twitter


10 September 2011

@6 September 2011
Menghitung sisa waktu di hari ini, satu jam yang ku punya. Di waktu yang seharusnya ku rebahkan seluruh ingatanku, namun yang terjadi adalah aku menghitung ampas rasa. Membuka-buka kembali semua tentang kita. Ups, ada satu kata yang ganjil: kita. Mungkin hanya aku. Ya, tentangku. Ini soal perasaanku, hanya perasaanku, sama sekali tidak terkait dengan apa yang tersembunyi di hatimu.
Mungkin masih bersisa. Namun, bukan untuk ku himpun, apalagi ku timbun di bawah tanah yang gembur kemudian rajin memberikan pupuk dan menyiraminya. Bukan. Bukan untuk itu aku menghitung sisa-sisa rasa.
Semua yang tertinggal membuatku mengerti tentang segalanya. Tentang siapa dirimu yang sebenarnya. Semakin memperjelas kesimpulan dari dugaan-dugaan. Membebaskan hati dari cengkeraman namamu.
Kau tahu, aku tak butuh waktu lama untuk mengetahuinya. Mungkin kau terlupa jika aku berteman dengan angin. Isyarat-isyarat yang disampaikannya melalui desau, tarikan dan hembusan napas panjangku. Semuanya membuatku merasa cukup puas hanya dengan diammu.
Ku pastikan suatu hari nanti tiada lagi yang tersisa. Mungkin awan hitam bersegera menggulungnya. Bersiap menjatuhkan butir-butir kekecewaan. Lalu semua kembali seperti sedia kala ketika warna-warni merekahkan senyuman, meriangkan hati lagi. Akhirnya, semua yang ku persiapkan, ku rawat, ku jaga baik-baik, akan bersemi indah pada waktunya. Tanpamu.

0 Coment:

Posting Komentar