Rabu, 07 September 2011
Pukul 01.52 lebih kurangnya, aku terbangun dari tidurku yang tidak lelap. Ini salahku, belum sembuh dari sakit flu aku memasukan minuman yang bernama es kemarin sore. Bukan apa-apa, itu kulakukan karena menuruti kemauan teman-temanku yang lagi nyidam ditraktir Om Dompet. Karena khilaf aku pun ikut berpesta pora di salah satu warung mie di pinggir perempatan dekat rumahku.
Mau apa aku sekarang ?? ya, pekerjaanku menumpuk di ruang kerja depan sana. Sebelum masuk, ada baiknya aku bertafakur menenangkan diri. Rasa pusing ini sangat mengganggu aktivitasku, istirahat bukan cara terbaik karena itu pun tidak membuatku lebih baik. Air wudhu ini menyegarkan semua pikiranku, sujud tahajud aku menghadap-Mu.
Suasana sepi di depan rumah sudah lagi tak kupedulikan, desir angin menyisir tulang-tulangku. Namun itu tak berlangsungh lama, karena ruang kerjaku hanya sekitar 4 meter dari depan rumah bapakku. Kubuka buka agenda yang sudah kubatasi sore tadi, deretan tulisan menantang di depanku. Kumulai menarikan jemari disaksikan komputer nakalku dan berharap semua ini selesai sebelum subuh. Besok pagi pasti banyak yang ke tempatku ini.
Ibu Zulya, salah satu guru SD yang beberapa hari yang lalu mengisi buku agendaku ini dengan tenang. Beliau memesan beberapa pekerjaan sekolah seperti Prota, Promes, RPP, Evaluasi, Buku-buku laporan hingga terkumpul sekitar 200 lembar. Di bawahnya ada Bu Ona, begitu aku memanggilnya meskipun ia lebih muda dariku. Ia mengisi agenda ini sudah beberapa bulan yang lalu, skripsi yang ia pesan sudah mencapai bab terakhir. Aku harus segera menyelesaikannya karena besok siang ia akan menghadap sang pembimbing. Namun ini serasa tidak akan selesai, karena kurang 30 lembar lagi target yang ia ingin capai. Aku tak begitu gentar karena skripsinya masih belum terlambat sampai besok. Catatan-catatan mungil di bawahnya adalah beberapa anak SMP yang beberapa bulan lalu melakukan studi wisata ke Bandung. Dan sekaranglah saatnya mereka membuat laporan studi. Karena jarak sekolah mereka tidak begitu jauh dari ruangan ini, mereka lebih mudah mampir dan menitipkan tugasnya di meja kerjaku. Dan tugas-tugas siswa SMP ini kurang lebih terkumpul 30 lembar. Paling berat, karena setiap kata harus kuketik dengan seksama dan harus dikumpulkan beberapa jam lagi.
Pukul 04.00, perutku mual seperti orang nyidam. Meskipun mustahil, tapi bukan itu masalahnya. Aku mulai memuntahkan hampa di kamar kecil sebelah ruangan ini. Tubuh ini makin deman dan gemetar. Sepertinya aku harus makan, tapi tentu tidak ada makanan karena semua orang di rumahku belum ada yang bangun. Kupaksakan diri menuju rumah Yu Sumis, penjual tempe "benguk" yang sangat khas di desaku. Tak pikir panjang lagi, untuk mengisi perut kusantap tempe-tempe itu dengan ganas. Terima kasih Yu Sumis, tempemu telah menyelamatkan perutku. Bolehkan saya tidur ??
Adzan subuh kembali membangunkanku. Selesai kutunaikan sholat, kembali kuhampiri komputer yang kubiarkan tetap menyala dari tadi. Kasihan sekali ia, karena bingung melihat aku tak ada di tempat. Biarpun nakal, komputerku tetap setia dan baik hati. Buktinya dia tetap menyimpan file-fileku yang ternyata belum ada yang kusimpan, terima kasih. Kutengok dulu facebook yang mungkin akan menyegarkan semangatku. Sangat benar, di sana ada Joni Lis Effendi yang sedang berdiskusi dengan Erpin Leader tentang proyek BBHB (Bukan Buku Harian Biasa). Suatu kehormatan ketika penulis terkenal, sekaligus guru menulisku yang paling baik hati itu memberi mandat untuk membuat Blog Catatan Harian Sang Pemenang (CHSP) bersama-sama Ghara. Demamku kembali tak kurasakan ketika aku mulai berkomentar dan terkoneksi dengan Ghara yang ternyata sudah melesat membuat akun Blog ini.
Aku kembali bernostalgia dengan kode-kode HTML yang sempat membuat rambutku berdiri lama. Ini bukanlah deadline pekerjaan namun sebagai materi pelajaranku hari ini. Dan ternyata Writing Revolution kepunyaan Joni Lis Effendi ini membuatku sangat berani menerobos duri-duri internet yang sesaat lagi akan kutunjukkan pada diriku sendiri bagaimana otakku masih berjalan di usia yang tanggung mapan ini.
Pukul 08.30, aku tadi sudah mandi belum ? "maaf sepertinya Anda hanya makan bubur ayam yang Anda beli saat tukang bubur itu berteriak". Terlanjur sudah vonis demam tak membolehkanku mandi dulu. Kurasa itu tidak akan membuat komputerku marah. Mukaku tidak begitu jelek meskipun belum mandi. Terbukti masih ada beberapa wanita yang membalas senyumku saat aku pergi melayat ke rumah saudaranya temanku, pergi ke pasar membeli sandal dan juga mampir toko untuk membeli tinta.
