twitter


"menghabiskan waktu, duduk berdua denganmu~ bercerita tentang, hidupku, dan hidupmu~"

nyanyian Ungu yang satu ini merupakan kenangan masa SMP yang meriah.. hahaha.. 11! Kangen sama makhluk narsis yang satu itu. Hebat banget, cowok seperti dia kok bisa sampe bikin gue jatuh cinta? Padahal gue sangat susah deket sama orang meskipun cowok banyak yang berbaur sama gue. Hemm.. Emang dasarnya aja kali ya gue aneh?

Satu-satunya cowok yang gue mau deketin ya cuma si 11 ini.. Yang lain sih~ yah, sama seperti kebanyakan, cuma karena kesempurnaan gue di Matematika, makanya mereka deket2 supaya bisa nyontek. Selebihnya? NOTHING..

Ketika aku merasa diri ini memang sempurna, meski bukan secara fisik yang kata orang "sempurna itu pasti CANTIK", menurutku, kesempurnaanku adalah bakat-bakat terpendamku yang tetap kugali meski otodidak. Ya, itulah kemenangan sejatinya diri. Ketika kau mampu menganalisis spesifikasi problem dari ketakutanmu, kamu sudah bisa dibilang proses berlomba dengan ketakutan itu sendiri. Karena, hal yang paling HARUS ditakuti adalah ketakutan itu sendiri kan?

Namun, seperti latar belakang Bella di Twilight, kisah cintaku sama sekali nol. Akupun jadi mudah jauh dan retak dengan si 11, cinta pertamaku. Dia orang yang sangat easy going dan supel. Sering ngumpul sama genk manapun, jago basket, Bahasa Inggris dan semua bahasa yang dipelajarin di sekolah. Biologi dan Geografinya juga MANTAP. Yah, dari situ aku tahu, kesempurnaanku ini BERBATAS. Yah~ hanya hitung2an dan seni serta komputer saja.. Hahaha. Padahal BAHASA juga penting.. Entah lah.. emang dableg ya dableg aja kali ya? Meski "dableg" dalam kategori aku, sih, bukan umum.. Hehehe :p

Kesempurnaan yang berbatas..
Begitulah kurangkum BBHB ku kali ini.
Hal berbeda dengan hikmah yang sama kualami dalam hubungan percintaan yang sangat amat MONOTON bersama Radhitya, sebut saja Vicco. Aku yang terlalu mencintai pasangan jika memang sudah berstatus, menjadi jauh lebih membosankan ternyata begi dirinya. Aku terlalu setia, sementara dia selalu selingkuh. Sebenarnya justru saling melengkapi, ya?
Cintaku memang terlalu sempurna, ternyata. Terlalu utuh.
Jadi lain kali, aku harus PELIT membagi cintaku untuk cowok apalagi pria. Karena, ketika aku condong untuk mereka, aku kehilangan diriku, fikiranku terbagi "harus mikirin tentang dia" dan sebagainya.
Aku yang terbiasa jadi anak semata wayang, sebelum akhirnya mama meninggal dan aku harus tinggal dengan papa kandung yang sudah lama menikah lagi dan punya anak, nah, aku tuh udah biasa jadi anak semata wayang dan serba ada.
Kesempurnaan Ibu yang tak berbatas di mataku, namun ketika au harus menjadi seorang kakak, sungguh, kesempurnaan hidupku MINUS! :'(

Yah, lagi-lagi Kesempurnaan yang berbatas.
Berbatas keadaan, berbatas perhatian, berbatas cinta, berbatas materi, berbatas perhatian, berbatas makanan, berbatas prestasi, berbatas pekerjaan, dan sebagainya, bahkan berbatas patah hati.

Sebagai pelipur lara, cintaku pada Evanescence MUNCUL KEMBALI! Yeayyyy!!! :D
Semalaman, notebook pijaman ini tidak kumatikan. Kubiarkan halaman Blog CHSP ini aku hidupkan dan mendengarkan PLAYLISTnya hingga tertidur..
Efek Gothic Metalnya menenangkan diriku lagi :)
Thank,God..

0 Coment:

Posting Komentar