HARU KU PADA GURU!
Oleh: Maya Noorwidia Ulaeni
28 Januari 2012 – sore
Helaan nafasku sore ini sangat indah tertata dalam rongga :)
Lembayung senja pun seakan mengecupkan ciuman hangatnya di keningku dan
memberitahu bahwa sekarang suDah jam 16.00 :) Jingga kemerahan itu memang
setia, selalu menantangku untuk menyunggingkan senyuman hangat dari bibirku.
Jam di akhir pekan ini memang terasa hangat meraja bahagia, mungkin karena UAS
semester 5 ku rampung juga di hujung pekan ini :) Rasa lelah hari ini seakan
tergantikan, dengan melihat wajah guru favoritku [----Pak Yus----], itu
panggilan akrabku padanya [-----Yus Rusmana-----]. hari ini beliau mengumpulkan
para penulis novellete yang terjaring untuk penerbitan buku. Kabar yang indah,
novelleteku yang berjudul "Jebak Ilalang" tersaring didalamnya. Rasa
syukur yang menyeruak membahana membuat hujung senjaku terasa tenang dan menang
[alhamdulillah]. namun ku redam rasa bahagiaku di depan teman-teman kala itu,
hanya ucapan alhamdulillah dan senyuman mesra bersahabat yang ku ukir kala itu
[padahal, aku ingin sekali berteriak dan tertawa girang atas apresiasi yang ku terima
dari perjuanganku menulis novellete kala itu,hehe]. Dengan hati yang sadar, Aku
jadi teringat pepatah ayahku dulu, "Jadikanlah dirimu dan ilmumu
seperti padi yang berjuang tumbuh dan memberikan hasil pada semua orang tanpa
pernah menengadahkan batangnya (sekalipun ia disanjung dan dipuji oleh semua
orang).
Jujur, saat itu aku terpukau atas apa yang dipesankan oleh ayahku, teladan, renungan, dan cerminan adalah beliau yang selalu ku sayang (papa). Sekarang aku duduk di jurusan Sastra indonesia, wacana yang diamanatkan oleh ayahku seperti feature yang tertulis rapi dalam nadi-nadi setiap penullis, kalau kita ingat pribahasa >> Berilmulah seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk. Sampai saat ini, aku terus mengingat dan menerapkan pribahasa itu dalam hidupku. Aku juga jadi teringat sama tanteku [---Eem Emalia---], novellete yang ku tulis itu (masih dalam bentuk soft copy) mendapat apresiasi positif darinya, semangat dan kesediaannya menjelajahi cerita dalam novelleteku, dan memberikan kesan-kesan unik yang ia dapatkan setelah membacanya serta memberikan saran-saran menarik untuk hujung cerita dalam tulisanku, sontak membuatku hatiku berbunga [hehe], karena jarang sekali ada orang yang bersedia meng-endosement karya seseorang sedalam dan sesetia beliau [thanks for ur edos, my aunt :)]. Aku tinggal mengumpulkan tulisan pelengkap dalam bukuku: kata pengantar penulis, riwayat kepenulisan, surat keterangan keaslian naskah dan beberapa foto bebas, hehe. hatiku berdoa semoga perjalanan dan proses penerbitan hingga pemasarannya lacar serta penuh berkah, aamiin :) Perasaan bahagia tetap bertahan di hatiku kala itu, tanpa menghimpun perasaan angkuh dalam tubuh, akhirnya ku mampu lewati pertemuan gembira bersama penulis-penulis novellete di ruang 23 saat haru. Terimakasih guru atas apresiasi hari itu. :)
Jujur, saat itu aku terpukau atas apa yang dipesankan oleh ayahku, teladan, renungan, dan cerminan adalah beliau yang selalu ku sayang (papa). Sekarang aku duduk di jurusan Sastra indonesia, wacana yang diamanatkan oleh ayahku seperti feature yang tertulis rapi dalam nadi-nadi setiap penullis, kalau kita ingat pribahasa >> Berilmulah seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk. Sampai saat ini, aku terus mengingat dan menerapkan pribahasa itu dalam hidupku. Aku juga jadi teringat sama tanteku [---Eem Emalia---], novellete yang ku tulis itu (masih dalam bentuk soft copy) mendapat apresiasi positif darinya, semangat dan kesediaannya menjelajahi cerita dalam novelleteku, dan memberikan kesan-kesan unik yang ia dapatkan setelah membacanya serta memberikan saran-saran menarik untuk hujung cerita dalam tulisanku, sontak membuatku hatiku berbunga [hehe], karena jarang sekali ada orang yang bersedia meng-endosement karya seseorang sedalam dan sesetia beliau [thanks for ur edos, my aunt :)]. Aku tinggal mengumpulkan tulisan pelengkap dalam bukuku: kata pengantar penulis, riwayat kepenulisan, surat keterangan keaslian naskah dan beberapa foto bebas, hehe. hatiku berdoa semoga perjalanan dan proses penerbitan hingga pemasarannya lacar serta penuh berkah, aamiin :) Perasaan bahagia tetap bertahan di hatiku kala itu, tanpa menghimpun perasaan angkuh dalam tubuh, akhirnya ku mampu lewati pertemuan gembira bersama penulis-penulis novellete di ruang 23 saat haru. Terimakasih guru atas apresiasi hari itu. :)