Lagi-lagi komputerku dengan setia menunggu ruangan kerjaku. Kulanjutkan bekerja atau mendesain CHSP ? pastinya lagi senang-senangnya dapat perintah Joni. Aku lanjutkan mendesain blog CHSP yang kurasa hanya sedikit yang aku bisa, tapi itu hanya langkah awal. Kukabari Ghara untuk memoles ruangan CHSP sementara aku melayani Ibu Zulya yang sejak tadi sudah SMS mau mengambil tugas-tugasnya.
Pukul 01.30, aku kembali melemah dan akhirnya terkulai lemas di atas ranjang. Deadline skripsi (Bu Ona) masih belum kelar. Namun ketika ia menelepon, sepertinya maklum dan meminta skripsinya dikirim email besok pagi karena ia sudah berangkat ke Yogyakarta jam 15.00 nanti. Baiklah, laksanakan...
Aku bangun tidur jam 16.00. Kriiiiinnnggggggggggg...... bunyi SMS di hpku
"Om jangan lupa proposal skripsi tertanggal 17 September bulan ini..." dari Aline-STIE Kelapa Gading.
To be continued..........
Pukul 04.00, perutku mual seperti orang nyidam. Meskipun mustahil, tapi bukan itu masalahnya. Aku mulai memuntahkan hampa di kamar kecil sebelah ruangan ini. Tubuh ini makin deman dan gemetar. Sepertinya aku harus makan, tapi tentu tidak ada makanan karena semua orang di rumahku belum ada yang bangun. Kupaksakan diri menuju rumah Yu Sumis, penjual tempe "benguk" yang sangat khas di desaku. Tak pikir panjang lagi, untuk mengisi perut kusantap tempe-tempe itu dengan ganas. Terima kasih Yu Sumis, tempemu telah menyelamatkan perutku. Bolehkan saya tidur ??
Adzan subuh kembali membangunkanku. Selesai kutunaikan sholat, kembali kuhampiri komputer yang kubiarkan tetap menyala dari tadi. Kasihan sekali ia, karena bingung melihat aku tak ada di tempat. Biarpun nakal, komputerku tetap setia dan baik hati. Buktinya dia tetap menyimpan file-fileku yang ternyata belum ada yang kusimpan, terima kasih. Kutengok dulu facebook yang mungkin akan menyegarkan semangatku. Sangat benar, di sana ada Joni Lis Effendi yang sedang berdiskusi dengan Erpin Leader tentang proyek BBHB (Bukan Buku Harian Biasa). Suatu kehormatan ketika penulis terkenal, sekaligus guru menulisku yang paling baik hati itu memberi mandat untuk membuat Blog Catatan Harian Sang Pemenang (CHSP) bersama-sama Ghara. Demamku kembali tak kurasakan ketika aku mulai berkomentar dan terkoneksi dengan Ghara yang ternyata sudah melesat membuat akun Blog ini.
Aku kembali bernostalgia dengan kode-kode HTML yang sempat membuat rambutku berdiri lama. Ini bukanlah deadline pekerjaan namun sebagai materi pelajaranku hari ini. Dan ternyata Writing Revolution kepunyaan Joni Lis Effendi ini membuatku sangat berani menerobos duri-duri internet yang sesaat lagi akan kutunjukkan pada diriku sendiri bagaimana otakku masih berjalan di usia yang tanggung mapan ini.
Pukul 08.30, aku tadi sudah mandi belum ? "maaf sepertinya Anda hanya makan bubur ayam yang Anda beli saat tukang bubur itu berteriak". Terlanjur sudah vonis demam tak membolehkanku mandi dulu. Kurasa itu tidak akan membuat komputerku marah. Mukaku tidak begitu jelek meskipun belum mandi. Terbukti masih ada beberapa wanita yang membalas senyumku saat aku pergi melayat ke rumah saudaranya temanku, pergi ke pasar membeli sandal dan juga mampir toko untuk membeli tinta.
Lagi-lagi komputerku dengan setia menunggu ruangan kerjaku. Kulanjutkan bekerja atau mendesain CHSP ? pastinya lagi senang-senangnya dapat perintah Joni. Aku lanjutkan mendesain blog CHSP yang kurasa hanya sedikit yang aku bisa, tapi itu hanya langkah awal. Kukabari Ghara untuk memoles ruangan CHSP sementara aku melayani Ibu Zulya yang sejak tadi sudah SMS mau mengambil tugas-tugasnya.
Pukul 01.30, aku kembali melemah dan akhirnya terkulai lemas di atas ranjang. Deadline skripsi (Bu Ona) masih belum kelar. Namun ketika ia menelepon, sepertinya maklum dan meminta skripsinya dikirim email besok pagi karena ia sudah berangkat ke Yogyakarta jam 15.00 nanti. Baiklah, laksanakan...
Aku bangun tidur jam 16.00. Kriiiiinnnggggggggggg...... bunyi SMS di hpku
"Om jangan lupa proposal skripsi tertanggal 17 September bulan ini..." dari Aline-STIE Kelapa Gading.
To be continued..........