twitter


Di awal September

Awal September sepertinya telah menjadi milikku dan miliknya. Karena Bulan September lah yang menjadi saksi akan perjumpaanku dan dirinya. Serasa mimpi kalau kuingat masa- masa itu dalam kenangan terindahku saat ini. Tentu aku sangat bersyukur kepada-NYA yang mempertemukan aku dan dirinya yang sekian lama dirundung masa- masa penantian di perantauan. Hari- hariku kala itu serasa begitu semangat tak seperti hari- hari biasanya. Hadirnya dirinya seakan membuatku semangat dan bangkit kembali. Dialah yang begitu semangat memberiku nasehat yang penuh dengan manfaat. Dia juga lah yang membuat beban ini tak lagi terasa berat. Aku hanya bisa menanggung malu kalau ingat masa- masa itu. Karena aku masih belum mampu membalas kebaikan- kebaikannya padaku yang begitu agung.

Tapi awal September pula yang telah membuat hatiku risau dan juga galau. Bagaikan angin yang berhembus entah tak tahu kemana arahnya, bagaikan kaki yang melangkah tak tahu arah. Bulan itu rasanya seolah ingin kubenci. Kenapa di Bulan September pula aku mendapatkan takdir untuk berpisah dengannya. Seolah antara hatiku dan hatinya menjauh. Buliran- buliran air mata tak lagi bisa kubendung saat perpisahan terjadi. Kini aku hanya bisa menyapanya, merindukannya lewat hubungan jarak jauh. Doaku senatiasa terhatur untukmu agar engkau selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan selalu diberi kemudahan dalam melangkah demi kebaikan. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

*Spesial buat orang yang aku sayangi nun jauh disana

0 Coment:

Posting Komentar