12 september 2011
KEGALAUAN-DIARY-SKRIPSI
Rasanya gatal tangan ini untuk menuliskan curahan hati yang semakin hari semakin galau. Baru saja satu minggu setelah libur lebaran dan aktivitas kampus dimulai, aku sudah semakin sibuk dengan kegiatanku sendiri dan semua aktivitas kembali sebagaimana bisaanya.
Perasaan-perasaan yang kurasakan bisaanya aku tulis dalam sebuah buku diary. Hal ini ku lakukan sejak aku kelas satu SMP hingga aku kuliah. Mulai dari kegiatan sekolah, organisasi sekolah, kursus yang kuikuti, sahabat suka dan duka, orang tua, teman-teman cowok dan cowok yang aku taksir hingga apalagi ya? Pokoknya lengkap deh, aku jamin tidakk ada yang ketinggalan. Bisaanya aku selalu mengisi diary setiap mau tidur, tapi kadang-kadang aku juga membawanya ke sekolah karena aku takut apa yang aku rasakan itu akan hilang dan semangat untuk berbagi dengan diary tidak sesemangat ketika aku merasakannya. Diaryku unik dan selalu dikunci, mulai dari kunci yang seperti gembok sampai kunci dengan tombol-tombol aneh. Posisi diaryku ada di dalam lemari dan letaknya paling tidak mungkin dilihat jika sepintas lalu.
Pernah suatu ketika aku lupa mengunci diaryku, adik dan mamaku iseng masuk ke kamar lantaran memang bisaanya kamarku menjadi kamar yang nyaman untuk ngumpul anak beranak jika lebih santai. Jadilah adikku menemukan diaryku dan membacanya. Diceritakannya pada mama dan ketika aku baru saja pulang les-masuk kamar, mama langsung marah.
Mama marah padaku karena isi tulisanku cerita jelek tentang keluarga. Aku yang bosan liat mama dan papa berantem meski menjadi hal yang bisaa, hingga pikiran-pikiran burukku kalau mama dan papa sampai bercerai, aku akan merana, bisa jadi aku frustasi dan bunuh diri. Aku ceritakan panjang lebar dan macam-macam tentang keluargaku.
Pernah juga adikku menemukan diaryku tidak terkunci, dia lantas membaca halaman tentang perasaanku terhadap lawan jenis. Ini waktu masih SMP ya. Wuih, panas telinga mendengarnya. Apalagi yang aku taksir itu adalah orang gede yang usianya sekitar tujuh tahun di atas aku. Bayangin aja aku yang saat itu duduk di kelas dua SMP, kalau tak salah, naksir sama pemuda yang sedang magang di kantor papa. Setiap hari jumat mereka bakal lewat di depan rumah karena letak masjid pas di sebelah rumahku. Lucu deh pokoknya mengingat masa itu, panjang lebar kalau aku tuliskan kembali kisahnya dan rencananya aku mau buat tulisan dari masa-masa lucu di sekolah. Mohon doanya ya.
Kembali ke diary. Belakangan ini aku sudah jarang nulis di buku diary karena aku sudah punya laptop dan ku pikir bakala lebih rapi kalau langsung ngetik di laptop dan suatu saat dibutuhkan untuk bahan tulisan aku bisa langsung men-copy tanpa harus mengetik dari awal dan mungkin bisa mengambil satu atau dua kalimat sebagai head line tulisan. Ternyata dugaanku salah. Tidak juga aman menyimpan file di laptop. Faktanya, ketika aku melaksanakan kuliah kerja nyata (KUKERTA) tahun 2010 silam, setiap harinya aku mengetik catatan hariaku khusus edisi kukerta. Paling tidak aku bisa mengenang masa kukerta yang menyedihkan itu, mulai dari penyambutan di kantor kecamatan yang telat, tidak ada penyambutan dari warga desa atau minimal pejabat desa, tidak ada bantuan dana bahkan menjelek-jelekkan senior kami dan berimbas penekanan pada jiwa kami. Ada juga bahagianya bisa jalan-jalan dengan kawan-kawan ke danau dan objek wisata di sekitarnya dan juga berkenalan dengan orang baru yang keduanya merupaka hobiku. Lengkap hingga malam terakhir di desa itu. Paginya dan edisi kepulangan kami belum sempat aku ketik karena kondisinya malam itu sibuk beres-beres dan mana belum dapat tanda tangan dari kepala desa untuk laporan kerja. Hancur.
