twitter



17/09/2011
Aduh Di, tingkah dua anak ini bikin aku pengen nglempar sandal. Nggak tahu siapa yang mau sendalnya tak minta trus tak lempar ke dua-duanya. Hhhhh!!!!! Habis mereka kayak anak kecil banget.
Siapa yang nggak kesel, aku juga punya segudang pe-er yang harus diselesaikan. Organisasi, pekerjaan, skripsi, tanpa mereka berdua tambahi dengan masalah itu pun kepalaku udah terasa nyut-nyutan. Sumprit, nih dua anak pengen tak apain ya???????????????
Sin udah menghadapku. Dia minta keadilanku sebagai karena nggak mau bayar kos setahun gara-gara dia cuma nginep tiga bulan (padahal dari awal kan aku udah ngasih tahu kalau kontraknya setahun. Makanya dengerin kalau ada orang ngomong. Hrrgghh!)
Si May juga akhirnya buka mulut. Mulanya aku keki juga sama dia, kok ada masalah nggak mau jujur sama aku malah ngadu-ngadu ke seniornya yang lain, ngadu ke genk-nya. Aduuhh duh duh, kalau udah rempong kayak gini kan ujung-ujugnya aku yang repot.
Sebenarnya telingaku juga udah panas dengerin cerita mereka. Yang satu merasa benar, yang satu nggak ngerasa kalau tingkahnya bikin orang lain ‘anyel’. Terlalu!
Cerita, cerita, cerita. Ya udah aku dengerin aja. Endingnya ya udah aku biarkan saja. Aku Cuma berharap mereka akhirnya tobat sendiri dan baikan sendiri. Habis aku sudah kehilangan kata-kata gimana lagi mau merujuk mereka. Mboyak!
Pokoknya aku sebagai mbak kos mereka nggak mau ikut-ikutan terlibat masalah anak kecil yang sebenernya nggak perlu dipikirkan.
Di, pada akhirnya aku juga yang harus turun tangan. Gubraksss!!!!! Sekali lagi mereka bikin masalah yang aneh-aneh, aku nggak mau lagi dengerin apa pun itu. Dua-duanya akan kuusir dari kos! Haha, galak amir.
Tapi ada hikmahnya juga kata salah satu adik kosku. Kalau nggak ada masalah kayak gini, kapan mbak Rahma mau dengerin kita? Kapan mbak mau peduli? Kapan mbak mau care? Kapan mbak mau…………………………………….. Ada-ada saja, aku kan cuek tapi baik hati. Cuma kadang-kadang aja nggak dewasa. Hiks!

0 Coment:

Posting Komentar