twitter


BBHB - Repita Hadi
22 Januari 2012

Catatan Kopdaria

Yuhuuu, alhamdulillah akirnya Allah memberi kesempatan untukku berangkat menuju kota Pahlawan, menyusuri jalan kenangan. Ehemm. Walaupun sebenarnya kepala rasanya pusing dua puluh keliling. Sampai gak bisa tidur nih malam, hanya terlelap satu jam saja saking penatnya. Ya sudah nikmati saja dengan senang hati semoga tidak masuk angin esok pagi.
            Pukul tiga lebih sepuluh menit, saatnya beraksi. Berangkatttt, sambil nenteng tas isi payung satu-satunya barang yang bisa disiapkan Simbok. Duh, males juga sebenarnya bawa, haqul yakin soalnya yang lain pada nggak bawa nih. Jadi percuma kan kalau hujan hanya ada payung satu, masa harus berenam hihi, tapi tak apalah demi menyenangkan hatinya.
            Perjalanan pagi yang menjadi moment termahal sepanjang hidup, tidak ada lagi segelas air merah kecoklatan penghangat lambung ketika terbangun yang dulu biasa di siapkan Ibu setiap pulang, ketika hendak kembali berangkat kuliah pagi-pagi buta, bahkan ketika sudah bekerja pun. Semua harus kulakukan sendiri sekarang, termasuk ubo rampe rumah sebelum pergi. Hmm, ternyata begini rasanya menjadi manusia dewasa yang sesungguhnya.
            Tunggu menunggu selesai, berangkatlah dengan gembira, cita-citaku begitu naik langsung tidur hitung-hitung bayar hutang tidur semalam. Ternyata tetap saja tidak bisa merem, setiap mau bermimpi busnya nendang lobang mak jedaggg, waduwh untung saja gak hamil, coba kalau hamil bisa-bisa keguguran deh akibat mental.
            Jam tujuh lewat sedikit, baru sampai jombang. Kulirik kiri, hehehe sama deh, semua parfumnya berubah jadi bau minyak angin. Ya Allah, semoga tidak ada yang tumbang di jalan. Tapi alamat kesiangan deh, harusnya jam delapan mendarat di Bungurasih. Begini nih yang aku tak suka, datang terlambat. Rasanya jadi nggak enjoy deh kalau nggak on time.
            Hampir setengah sepuluh, sampai deh akirnya di IAIN dengan selamat. Wow... mas MJ sudah siap diatas kuda besinya jemput semua orang. Telat sih, tapi kan lebih baik terlambat dari pada tidak hehehe. Begitu masuk aku langsung terpukau, ada suara merdu dan empuk. Owh, ternyata keponakanku sedang berdo’a dengan khusuk. Aduh... tante juga mau di ajarin ngaji, Nak!
            Saatnya duduk manis, dengerin PP Jo bagi-bagi rantang. Seperti biasa sambil pegang pulpen lihat kertas kosong. Tak bersuara. Wahh... malah dibilang merenung. Waduwh Pe... gak tahu ya, aku kan emang begitu kalau di ajar, merekam setiap kata dalam memori gitu. Hihi padahal emang sudah sebulan gak bisa senyum nih.
            Tapi masalahnya jadi ketauan kalau jarang ngomong nih, hehe. Kan lebih suka jadi pendengar setia gittuuu. Tak apa ya, yang penting kalian semua selalu dihatiku kok sob. Suwer deh, senengggg sekali ketemu kalian semua. Anugerah terindah pengobat gundah. Ya.. beginilah hidup, selalu ada bermacam karakter manusia di sekitar kita yang harus bisa kita telusuri bagaimana cara kita memahaminya.
            Tapi jujur, pas lihat si imut Nava, aku jadi berpikir. Kenapa aku bisa begini ya sekarang? Padahal dulu waktu seumuran dia aku jadi manusia paling heboh di sekolah, cerewet, teriaknya paling kencang sampai-sampai terdengar dari sekolah ke rumah yang jaraknya dua puluh lima meteran. Sudah begitu paling hoby ngeyel dan berantem sama teman laki. Wkwkwk.
            Hmm, baru sadar. Waktu banyak merubahku. Keadaan mampu mendewasakan. Aku jadi rindu masa kecilku, tanpa beban, tertawa lepas tanpa ada guratan masamnya duka. Hidup ini indah... saatnya mensyukuri dan mengikhlaskan yang terjadi agar damai rasa hati.
            Ahaa, tapi aku seneng nih, dapat buku PP yang kuincar sejak belum daftar WR, mantra cepat kaya. Penasaran tauuu. Asyikk, dapat bonus juga. Sipp deh dapat rantang novel metropop Fortunata, terimakasihhhh. Nggak tahu deh lupa tadi nulis apaan, perasaan ngalor ngidul sampai-sampai mau masukin satu ayat saja bingung ngambil moment memasukkan kata yang tepat. Padahal dari atas sudah terekam naruh “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka mau merubah.”  Begini deh kalau punya IQ lola, tapi alhamdulillah masih normal.
            Tapi yakin jadi nyesek nih kalau lihat nama mas ichsan nanti. Yach, Pe... bilang aja kalau mas Ichsan naskah-naskahnya dah lari jauh sampai Jakarta, kalau aku masih nggremet di Surabaya alias jalan ditempat gitu. Wkwkwkwk. Emang iya sih hihi. Wajar dong, mas ichsan kan laki larinya kenceng, lha akukan perempuan, mana kurus lagi. Kalau kalah ya gapapa gitu. Aku tuh sebenarnya rajin, tapi masih sibuk ngurusin hati dan pikiran hehehe alasan. But, jadi berpikir ‘kalau mereka bisa kenapa aku nggak?’
            Selalu ada hikmah di setiap kejadian, banyak sekali yang dapat kupetik dari silaturahmi kali ini. Yang terpenting adalah selalu menjaga ukhuwah yang sudah ada. Jangan sampai kita menjadi orang lemah, “selemah-lemah orang adalah yang tidak mau mencari teman, lebih dari itu adalah mereka yang melupakan teman yang telah dicarinya.” Perowinya siapa ya? aku lupa hehehe. Banyak teman banyak ilmu deh pokoknya.

0 Coment:

Posting Komentar