Setibanya di rumah, ketika memasukkan flash dish temanku ke laptopku, laptopku yang memang tidak ada anti virus, langsung mati. Ketika ku hidupkan lagi, semua file di sebuah dokumen tulisan hilang. Mulai dari puisi yang sejak dua tahun itu aku buat bahkan ada tulisan tahun lama yang ku ketik ulang, cerpen dua tahun itu hingga dua buah bakal novel yang hamper selesai dan berencana aku ikutkan lomba penulisan novel, hilang ditelan virus ganas. Ampun deh, seminggu aku uring-uringan dan setelah itu mencoba mengikhlaskan. Pikirku, segala sesuatunya hanya titipan. Sudahlah, tulisanku juga merupaka titipan cemerlang dari allah melalui akal dan pikiran yang juga dititipkan. Kadang-kadang tertawa dan nagis sendiri mengingat kisah-kisah lucu yang pernah kualami.
Oh iya, awal ceritaku tadi kan galau. Kenapa jadi panjang gini ya? Hm, tadi tuh galau karena seharian udah lelah dikegiatan organisasi dan ketika sudah kembali ke a lam sadar, aku teringat lagi akan SKRIPSI. Sudah wtamat? Kapan wisuda? Aku bosan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Panas rasanya kepala ini.
Bukan karena organisasi yang aku ikutin ini aku menjadi terhambat wisuda, contohnya banyak senior yang sukses organisasi dan kuliahnya. Masalahnya adalah karena judul dan makalahku yang sudah hamper jadi ditolak empat kali. Semangat sering tarik ulur seperti tarik tambang.
Mana udah nambah satu semester minta dibayarin SPP. Kadang mikir juga, sedikit tidaknya ada efek juga. Ketika sudah banyak aktivitas diluar yang bukan akademik, pulang ke rumah lelah dna ketiduran. Pagi lagi, aktivitas lagi, kapan mikirin SKRIPSI ya? Bahkan untuk menulis satu kalimat aja susah. Setiap hari memang ke kampus, tapi lain yang dikerjakan. Mau ketemu dosen malu, belum merevisi dan ngetik ulang. Emang mau tangan kosong aja dating ke dosen dan lantas muka tembok? Dimana harga diri ini.
Ya Rabb, cumin sama Engkau aku bisa merengek sepuas hati, memohon-mohon sampai tertidur sendiri dna terbawa mimpi, mau makan teringat SRIPSI, mau tidur teringat SKRIPSI, dimana-mana yang ada di kepala SKRIPSI. Tapi tak kunjung selesai dan keluar dari masalah SKRIPSI. Setidaknya, tiga bulan ke depan, aku harus sarjana. Wisuda Februari atau April, gak masalah karena aku juga masih ada amanah kampus. Kawan, yang baca tulisan ini, mohon “Amin-kan doaku untuk bisa sarjana akhir tahun ini paling lama, hanya ini cara satu-satunya bisa membahagiakan orang tua untuk saat ini.” Terimakasih atas doanya dan semoga allah juga mempermudah urusanmu.
Mama marah padaku karena isi tulisanku cerita jelek tentang keluarga. Aku yang bosan liat mama dan papa berantem meski menjadi hal yang bisaa, hingga pikiran-pikiran burukku kalau mama dan papa sampai bercerai, aku akan merana, bisa jadi aku frustasi dan bunuh diri. Aku ceritakan panjang lebar dan macam-macam tentang keluargaku.
Pernah juga adikku menemukan diaryku tidak terkunci, dia lantas membaca halaman tentang perasaanku terhadap lawan jenis. Ini waktu masih SMP ya. Wuih, panas telinga mendengarnya. Apalagi yang aku taksir itu adalah orang gede yang usianya sekitar tujuh tahun di atas aku. Bayangin aja aku yang saat itu duduk di kelas dua SMP, kalau tak salah, naksir sama pemuda yang sedang magang di kantor papa. Setiap hari jumat mereka bakal lewat di depan rumah karena letak masjid pas di sebelah rumahku. Lucu deh pokoknya mengingat masa itu, panjang lebar kalau aku tuliskan kembali kisahnya dan rencananya aku mau buat tulisan dari masa-masa lucu di sekolah. Mohon doanya ya.
