twitter


10 September 2011/10:57 Wita



Ini adalah minggu pertama aku dan teman-teman PPL-ku kembali ke sekolah. Bagi rekan-rekan PPL-ku, melakukan praktek mengajar ini hanya sebuah formalitas dan kembali ke sekolah pinggiran ini berarti kembali ke sarang anak-anak nakal. Aku akui mereka benar. Ini hanya formalitas untuk memenuhi SKS akademik dan juga benar bahwa sekolah ini adalah sarang anak-anak nakal.

Namun, hatiku berontak dengan kata-kata itu. walaupun aku tidak bercita-cita menjadi seorang pendidik, tapi hatiku perlahan-lahan menerima kenyataan bahwa untuk saat ini aku adalah seorang pendidik. walaupun itu hanya 'ceritanya'.

Aku tak melihat PPL ini adalah sebuah formalitas semata namun sebuah kesempatan untuk memiliki pengalaman, momen, kenangan yang mungkin tidak semua orang akan mendapatkannya. aku tidak melihat mereka adalah anak-anak nakal, melainkan anak-anak yang spesial. mereka tidak dari golongan keluarga kaya, mayoritas orang tua mereka bekerja sebagai buruh, nelayan, tukang dan hanya sedikit yang PN. Mereka tidak hidup di kompleks elite, tapi dikampung yang padat penduduk dengan gang-gang kecil yang becek jika hujan deras atau bau sampah yang menyengat.

Anak-anak itu nakal karena keadaan juga lingkungan. mungkin mereka fikir dengan cara itulah mereka bisa survive atau diperhatikan. satu keinginanku ketika pertama kali bertemu mereka di dalam kelas, aku ingin membantu mereka menemukan mimpi-mimpi mereka. mungkin aku bisa membantu mewujudkannya

0 Coment:

Posting Komentar