Kekhawatiran Dua Jiwa
(Bukittinggi, 17 September 2011)
Di hampir seperempat abad usia ini, puji syukur Alhamdulillah, Allah swt menjamah doa-doa dan harapanku (walaupun belum begitu terwujud) tapi hamba yakin ya Allah swt, Engkau tak pernah sia-sia atas semua ciptaanMu.
Yups, baru 3 bulan ini, hubungan itu baru terjalin setelah melewati kisah yang paaanjang dan laaaamma...(kaya iklan coklat pasta)haha...tapi sumpah deh, jalan Allah swt sungguh luar biasa indah dan bermakna. Kami bertemu di kesempatan yang kedua dengan kondisi jiwa yang serba ‘kekurangan’ hingga kami serasa saling melengkapi ketika bertemu.
Hmm...cinta. Ya..itu cinta. Cinta hadir tanpa di paksa dan mengada-ada. Ia mengalir mengisi kekosongan jiwa yang merana. Cinta membuat segalanya berwarna. Kami percaya, bahwa cinta bukanlah sekedar urusan dua jiwa, tapi juga urusan seluruh keluarga. Dan islam pun mengajarkan tentang pernikahan untuk mengikuti sunnah RasulNya.
MENIKAH!! haah..jangan pikirkan tentang meriahnya pesta, sakralnya ijab-qabul, mewahnya gaun pengantin, bahagianya para tamu undangan, sibuknya panitia daaan sebagainya karena itu terjadi hanya di hari H. selanjutnya..yaa urusan berdua. Kamu dan Aku!! kalo orang-orang bilang mah ‘derita lo!!’
Dua jiwa ini sedang dilanda gundah. Kami khawatir karena kurangnya keyakinan akan bisa menjalani pernikahan yang sesuai harapan agama. Kami khawatir kelak tidak terpenuhi segala kewajiban serta tak terterimanya hak sebagai pasangan. Kami khawatir, kurangnya keimanan ini akan membuat semuanya menjadi ambruk. Ada yang bilang:
“Yaelah..ngapain dipikirin sekarang. Jalanin ajaa...”
Mungkin kami hanyalah dua di antara segelintir orang yang terlalu berpikir panjang sebelum memutuskan untuk menikah. Jujur, kami khawatir!! dan hanya pada Allah-lah kami berserah diri untuk saling menguatkan. Saya pribadi dan juga dia, sungguh sangat SALUT pada mereka yang bisa berpikiran simpel, cepat dan bergegas. Bagaimana caranya ya??
Hmm..hingga detik ini, kami masih memikirkannya. Hingga kami sadari, dua jiwa ini adalah dua jiwa yang memiliki cita-cita yang sama, yaitu ke-sakinahan hidup berumah tangga.
Semoga Allah menguatkan 2 jiwa yang sedang khawatir ini.
Amin.
17 September 2011 pukul 22.21
Bismillah ya Mba.. semoga dimudahkan jalannya :)