Ampenan, 12 September 2011/05:03
CATATAN IV (EDISI AYAH: Pria yang Mencintaiku dengan Cara yang Berbeda)
Hari ini aku tidak tidur. Mungkin pengaruh kopi yang tadi aku minum sambil menonton film. Gila aja minum kopi pukul 1 malam, wajarlah nggak bisa tidur jadinya. Aku memutuskan untuk menulis catatan kecil ini. Saat berbaring aku membayangkan seorang pria. Pria pertama yang hadir dalam hidupku, dialah Ayah. Jutaan kenangan tentang ayah berputar di benakku seperti piringan hitam yang mengalunkan musik klasik. Dan inilah yang ingin aku tulis tentang ayah:
- Ayah adalah orang pertama yang memperkenalkan aku pada buku, perpustakaan, dan budaya membaca. Ketika aku kelas dua SD, ayah mengajakku ke perpustakaan daerah. Beliau menemaniku membuat kartu perpustakaan dan setiap minggu mengantarkanku untuk meminjam buku (jadi ingat waktu itu bingung mau tanda tangan seperti apa). Sampai aku kelas 4 SD beliau memperbolehkanku ke perpustakaan sendiri. Aku masih ingat saat itu aku adalah satu2nya murid yang pernah ke perpustakaan daerah.
- Ketika aku kecil, ayah selalu membawaku serta kedua kakakku jalan-jalan setiap minggu pagi. Kami ke pantai atau tempat rekreasi lainnya di kota. Menggunakan motor honda astrea (waktu aku kecil motornya masih bagus banget. Sekarang sudah nggak berbentuk) satu-satunya kami keliling hingga siang. Ayah selalu tau bagaimana cara membuat kami senang.
- Ketika aku sakit, ayah akan lebih peka daripada ibu. Hari itu juga (walaupun sakitku tidak terlalu parah) ayah akan membawaku ke dokter keluarga. Setelah itu beliau akan mengawasi makan dan minum obatku sampai aku sembuh (soalnya aku suka menyembunyikan obat dibawah bantal). Entah itu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Ayah akan masuk kamarku setiap detik untuk melihat keadaanku. Beliau benar-benar berperan penting saat aku sakit.
- Seingatku sejak kecil sampai aku tamat SMA ayah tidak pernah memberikanku uang saku atau uang jajan. Hanya uang keperluan sekolah, seperti SPP dan uang buku saja yang ayah berikan untukku. Namun sejak masuk kuliah, ayah tak jarang memberikanku uang untuk pribadiku. Mungkin ayah menyadari bahwa anaknya sudah dewasa dan keperluannya tambah banyak. :)
- Ayah tidak pernah mengatakan kata sayang padaku walaupun aku tau beliau sangat menyayangiku. Ayah mengekspresikan rasa sayangnya melalui diamnya juga tindakan-tindakan yang kadang aku tak suka namun wajar. Misalnya saat aku pulang larut malam, ayah dengan setia akan menungguku di depan pintu ruang tamu sampai aku datang. Setelah itu barulah beliau tidur. Ayah tak pernah marah.