Riweuh sorangan alias sibuk sendiri
Bandung, 15 September 2011
Sudah tiga hari aku sibuk menyusuri lemari dan rak buku, setelah sebelumnya mengingat-ingat apa yang bisa aku ingat. Yah, meski koleksi bukuku memang banyak yang hijrah hingga berbulan bahkan tahuan di kediaman orang, ternyata harus aku akui ada beberapa juga buku orang yang betah menetap di tempat tinggalku.
"Ini dia!" seruku begitu menemukan satu buku milik seorang kakak angkatan. Dulu aku meminjam buku itu saat mabit di rumahnya, ketika masih sama-sama kuliah. Ya ampun, berapa tahun berselang???
Di rak buku aku kembali menemukan beberapa buku yang bukan hakku. Satu buku bahkan milik seorang murabbi terdahulu yang kini telah berada di Padang.
Setelah mencari beberapa nomor kontak, satu persatu aku menghubungi mereka. Berbasa-basi menanyakan kabar, lalu dilanjutkan oleh pengakuan dan minta maaf. He he.
Tapi sayang, sebagian besar dari mereka memang jarang aku temui. Huff, semoga masih ada usia untuk mengembalikan buku-buku itu. Untuk yang jauh di luar kota, aku menawarkan opsi pengiriman paket, tapi belum ada jawaban. Yah, setidaknya mereka tau bahwa buku itu ada padaku.
Oo oww, bukan hanya buku ternyata. Aku ingat pernah karena tidak menyimpan uang kecil, sempat meminjam uang dari beberapa teman. Diingat-ingat, sudah dalam hitungan bulan. Begitulah, karena dekat jadi sering terlupa. Meskipun jumlahnya hanya seribu atau dua ribu perak, tetap saja itu berlabel "hutang".
Segera hari itu juga aku melunasi hutang-hutang tersebut, meski diikuti oleh pandangan bingung mereka,
"Ini uang apa ya? waktu kapan toh?" hihi
Ya Allah, ternyata begitu banyak urusan muamalah yang harus aku selesaikan. Belum lagi masalah sakit menyakiti meski mungkin tidak sengaja. Tersadar betapa selama ini ada satu hal yang sangat kurang aku perhatikan, yaitu sifat wara'. Moga di kesempatan selanjutnya bisa lebih berhati-hati, InsyaAllah. *Biar ga riweuh sorangan lagi di ujung, hehe.
Btw, klo aku punya hutang juga di sini, ingetin yaaaaaa :D
Bandung, 15 September 2011
Sudah tiga hari aku sibuk menyusuri lemari dan rak buku, setelah sebelumnya mengingat-ingat apa yang bisa aku ingat. Yah, meski koleksi bukuku memang banyak yang hijrah hingga berbulan bahkan tahuan di kediaman orang, ternyata harus aku akui ada beberapa juga buku orang yang betah menetap di tempat tinggalku.
"Ini dia!" seruku begitu menemukan satu buku milik seorang kakak angkatan. Dulu aku meminjam buku itu saat mabit di rumahnya, ketika masih sama-sama kuliah. Ya ampun, berapa tahun berselang???
Di rak buku aku kembali menemukan beberapa buku yang bukan hakku. Satu buku bahkan milik seorang murabbi terdahulu yang kini telah berada di Padang.
Setelah mencari beberapa nomor kontak, satu persatu aku menghubungi mereka. Berbasa-basi menanyakan kabar, lalu dilanjutkan oleh pengakuan dan minta maaf. He he.
Tapi sayang, sebagian besar dari mereka memang jarang aku temui. Huff, semoga masih ada usia untuk mengembalikan buku-buku itu. Untuk yang jauh di luar kota, aku menawarkan opsi pengiriman paket, tapi belum ada jawaban. Yah, setidaknya mereka tau bahwa buku itu ada padaku.
Oo oww, bukan hanya buku ternyata. Aku ingat pernah karena tidak menyimpan uang kecil, sempat meminjam uang dari beberapa teman. Diingat-ingat, sudah dalam hitungan bulan. Begitulah, karena dekat jadi sering terlupa. Meskipun jumlahnya hanya seribu atau dua ribu perak, tetap saja itu berlabel "hutang".
Segera hari itu juga aku melunasi hutang-hutang tersebut, meski diikuti oleh pandangan bingung mereka,
"Ini uang apa ya? waktu kapan toh?" hihi
Ya Allah, ternyata begitu banyak urusan muamalah yang harus aku selesaikan. Belum lagi masalah sakit menyakiti meski mungkin tidak sengaja. Tersadar betapa selama ini ada satu hal yang sangat kurang aku perhatikan, yaitu sifat wara'. Moga di kesempatan selanjutnya bisa lebih berhati-hati, InsyaAllah. *Biar ga riweuh sorangan lagi di ujung, hehe.
Btw, klo aku punya hutang juga di sini, ingetin yaaaaaa :D