twitter


16 September 2011
Terakhir OSPEK. Aku ingat aku harus jadi MP (Mahasiswa Pendamping) jam 06.00 WIB harus datang dikampus untuk mengecek resitasi yang mereka bawa. Aku catat di alam fikiran. Jam 03.00 WIB aku bangun. Jam 06.00 itu masih lama fikirku. Aku bergegas untuk sholat tahajud setelah itu tarik selimut lagi. Bangun-bangun sudah jam 05.15.
“Ya Ampun, bagaimana ini?”
Langsung tancap gas, shalat subuh. Ya Allah, aku mohon ampun. Shalat subuh kesiangan. Langsung menuju kamar mandi.
  “Aduh biyung, airnya menipis.”
Lihat jam sudah jam 06.20. Sesampainya di kampus. Instruksi buat MP yang terlambat harap memisahkan diri dengan MP yang datang tepat waktu. Kulihat di Hpku ada sms dari adik Maru binaanku.
Mbak, MP yang terlambat dapat hukuman lo. Mbak kenapa belum dateng?
“Alamak, telat sekali langsung suruh buat barisan terpisah. Dapat hukuman lagi.”
MP yang terlambat dapat hukuman untuk maju di depan barisan mahasiswa baru (Maru). Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas keterlambatan yang sudah dilakukan.
“Alhamdulillah, masa menegangkan dan menebarkan dapat teratasi juga.”
***
            Jam 07.00 berkumpul dengan adik Maru binaan. Mengecek resitasi yang mereka bawa. Sudah memenuhi syarat atau belum. Kumulai mengecek resitasi yang mereka bawa. Resitasi pakaian mulai dari cocard, baju, celana, sepatu, kaos kaki, kaos ospek memenuhi ketentuan. Dilanjutkan dengan mengecek resitasi makanan, nasi goreng dibungkus  kardus putih diberi logo IAIN bawa semua, Lauk telur rajang, air sirup 1 botol 350 ml,  makanan jenis gorengan yang mengandung karbohidrat, buah jeruk kuning 1 buah semua pada bawa. Resitasi tanaman, sansevera, airpast dan palem merah tinggi 1 meter.  Semua lengkap.
            “Tanda tangan dikumpulkan. Mau saya cek satu persatu. Hafalannya tiga orang, tiga orang menghadap kesaya.”
            “Tidak usah dikumpulkan aja Mbak, kemarin-kemarin juga tidak dikumpulkan.”
            “Hari ini kan terakhir, makanya dikumpulkan.”
            “Ah, Mbak gak asyik. Mbak kenapa sih? Kemarin-kemarin Mbak gak seribet ini.”
            “Rosyid, Fikri, Evi, Wulan, Ana dan Diyah karena tandatangan panitia belum lengkap, kena hukuman untuk menampilkan pertunjukkan ke kelompok lain”
            “Mbak, gak usah aja. Mbak kan baik hati. Biasanya Mbak gak pernah ngasih sanksi sama kita-kita.”
“Mbak kesambet angin apa to? Tumben-tumbenan gak seramah hari biasanya.”       “Mbak aja hari ini telat kena hukuman. Kalian gak tertib gak dapat hukuman. Gak adil dong. ”
“Kok balasnya kekita-kita sih Mbak.”
“Kan biar senasib. Sama-sama dihukum. Lagian siapa suruh kalian gak tertib.”       

0 Coment:

Posting Komentar