twitter


Kala mata memilih RISOL!
15 Maret 2012

Kali ini bener-bener deh males banget bikin puisi! apapun sekalipun dikasih waktu 1 jam aku gak minat! Aku paling anti ditentang. makanya, aku jadi luntur sama puisi sekarang. Dulu udah cukup dengan matematika. Tadinya master, tiba-tiba karena sakit hati "sedikit" jadi malah merosot ke murid tergoblog diantara para teladan. hemm. kalo bener kejadian itu terulang dalam selera puisi kali ini, berarti aku sudah kehilangan kedua naywaku.

Pagi yang melelahkan. Perut kerucuk tak jelas juntrungan. Yah, ternyata saya lapar. haduh-haduh... Untung adikku sudah pulang, jadi aku bisa tanya dimana si lauk? Ternyata di laci baju! *waduh waduh* -____________-!!"
Ada 3 kotak, isinya sosis-otak2-tempe oreh. Kupilih yang simple dan gurih saja deh, yaitu sosis ayam & otak-otak. Ternyata, disana ada RISOL ROUGUT dalam kantong plastik kecil. "huaaa~~aaa mau itu", rajuk mataku. Tapi apa sih yang bisa kulakukan? Wong makanan itu bukan HAK aku? sama juga seperti pulsa FTS semalam, wong emang bukan HAK aku, ya pasti ga bakal menang.

Kau tau?
Ketika menyuap 3 sendok nasi, semua potongan lauk berubah menjadi risol yang bergoyang!? ASTAGA -______-!!"
Mungkin ini kalinya "derita" serta "efek samping" kala mata memilih RISOL? :p

+ + +

Terbangun tepat jam 3 sore, tiba-tiba aku disodorin sepotong RISOL dengan bentuk lebih cantik namun rasanya hambar. Pertanda apa ya? di satu sisi, keinginan mata terkabul, tapi di sisi lain, aroma lidah jadi melebur bersama kehambaran. Hemm, seharusnya aku tetap bersyukur, bukan terus mengeluh dalam setiap kata. Tapi beginilah aku, mengungkapkan tanpa fikiran tapi hanya bisikan dalam hati yang membludak. Tak fikirkan apa ada yang mau baca atau tidak, sekali aku menciptakan, ya begitulah hasilnya dengan sangat apa adanya.

Teringat pada bedah cerpenku yang ternyata memang aku salah kirim naskah, ada satu kritik "terlalu apa adanya". Aku hanya tersenyum meski agak sakit hati. Dan aku bergumam lirih dalam hati, "karyaku adalah cermin diriku. Beginilah seorang Chyput, bukan penulis yang menggebrak pemb aca, hanya seonggok kurcaci yang menulis untuk hati. Begituj apa adanya sesuai kejadian dan yah, memang bisa dibilang terlalu datar pada sebagian kisah yang kuukir di *.docx"

Percaya atau tidak, akibat RISOL di mataku tadi pagi, aku ketiban rejeki lain hari ini.. Akhirnya aku bisa makan cap cay! Yaaa, meski bukan yang dari restoran China yang legit, sih... Tapi cukuplah bagi lidahku untuk bisa makan dan menelannya. Lidahku sangat sulit menerima makanan. Terlalu pemilih seperti pribadi empunya. Hehehe.

Aku disini mungkin terkesan sangat semerawut dan berang-berangan. Datang semaunya, pergi pun tiba-tiba. Bukan aku tak peduli dengan sesama atau bahkan tak mau berbaur. Tapi aku adalah aku, dengan segala apa adanya aku serta kesendirian yang melingkup aku menjadi pribadi berusia 20 tahun kini. Selalu meniti segala jalan sendirian tanpa dibantu, membuat aku sangat tertutup untuk terlalu bergaul seperti remaja dewasa yang seharusnya. Dan mungkin ini juga yang menjadi faktor penghambat seorang Chput KESULITAN dalam mengolah kata menjadi butir-butir konflik yang merenyuhkan pembacanya. Kalo kata PP Joni "kalimat yang biasa-biasa aja".

