twitter


Hallo catatan putihku yang bersampul komputer tua setelah menunggu waktu akhirnya baru sempat hari ini aku ingin menuangkan secoret unekan dalam hati. Pertama aku bangga dengan pencapaian yang berhasil menuliskan dua buku yang semua selfpublising. Tapi masih banyak rasa yang ingin aku tambahin entah manis,kecut,pahit. Perjalanan akan seorang Anung D'Lizta juga semakin meluas sayapnya.  Teman yang paling sering ngobrol bareng lewat tlp kini jarang ada waktunya dengan kegiatan waktuku yang menulis dan alhamdulilah dia memahaminya.

Beberapa wawancara dari koran sekolah juga akau dapatkan dan menyunting kegiatan menulisku dan dengan bangganya aku sebutkan WR adalah tempatku belajar. Disusul dengan wawancara orang Singapura yang akan diposting dalam blognya. Majiaknku yang super aktif mendukung juga memiliki rasa suport yang begitu diluar dugaanku. Namun perasaan menyiut tumbuh dalam wajahku saat pertanyaan ''Sudah berapa banyak buku terjual?'' .Tentu saja saya tidak tahu karena buku di publis secara online dan data account dalam webnya masih kosong sedangkan yang sampai ditanganku sekitar ada 50 cetak. Haruskah aku berhenti menulis jika semua yang raih tidak menjadi bestseller?. Perasaan ini yang sekarang menjadi permainan.

Semangat menulis masih belum mati tapi saat ini yang kurasakan mulai melemah. Aku tetap berfikir optimis dan mencoba mengirim naskah novel ke sebuah penerbit.semoga akan aku ciptakan sesuatu yang baru dan menjadikanku sebagai seorang penulis yang diterima oleh masyarakat luar. Aku harus tetap bangga menjadi penulis selfpublising.

Anung D'Lizta

0 Coment:

Posting Komentar