12 September 2011
Berteman Sepi Dalam Pekatnya Malam
Malam kian merambat menuju peraduannya, mata pun mulai lelah berada di depan layar monitor. Meninggalkannya? Aku jua tak mampu, sebab di sinilah kutemukan dunia baru dalam hidupku. Memberikan energi positif di sisa usia yang ada. Dari sini pula aku mulai mempu memaknai kehidupan. Dan aku tak ingin menyia-nyiakan waktu, kesempatan dan fasilitas yang ada. Aku ingin menjadikan hal yang lebih bermakna di sisa usiaku. Sebab aku tak tahu sampai kapan ruh ini setia menemani ragaku. Aku tak tahu kapan ajal kan menjemputku. Maka aku sangat ingin mengabadikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain.
Hari ini waktu serasa begitu lama berlalu, lelahku pun tak terbendung, kantukku tak tertahan. Serasa ingin merebahkan tubuh sejenak di atas kasur empuk demi melepas penat yang bergelayut setelah seharian penuh menjalani rutinitas sebagai operator warnet. Membayangkan berada di kasur empuk membuat mataku serasa tak mampu bertahan dalam kondisi mata terbuka. Mata sudah sangat ingin terpejam, hendak istirahat karena kelelahan. Namun apa daya, sebagai seseorang yang menjalankan usaha milik keluarga, tentu aku memiliki tanggung jawab penuh di dalamannya. Tak ingin mengecewakan mereka.
Malam ini, abang kerja dari sore hingga tengah malam nanti. Terpaksa aku yang menjaga warnet sendirian. Sepi terasa membelenggu jiwa. Kakak ipar sudah asik dalam buaian mimpi indahnya, begitu pun adikku.Tinggallah aku seorang diri, bersama dua orang client lelaki yang sedang bermain. Cemas, sesuatu yang tak terelakkan setiap kali berada dalam kondisi seperti ini. Sebab ini bukan kali pertama terjadi. Aku sangat takut berada di antara lelaki yang bukan mahramku. Terlebih lingkungan tempat tinggalku ini memang bukanlah tempat yang baik dalam berprikelakuan, menurutku. Namun dalam senandung dzikir yang tak henti kulafaskan dalam batin, aku berharap takkan ada hal buruk menimpaku.Semoga.
Sesaat sebelumnya saat aku memeperhitungkan sisa waktu seorang client yang tengah asik bermain game online, aku sudah memperkirakan bahwa aku pasti sudah dapat beranjak ke pembaringan pada puku 23:00 wib. Namun kenyataan berkata lain, belum juga waktu anak kecil itu habis, dua orang pemuda remaja dating menuju warnetku dan ingin memanfaaatkan paket hemat ( paket malam). Dalam kondisi sedikit kesal kulayani pula, tak baik pula menolak rejeki dariNya, batinku. Terpaksa aku begadang sembari menunggu abangku pulang kerja. Sepi, senyap, hanya alunan lagu-lagu bernuansa mellow yang sengaja kuputar untuk mengobati kantukku yang kian hebat.
Berteman Sepi Dalam Pekatnya Malam
Malam kian merambat menuju peraduannya, mata pun mulai lelah berada di depan layar monitor. Meninggalkannya? Aku jua tak mampu, sebab di sinilah kutemukan dunia baru dalam hidupku. Memberikan energi positif di sisa usia yang ada. Dari sini pula aku mulai mempu memaknai kehidupan. Dan aku tak ingin menyia-nyiakan waktu, kesempatan dan fasilitas yang ada. Aku ingin menjadikan hal yang lebih bermakna di sisa usiaku. Sebab aku tak tahu sampai kapan ruh ini setia menemani ragaku. Aku tak tahu kapan ajal kan menjemputku. Maka aku sangat ingin mengabadikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain.
Hari ini waktu serasa begitu lama berlalu, lelahku pun tak terbendung, kantukku tak tertahan. Serasa ingin merebahkan tubuh sejenak di atas kasur empuk demi melepas penat yang bergelayut setelah seharian penuh menjalani rutinitas sebagai operator warnet. Membayangkan berada di kasur empuk membuat mataku serasa tak mampu bertahan dalam kondisi mata terbuka. Mata sudah sangat ingin terpejam, hendak istirahat karena kelelahan. Namun apa daya, sebagai seseorang yang menjalankan usaha milik keluarga, tentu aku memiliki tanggung jawab penuh di dalamannya. Tak ingin mengecewakan mereka.
Malam ini, abang kerja dari sore hingga tengah malam nanti. Terpaksa aku yang menjaga warnet sendirian. Sepi terasa membelenggu jiwa. Kakak ipar sudah asik dalam buaian mimpi indahnya, begitu pun adikku.Tinggallah aku seorang diri, bersama dua orang client lelaki yang sedang bermain. Cemas, sesuatu yang tak terelakkan setiap kali berada dalam kondisi seperti ini. Sebab ini bukan kali pertama terjadi. Aku sangat takut berada di antara lelaki yang bukan mahramku. Terlebih lingkungan tempat tinggalku ini memang bukanlah tempat yang baik dalam berprikelakuan, menurutku. Namun dalam senandung dzikir yang tak henti kulafaskan dalam batin, aku berharap takkan ada hal buruk menimpaku.Semoga.
Sesaat sebelumnya saat aku memeperhitungkan sisa waktu seorang client yang tengah asik bermain game online, aku sudah memperkirakan bahwa aku pasti sudah dapat beranjak ke pembaringan pada puku 23:00 wib. Namun kenyataan berkata lain, belum juga waktu anak kecil itu habis, dua orang pemuda remaja dating menuju warnetku dan ingin memanfaaatkan paket hemat ( paket malam). Dalam kondisi sedikit kesal kulayani pula, tak baik pula menolak rejeki dariNya, batinku. Terpaksa aku begadang sembari menunggu abangku pulang kerja. Sepi, senyap, hanya alunan lagu-lagu bernuansa mellow yang sengaja kuputar untuk mengobati kantukku yang kian hebat.