Hari ini aku pesimis tingkat dewa! Aku merasa mentok tak punya kemampuan menulis apapun lagi meski hanya sebatas FF/FTS. Mengapa? Aku paling benci kata "kalah" dalam hidup, ketika ambisi tidak tercapai. Aku pula paling sensi dengan "debat" pendapat yang malah beberapa kali terjadi ketika aku bersuara. Hal ini membentuk pola fikirku menjadi semakin sempit dan semakin cuek pada apa yang terjadi di sekitarku. Tak ingin berkomentar lebih jauh setelah ditendang. Memilih diam dan pergi meski dongkol. Ya, memang sangat kekanak-kanakan. Tapi aku terlalu mudah sakit hati apalagi tersinggung dan sampai sekarang masih belum punya OBAT nya kalau penyakit itu KAMBUH. :'(

Tenggorokan jiwa dalam ruh-ku serasa dikekang bila aku tersakiti. Meski aku pernah baca "Wanita yang tidak mudah disakiti adalah seseorang yang pernah tersakiti begitu dalam". Kalimat itu pernah terbukti dalam hidupku akibat seorang pacar di 2009. Memang benar, jadi tidak pernah mudah lagi untuk disakiti pria manapun setelahnya kalau dalam urusan cinta. Namun sayang, kalau urusan keseharian atau pergaulan, saya masih sangat mudah tersakiti hatinya apalagi fikirannya. Mungkin, bila otak tenganh saya aktif, saya akan lebih mampu mengendalikan diri dan juga tau isi hati lawan maupun kawan saya. Sayangnya saya bukan Tuhan. Saya yang saat ini hanya seperti RISOL yang saya makan hari ini. Bentuknya sederhana, mewah mungkin, berisi, tapi sayang rasanya hambar seperti peliknya hidup saya saat ini.

Entah kapan Tuhan akan menjadi ADLU pada saya, khususnya dalam "kemenangan" dan "uang" untuk kebetuhuan saya ini. Kusut dan ruwet yang terasa sekarang, selalu mendorong saya beranggapan bahwa Tuhan memang gak pernah adil sama saya. Selalu saja orang yang berada, mampu, bahkan kaya raya-lah malahan yang membuat saya "kalah". Bukan hanya lomba, tapi keberuntungan dalam game-pun demikian. Kata orang, kita harus terus bermimpi dan berharap. Tapi bagi saya, semakin tinggi mimpi & harapan saya, khususnya dalam LOMBA & KERJA, justru membuat saya semakin jatuh terpuruk. Ada yang bilang di salah satu buku SERI TOKOH DUNIA, bahwa: "Manusia diciptakan lengkap dengan rizkinya, kita ikhtiar untuk menjemput jatah". Kalau itu memang benar, kenapa TUHAN tidak pernah menghargai ikhtiar saya? Beragam macam hal saya coba demi mendapat uang untuk keperluan buku, khususnya. Tapi apa coba? Hanya kegagalan, ditipu email, ditipu dengan kata "menang lottery dll" tapi ujung2nya harus transfer biaya administrasinya dulu baru dikirim uangnya, diminta ngebantu keuangan orang lewat email tapi pengacaranya pasti selalu minta dikirim uang, dan masih banyak lagi?!

Kenapa? Kalau Tuhan memang Maha Adil dan Pemberi Rezeki, berarti seharusnya saya selalu bisa mewujudkan segala keinginan yang saya butuhkan, serta impi dan harapan saya. Nyatanya? NOTHING. Detik ini dalam hati aku bersuara "Aku tunggu keadilanMu untuk hidupku seutuhnya dalam waktu maksimal 2x24 jam, Tuhan Allah!"


Gute Abend.

From the stupid notebook on the bed.

0 Coment:

Posting Komentar