing-masing.
     Kembali aku merenung dalam lamunan panjang,  hatiku perih tersayat luka akan kata-kata yang sempat menyanding telingaku. Aku yang cengeng lantas berpikir, ternyata tak selamanya respon suatu sms selalu sama seperti yang kita mau. Tak selamanya bunyi sms berdampak baik. Di saat daku mengirim sms dengan perasaan tenang dengan canda atau "seloroh" bisa saja yang menerima sms tersebut menganggap serius, sehingga timbul sakit hati atau amarah. Begitupun sebaliknya, sms yang kita kirim dengan hal tak baik, bisa saja yang menerimanya menganggap hanya sebuah "canda" saja. Sebuah pembelajaran baru dalam hidupku, untuk berhati-hati dalam melayangkan sms pada seseorang.

Senin 03 Oktober 2011