Kembali ke diary. Belakangan ini aku sudah jarang nulis di buku diary karena aku sudah punya laptop dan ku pikir bakala lebih rapi kalau langsung ngetik di laptop dan suatu saat dibutuhkan untuk bahan tulisan aku bisa langsung men-copy tanpa harus mengetik dari awal dan mungkin bisa mengambil satu atau dua kalimat sebagai head line tulisan. Ternyata dugaanku salah. Tidak juga aman menyimpan file di laptop. Faktanya, ketika aku melaksanakan kuliah kerja nyata (KUKERTA) tahun 2010 silam, setiap harinya aku mengetik catatan hariaku khusus edisi kukerta. Paling tidak aku bisa mengenang masa kukerta yang menyedihkan itu, mulai dari penyambutan di kantor kecamatan yang telat, tidak ada penyambutan dari warga desa atau minimal pejabat desa, tidak ada bantuan dana bahkan menjelek-jelekkan senior kami dan berimbas penekanan pada jiwa kami. Ada juga bahagianya bisa jalan-jalan dengan kawan-kawan ke danau dan objek wisata di sekitarnya dan juga berkenalan dengan orang baru yang keduanya merupaka hobiku. Lengkap hingga malam terakhir di desa itu. Paginya dan edisi kepulangan kami belum sempat aku ketik karena kondisinya malam itu sibuk beres-beres dan mana belum dapat tanda tangan dari kepala desa untuk laporan kerja. Hancur.
Setibanya di rumah, ketika memasukkan flash dish temanku ke laptopku, laptopku yang memang tidak ada anti virus, langsung mati. Ketika ku hidupkan lagi, semua file di sebuah dokumen tulisan hilang. Mulai dari puisi yang sejak dua tahun itu aku buat bahkan ada tulisan tahun lama yang ku ketik ulang, cerpen dua tahun itu hingga dua buah bakal novel yang hamper selesai dan berencana aku ikutkan lomba penulisan novel, hilang ditelan virus ganas. Ampun deh, seminggu aku uring-uringan dan setelah itu mencoba mengikhlaskan. Pikirku, segala sesuatunya hanya titipan. Sudahlah, tulisanku juga merupaka titipan cemerlang dari allah melalui akal dan pikiran yang juga dititipkan. Kadang-kadang tertawa dan nagis sendiri mengingat kisah-kisah lucu yang pernah kualami.
Oh iya, awal ceritaku tadi kan galau. Kenapa jadi panjang gini ya? Hm, tadi tuh galau karena seharian udah lelah dikegiatan organisasi dan ketika sudah kembali ke a lam sadar, aku teringat lagi akan SKRIPSI. Sudah wtamat? Kapan wisuda? Aku bosan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Panas rasanya kepala ini.
Bukan karena organisasi yang aku ikutin ini aku menjadi terhambat wisuda, contohnya banyak senior yang sukses organisasi dan kuliahnya. Masalahnya adalah karena judul dan makalahku yang sudah hamper jadi ditolak empat kali. Semangat sering tarik ulur seperti tarik tambang.
Mana udah nambah satu semester minta dibayarin SPP. Kadang mikir juga, sedikit tidaknya ada efek juga. Ketika sudah banyak aktivitas diluar yang bukan akademik, pulang ke rumah lelah dna ketiduran. Pagi lagi, aktivitas lagi, kapan mikirin SKRIPSI ya? Bahkan untuk menulis satu kalimat aja susah. Setiap hari memang ke kampus, tapi lain yang dikerjakan. Mau ketemu dosen malu, belum merevisi dan ngetik ulang. Emang mau tangan kosong aja dating ke dosen dan lantas muka tembok? Dimana harga diri ini.
Ya Rabb, cumin sama Engkau aku bisa merengek sepuas hati, memohon-mohon sampai tertidur sendiri dna terbawa mimpi, mau makan teringat SRIPSI, mau tidur teringat SKRIPSI, dimana-mana yang ada di kepala SKRIPSI. Tapi tak kunjung selesai dan keluar dari masalah SKRIPSI. Setidaknya, tiga bulan ke depan, aku harus sarjana. Wisuda Februari atau April, gak masalah karena aku juga masih ada amanah kampus. Kawan, yang baca tulisan ini, mohon “Amin-kan doaku untuk bisa sarjana akhir tahun ini paling lama, hanya ini cara satu-satunya bisa membahagiakan orang tua untuk saat ini.” Terimakasih atas doanya dan semoga allah juga mempermudah urusanmu.