twitter



RAHASIA SANG PEMIMPI

(Sebuah Pembelajaran Hidup)


Menjelang Senja...

Sesaat lagi senja kan menyapa bumi, menebarkan rona jingganya nan selalu kunanti. Ntah mengapa belakang ini aku sangat menyukai senja, ia selalu kurindu. Menjelang Senja ini, panas mentari terasa kian menggigit, lelah raga selama seharian beraktifitas kian terasa di badan. Kekesalan dan amarah di hati pun acap kali bergemuruh di hati. Hal ini terkadang sempat menumbuhkan kebencian kepadaNya yang telah menciptakan mentari hingga memberi suasana yang begitu panas. Astagfirullah.



Sesekali, semilir angin meniupkan kerudung merah muda yang kukenakan. Bagai dimanja sentuhan lembut itu membelai ragaku. Tiupan angin telah mendinginkan suasana hatiku yang tadinya memanas. Ah... manusia, \"nikmat Tuhan kamu yang mana lagi yang kau dustakan.\" Cinta Sang illah begitu luas,i Ia tumpahkan panas mentari namun Ia dinginkan pula dengan tiupan angin nan berhembus.Menuju senja, aku teringat akan perbincanganku dengan abangku pagi tadi, tentang mimpi.Sebagai manusia, tentu tak pernah luput dari kata \"mimpi\". Mimpi adalah penghias hari yang terlewat. Tak seorang pun manusia yang tak punya mimpi dalam hidupnya. Namun hanya sedikit yang benar-benar berupaya mewujudkan mimpinya. Bila pun ada yang tak punya mimpi, ia adalah orang yang merugi. Bagaimana tidak? sebab mimpi adalah kunci keberhasilan. Berawal dari mimpi kita akan memahami hakikat hidup yang sesungguhnya. Bahwa hidup memang harus berselimut \"MIMPI\". Begitupun aku, aku memiliki mimpi yang ingin kuraih. Abangku? Ia juga memiliki mimpi.



Sebagai seorang Pengusaha Warnet (bahasa kerennya), ia terus berupaya memberi pelayanan terbaik. Namun disebabkan peminat warnet yang begitu membludak sehingga saingan kian ketat. Satu persatu warnet kian merambah di sekitar lokasi warnet milik kami. Finally...income kian surut. Sebab warnet milik orang lain semakin banting harga. Aku tahu rejeki memang datangnya dari Allah, bukan manusia. Namun keberadaan warnet-warnet baru terkadang membuatku tak nyaman. Ia lakukan segala cara untuk menarik minat pelanggan, tak perduli kerugian yang mungkin ia dapat.Maka dari itu, abang berupaya untuk tidak mengandalkan warnet lagi, ia pun membuka usaha baru, yakni Loket Pembayaran Resmi \"Fastpay\" dimana usaha ini dikerjakan secara online. Melayani pembayaran listrik, Speedy, Telepon dan Fleksi, cicilan sepeda motor atau elektronik, isi ulang pulsa All operator, Kartu Kredit & premi Asuransi. Tak hanya itu, kemajuan teknology yang begitu pesat menumbuhkan niat baru yang lebih canggih pula dalam angannya. Dan pagi tadi dalam dialog ringan nan penuh humor, ia ungkapkan mimpinya.



\"Dek, aku pengen sekali lah punya printer yang bisa dibawa2 itu, jadi aku bisa cari pelanggan door to door. Bukankah masyarakat lebih suka dimanja. Dengan demikian mereka tak perlu pergi kesana sini untuk membayar listrik dan sebagainya. Cukup menunggu saja di rumah.\"



\"Ah...abang kebanyakan mimpi. Harga printer begituan bukan murah, Bang, lagian emangnya abang Pede jadi agen listrik keliling, wkwwk\" sengahku sambil terbahak bahak, ia pun demikian \"Hmm....ya apa salahnya usaha. Mana tahu ntar abang jadi CALEG di tahun 2014, kan banyak yang kenal aku. Dan sudah pasti banyak dukungan dari mereka, hehe.\" Jawabnya masih dibarengi canda



\"Jadi nanti kalau abang jadi CALEG, kan foto abang nyebar dan masyarakat di lingkungan kita pasti sudah banyak yang kenal, maka terpilihlah abang jadi anggota dewan, masuk koran di halaman pertama 'Agen Listrik Keliling jadi Anggota DPR\" Aku hanya tertawa melihat tingkah abangku yang kian konyol.



\"Nggak usah kebesaran mimpi, Bang.\" Ucap kakak Iparku\"Hmm...ya apa salahnya bermimpi? Justru dengan bermimpi kita bisa mencapai kesuksesan. Bahkan ada ungkapan (Bermimpilah maka Allah akan memeluk mimpi-mimpimu)\"



Sejenak aku terdiam, mencoba menafsirkan akan ungkapan itu. Dan seketika ingatanku kembali ke masa 2 tahun silam. Saat mengikuti sebuah seminar motivasi bertema \"The Power Of Dream. Seorang Trainer memutarkan sebuah video berisi 99 mimpi seseorang yang nyata dakbulkan oleh Allah. caranya mudah saja, ia selalu menuliskan mimpi-mimpinya pada selembar kertas yang ia pajang di dinding kamarnya. Dengan ikhtiar dibarengi do'a ia senantiasa mencoba menaklukkan segala cara untuk mewujudkan impiannya. Mimpi menjadi mahasiswa berprestasi yang mendapat penghargaan secara nasional, bea siswa kuliah ke luar negeri, jalan-jalan ke Hongkong, Jepang, Korea, Melihat Salju, Bunga Sakura dan selebihnya hingga benar-benar tercapai ke 99 mimpinya. setelah tercapai keseluruhannya, ia menulis kembali pada secarik kertas mimpi-mimpi baru dan kembali berupaya mewujudkannya.



Itulah kekuatan mimpi, dengan upaya yang cukup keras ia senantiasa semangat dalam meraih mimpi-mimpinya. Hingga benar-benar terwujud nyata. Lalu kita? Mampukah seperti dia yang mampu menggenapi ke-99 mimpi yang ia lukiskan. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 tahun ia genapi segala mimpinya. Semoga saja ini dapat menjadi cerminan bagi diri kita, untuk senantiasa berani mengukir mimpi. Semangat dalam mengejar mimpi dan tidak takut akan risiko ataupun cobaan yang kan datang menghadang. Semoga.



Ruang Mimpi, 15 September 2011

0 Coment:

Posting Komentar